18.

2.6K 291 35
                                    

Y/n memandang pantulan dirinya sendiri di cermin besar itu, memerhatikan penampilannya dari atas sampai bawah, mencari sesuatu dari dirinya yang membuat orang disekitarnya memperlakukannya seperti anak kecil.

Bukankah dia sudah masuk ke remaja, saat dimana para gadis mulai memerhatikan penampilan dan lawan jenisnya, bahkan mungkin beberapa dari remaja itu sudah berpacaran.

Tapi Y/n? Oke dia adalah gadis remaja yang sangat tertinggal dengan dunia, empat tahun terjebak dalam masa lalu membuatnya tertinggal banyak hal.

Y/n mendengus sebal, lagi-lagi ia tak menemukan letak hal yang menjadi alasan orang-orang itu memanjakannya, terutama Felix, kakaknya.

"Y/n, kamu sedang apa?"

Y/n menoleh ketika pintu terbuka, menampilkan tiga pemuda bertopi dan bermasker dengan dua kantung besar yang pastinya berisi minum dan makanan ringan.

Y/n menggeleng, lalu menghampiri sang kakak yang baru duduk di samping sofa, lesehan di lantai.

"Kakak, apa latihannya masih lama? Kemana anggota groupmu?"

Felix terkekeh pelan, tampaknya sang adik mulai bosan. Memang sejak tadi latihan groupnya belum dimulai karena member lain belum datang, sejak tadi hanya satu pemuda yang sedang berbaring di sudut ruangan itu yang datang.

"Apa dia mengabaikanmu? Tidak mengajakmu bicara?"

Minho menujuk manusia yang berbaring dengan mata tertutup di ujung ruangan itu, sementara Bangchan dan Felix terkekeh.

"Dia pasti tidur, dia bisa tidur dimana saja dan kapan saja.."

"Sejak kapan dia datang?"

Atensi tiga pemuda itu beralih pada satu-satunya gadis disana, gadis itu memasang wajah bingung seraya memerhatikan pemuda di sudut ruangan.

"Kamu tidak tau? Bukankah kamu disini sejak tadi? Kita bertiga kan keluar membeli ini semua,"

Y/n hanya nyengir, mungkin ia terlalu fokus memerhatikan diri menghadap cermin sehingga tidak menyadari kalau ada manusia yang masuk ke ruang itu dan langsung berbaring di sudut ruangan.

"Dia siapa, kak?" tanya Y/n setengah berbisik.

Felix mengangguk, lalu sedikit mencongdongkan diri untuk balas berbisik pada sang adik.

"Kim Hyunjin, member Stray Kids yang paling malas."

"Mwo?!"

"Dia tidak tidur?"

"Mati kau Felix!"

"Why why why? Apa yang terjadi."

"Y/n setelah ini kakak harap kau makhlum dengan latihan kami, oke?"

"Eh?"

.
.
.
.
.

"Hya! Posisimu kurang kesana.."

"Gerakkan apa itu?!"

"Kenapa kau lemas sekali?!"

"Jeongin-ah tolong sedikit bergeser."

"Kenapa jadi berantakkan sih?!"

"Tolong seriuslah!!"

"Kita ulangi satu kali lagi!"

Musik yang semula berdentum keras itu kembali dimatikan, entah sudah berapa kali ini terjadi, dan kemudian dinyalakan kembali.

Sembilan pemuda itu selalu mengulang posisi awal mereka dan memulai dari awal lagu, bahkan Y/n hampir bisa menghafal formasi pertamanya karena terlalu sering diulangi.

Gadis itu duduk di sofa yang terletak di sisi ruangan, ia memerhatikan sembilan pemuda yang sibuk berlatih.

Entah mereka benar-benar berlatih atau hanya adu mulut dan saling menyalahkan sejak tadi, yang pasti mereka bahkan belum menyelesaikan satu lagupun secara sempurna. Padahal menurut penuturan Felix, mereka akan menampilkan tiga lagu di acara ini.

Mereka sudah berlatih selama empat jam, bahkan Y/n mulai merasa bosan dan mengantuk, namun tetap saja masih belum ada yang mencapai lagu terakhir.

Y/n menghela napas, lama-lama ia mulai merasa lapar, tapi sepertinya Felix terlalu sibuk dengan latihannya hingga melupakan kalau ini waktunya makan siang.

Gadis itu beranjak dari duduknya, ia berniat untuk keluar mencari udara segar dan makanan. Sebelumnya tidak lupa ia memeriksa persediaan makanan dan minuman yang tadi dibawa oleh teman kakaknya.

"Mungkin aku harus membeli makanan dan beberapa minuman lagi,"

Gadis itu mengangguk, kemudian berjalan keluar ruangan. Karena terlalu sibuk dengan adu argumen yang mereka lakukan, sembilan pemuda itu tak menyadari kalau satu-satunya gadis disana pergi meninggalkan ruangan.

.
.
.
.
.

Y/n melewati lorong yang disisinya terdapat ruangan dengan pintu-pintu putih, namun setiap pintu memiliki kertas nama yang berbeda, mungkin untuk membedakan ruangan setiap Idol yang akan tampil pada acara dua hari lagi.

Saat menyusuri lorong lantai dasar, atensinya menangkap sebuah tulisan yang ada di salah satu pintu di ujung lorong.

Entah kenapa, ia tertarik semakin mendekat ke pintu itu, lagipula ia juga harus melewati ruangan itu jika harus keluar dari gedung ini.

Memerhatikan pintu-pintu yang ia lewati, Y/n semakin ingin mempelajari huruf yang tertulis disana. Beberapa kertas yang ditempel di pintu memang menggunakan huruf asli negara mereka, dan sampai sekarang Y/n baru menguasai beberapa huruf.

Tulisan di ruangan ujung itu tidak menggunakan tulisan yang sama dengan yang lain, tulisan itu menggunakan huruf abjad pada umumnya. Dan namanya cukup aneh.

TXT

Cekleck!

Y/n terlonjak kala pintu yang tulisannya baru selesai ia baca itu terbuka, memunculkan sosok pemuda jakung dengan setelan treening dan kaos oblong seperti yang dikenakan beberapa teman kakaknya tadi. Mungkin saja pemuda itu juga baru selesai latihan.

"Soobin-ah, kau akan keluar sendiri?"

Pemuda itu kembali menoleh ke pintu, tak lama muncul seorang laki-laki yang tak asing di mata Y/n.

"Ye, Samchon. Aku akan membelinya sendiri."

"Kenapa tidak minta tolong adik-adikmu saja?"

Pemuda itu menggeleng. "Mereka terlihat lelah, Samchon. Biar aku saja."

Laki-laki itu mengangguk, ia tersenyum pada sang keponakan. Namun senyum itu memudar kala menyadari ada yang memerhatikan mereka.

"Y/n?"

.
.
.
Tbc~

MunLovea
Sabtu, 20 April 2019

Save Me (TTU Season 2) [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang