"Sudahlah maah, Tak usah menangis lagii. Maafkan aku maah atas kelancangan ku berbuat dan berbicara seperti itu pada papa. Aku tau aku kelewatan. Tapi dia lebih melampaui batasan mah! Iam so sorry mom" ucapku.
"Terima kasih nak, maafkan mama yang lemah ini.." ucapnya dan lalu pingsan.
"Maahh.. Mamahhh, mamaaaahh!!!! Bangun maah bangunn!! ANNAAA!! ELLYYYS! CEPAT KESINII! ANNAA! ELLYS!!" Teriaku.
Aku pun membaringkan mamaku disofa. Anna dan ellys pun aku suruh masak dan menjaga mama. Sedangkan aku telfon dokter.
"Assalamualaikum dok, Selamat pagi, dok, mohon bantuannya sekarang segera kerumah saya. Mama pingsan. Cepat yah dok, terimakasih" ucapku tanpa membiarkan dokter bersuara. Dan aku memutuskan telfon sepihak.
Aku pun bergegas kekamar. Aku tau papa tak akan bermain dengan ucapannya. Tanpa menunggu waktu lama. Aku pun membereskan kamarku. Dan memasukan segala pakaianku ke koper. Buku ku ku simpan didalam kardus. Dan barang-barang berharga lainnya.
Aku pun turun, dan menghampiri mama dan kedua adikku.
"Anna? Ellys? Sebaiknya kalian kemasi barang-barang kalian. Dan ingat jangan sampai papa tau. Ambil semua barang berharga kalian. Dan ambil semua barang yang bisa dijual. Kardus ada di gudang! Tidak harus ada yang ditanya sekarang! Ambil juga barang yang ada di kamar mama, Perhiasan, Baju, Laptop, alat makeup, Pakaian bayi untuk calon adik baru kita. Segera! Sana!" ucap ku dingin. Dan menatap tajam. Hingga tak ada cela untuk menjawab.
"Maahh.. Sabarlaah, aku akaan mencari yang terbaik untuk kita! Maah aku sudah menabung dari smp tanpa mama dan papa taau. Aku ga boros mah, aku ga boros. Mama sekarang harus janji akan baik-baik saja! Aku akan mencari rumah untuk kita menetap! Dan akan ku bangun perusahaan dengan uang tabungan ku! Aku akan Mengalahkan papa mahh! Aku janji!" Ucapku tanpa balasan mama.
Ting! Tong!
Aku pun langsung menghampiri gerbang, dan langsung membukakan nya dan dokter pun mengikuti ku. Tanpa banyak bertanya dia pun langsung menghampiri dan memeriksa mama.
Setelah diperiksa, aku menghampirinya untuk bertanya. Aku juga membawa segelas susu dan nasi goreng yang tadi anna masak.
"Jadi bagaimana keadaan mama felly saya dok?" tanya ku dan menaruh segelas susu dan sepiring nasi goreng diatas meja.
"Felly hanya butuh istirahat, dia habis menangis yah? Pribadinya tak jauh dari dulu ternyata, masih cengeng tapi so tegas, felly felly! Kau sungguh wanita yang keras kepalaa!" jawabnya seakan melencong.
Putra abdi jaya, Ialah seorang dokter sekaligus sahabat mama dari smp.
"Terima kasih pak dokter! Mama, lagi ada masalah karna papa! Seperti biasanya!" ujarku menunduk kesal.
"Ohh, joshua! Bodohnya aku, kenapa aku harus bertanya jika aku selalu tau penyebabnya" ucap putra seakan akan berbicara pada dirinya sendiri.
"Nak, kamu harus sabar yah! Kamu harus lebih kuat! Sekarang kamu lah yang diandalkan, saya tau kalau kamu adalah anak yang pandai!" ucapnya.
"Pak dokter, kenapa ga bapak aja yang jadi papaku! Kenapa harus joshua! Mama sangat bahagia pasti kalau dengan bapaaaak dokterr! Hikksss.. Hikss.." Ucapku memeluk pak dokter.
Pak dokter adalah sahabat mama sekaligus sahabat ku menurutku, dia selalu menasehati ku dan selalu bisa membuatku merasa sosok papa yang hilang 2tahun yang lalu ada kembali. Ia selalu mendengarkan curhatku.
"Heii! Ayolah! Jangan menangis! Kau kuatt delia! Kau kuat! Dallya kinanti dylana! Kau harus buka mata mu lebar lebar! Kau bisa kalahkan masalah mu!" ucapnya, dan mengelus rambutku.
Aku pun melepas pelukan ku."Terimakasih Pak, Kau telah menjadi sosok papa yang 2tahun ini hilang." aku pun pergi, meninggalkan mama dan pak dokter berdua.
Aku pergi ke kamar sikembar.
"Heii twince? Apakah sudah selesai?" tanyaku.
"Mana mungkin selesai baru setengah jam kak! Dan kami hanya bekerja berdua! Dengan ellys! Lemot!" ucap anna
"Heii! Yang dari tadi lemot kamu yaah!" ujar ellys
"Kamu!"
"Kamu anna!"
"Kamuu ellys! Kamuu! Kamuu! Kamuuu!!""STOP! HENTIKAN! JIKA INGIN BERTENGKAR TERUS MAKA AKU TAK AKAN MEMBANTU KALIAN! DAN UANG JAJAN KALIAN AKAN KAKAK POTONG! NGERTI!" Ketus ku.
"Baiklah kak, maafkan aku ellys." ucap anna.
"Maafkan aku jugaa kak anna, Kak Dallya.." ujar ellys.
"Sudahlah! Sini kakak bantu!"
Aku pun membantu mereka, mereka terlihat bungkam. Mereka mengerjakan nya bersama-sama. Terlihat kompak padahal baru saja bertengkar.Kami pun selesai berberes. Dan kami menuju ke kamar mama secara diam-diam. Ellys menjaga didepan. Untuk berjaga-jaga ketika papa tiba-tiba pulang.
"Anna, Kamu masih ingat kan apa yang kakak tugaskan?" tanya ku memastikan semuanya.
"Iyaa kak dallya bawell, aku ingat, tapi kak bagaimana caranya agar tak ketahuan?" tanyanya.
Aku pun terdiam, aku mulai berfikir keras.
"Sudahlah. Tak usah dipikirkan! Kalo ketahuan kita tinggal bilang ini meminjam! Lagi pula kamu tak usah tegang begitu anna" Jawabku.
"Kak.. Aku dan ellys sudah tau apa yang terjadi.. Kakak tak perlu merahasiakannya lagi! Kak, kami sudah berumur 14tahun! Kami bukan anak kecil, ga ada yang harus kalian tutupkan lagi! Kak.. Kami bahkan tau semuanya yah walaupun sedikit terlambat, kami ingin kakak beritahu kami semuanya, tapi kakak tak kunjung memberitahukannya hingga kami memergoki kalian sedang bertengkar , hingga kak vanie memutuskan untuk ngekost didaerah kampusnya, hingga kakak tadi ditampar. Kami sudah tau kak, kakak hanya perlu menjelaskannya lagi, supaya kami tak salah paham" ucapnya dengan sendu.
"Shit! Oh ayolah! Kalau kalian sudah tau! Gausah sedih! Kakak bisa kok ngebiayain kalian hingga sekolah tinggi. Kalian harus belajar! Masalah ini ga perlu kalian ambil pusing! Sudah yuk kita keluar, sebelum papa datang, semuanya kita bawa ayuk" ucapku dengan tegar.
Kami pun keluar dari kamar mama, dan menghampiri ellys. Kami membawa semuanya kekamar ku. Dan kami keluar dan mengunci kamarku.
"Sekarang tugas kalian menjaga mama! Dan temanin pak dokter! Mengerti?! Dan pegang kunci mobil ini! Jangan sampai diambil papa!" Ujar ku dan aku pun pergi meninggalkan rumah dengan motor kesayangan Ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BAD BOY's AND BAD GIRL [LENGKAP!]
Teen Fiction[LENGKAP!] bercerita tentang beberapa anak yang terlihat BAD. yang selalu bertengkar. Mereka Menyimpan berbagai Rahasia tentang pedih dan kerasnya dunia mereka sehingga mereka terlihat Seperti Pelajar berandalan. mereka sebenarnya tidak seBad yang...