Taehyung sudah menghabiskan dua botol alkohol saat ini, kepalanya terasa pening dan sakit. Taehyung ingin melupakan semuanya. Taehyung ingin marah disaat mengingat tadi ucapan Mingyu. Benar-benar gila.
Kenapa mereka tidak menikah saja? Kenapa harus Taehyung yang terbawa urusan mereka? Peduli setan dengan masalah pernikahan Mingyu yang terancam gagal. Dia yang berbuat, dia yang harus bertanggung jawab.
Taehyung, kau sudah melakukan yang terbaik. Benar. Sudah melakukan yang terbaik.
Taehyung ingin menjaga keluarganya, mencintai SaeJin dengan benar, mencintai Hyera. Menyayangi keluarga mereka dengan sangat baik. Taehyung tidak akan terpengaruh oleh apapun itu. Tidak akan pernah. Taehyung benar-benat ingin menjaga keluarganya dengan benar kali ini.
Taehyung melihat jam ditangan nya yang menunjukan pukul setengah dua belas malam. Sial. Ini sudah semakin larut, Taehyung bisa membayangkan SaeJin menunggunya didepan pintu dengan tatapan mematikan. Oh Yatuhan, membayangkan nya saja membuat Taehyung merinding. Akhir-akhir ini memang SaeJin sedang senang sekali marah kepadanya, apalagi mengingat kesalahan yang Taehyung lakukan kepadanya. Yatuhan, selamatkan Taehyung kali ini.
Taehyung segera mengambil Handphone nya yang tergeletak di meja bar itu, mengetik pesan lalu segera ia kirimkan kepada seseorang, lalu setelah itu menidurkan kepalanya diatas meja bar karena sudah terlalu pening.
Well, Taehyung mabuk.
Setelah beberapa menit menunggu, Jihoon datang menghampiri Taehyung yang saat ini sedang terkapar lemas. Taehyung menghubungi Jihoon. Park Jihoon managernya itu. Taehyung tidak mungkin bisa menyetir dalam keadaan mabuk seperti ini.
Setelah memindahkan Taehyung kedalam mobil jok belakang, Jihoon segera mengantarkan Taehyung untuk pulang kerumahnya itu.
Setengah jam perjalanan, akhirnya merekapun sampai. Jihoon segera membopong Taehyung yang benar-benar mabuk saat ini. Jihoon menggelengkan kepalanya saat mendengar Taehyung yang selalu bergumam tidak jelas sedari tadi.
Jihoon memencet bell pintu rumah, lalu memperlihatkan SaeJin di depan nya. SaeJin terkejut saat membuka pintu, melihat Taehyung yang mabuk saat ini.
"Ah, Kim Taehyung kau ini. Bawa ke kamar saja Jihoon-a." Ucap SaeJin.
Jihoon mengangguk, setelah itu dengan susah payah membopong Taehyung ke arah kamarnya dan di ikuti oleh SaeJin dari belakang.
Disaat sudah berada di depan pintu kamar, Taehyung berhenti, menatap SaeJin dengan kekehan tidak jelas.
Taehyung menatap Jihoon yang saat ini sedang susah payah membopongnya, "Hei, hei, perempuan ini, lihat," Taehyung menunjuk SaeJin yang saat ini mengernyitkan dahi tidak mengerti, lalu setelah itu menatap Jihoon kembali,"Dia milikku. Jangan berani kau mendekatinya. Oke?" Ucapnya.
Jihoon hanya mengangguk-angguk. Sial. Taehyung benar-benar berat.
SaeJin memijat pelipisnya, "Kim. Ah, kau ini kenapa."
Setelah selesai membawa Taehyung ke dalam kamarnya, Jihoon keluar yang diikuti oleh SaeJin.
"Maafkan Taehyung, Jihoon-a, dan terimakasih banyak." Ucap SaeJin berterimkasih.
Jihoon mengangguk, "Tidak apa-apa. Saya permisi dulu." Ucapnya setelah itu beranjak untuk pulang.
Untungnya, Jihoon tidak banyak bicara. Kalau saja dia bicara bahwa Taehyung berbohong kepada SaeJin, bisa saja besok akan menjadi perang dunia kedua antara sepasang suami istri itu.
SaeJin kembali masuk kedalam kamar, melihat Taehyung yang saat ini sedang terkapar lemas diatas kasur dengan gumaman yang tidak jelas sedari tadi membuat SaeJin menggelengkan kepala nya melihat tingkah laku suaminya ini.
SaeJin mendekat, membuka jaket Taehyung dengan perlahan.
"Kubunuh kau kalau mabuk seperti ini lagi." Ucap SaeJin sedikit kesal.
SaeJin terkejut saat tiba-tiba Taehyung bangun, menatap SaeJin sendu dengan mata yang memerah, lalu setelah itu memeluknya dengan erat.
"Istriku, jangan pergi. Tolong jangan pergi." Ucapnya.
SaeJin melirik Taehyung yang secara tiba-tiba mengejutkan nya. Setelah itu bahu Taehyung bergetar di dalam pelukan SaeJin. Ya, Kim Taehyung menangis.
SaeJin terkejut melihat Taehyung menangis, dengan perlahan SaeJin melepaskan pelukannya ingin melihat Taehyung, namun Taehyung semakin erat memeluknya.
"Tae?" Ucap SaeJin.
Taehyung masih menangis, "J- jangan pergi. Aku sangat mencintaimu. Sungguh." Ucapnya.
SaeJin tersenyum, "Aku tahu. Sudah jangan menangis. Hei, bayi besar jangan menangis." SaeJin menepuk-nepuk bahu Taehyung lembut. Menenangkan nya.
Setelah itu tidak ada suara lagi, SaeJin memberhentikan tepukan nya di bahu Taehyung.
"Taehyung?"
SaeJin melirik Taehyung lalu terkekeh disaat mendapati Taehyung yang tertidur di bahu nya, dengan dengkuran kecil.
"Apa ini? Tadi menangis, sekarang tertidur. Yaampun pantas saja bahuku terasa berat." Ucapnya terkekeh.
SaeJin membaringkan Taehyung perlahan, memandang suaminya itu yang saat ini benar-benar tampan dengan rambut yang acak-acakan dan juga bibir yang terlihat menggiurkan.
Sial. SaeJin bisa saja menerkamnya saat ini juga. Taehyung benar-benar menggoda.
SaeJin mendekat mengusap rambut Taehyung dengan lembut, lalu mencium dahi Taehyung.
"Tidurlah. Kumaafkan kau kali ini." Ucapnya.
Tbc
Papa gulaaaa kalau mabuk lucu kali yaa uhh yaampun gabisa bayangin akutu:(
Pendek ya chapter ini? wkwk jgn marah, nanti aku cium😚
Jangan lupa voment thankyou💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pervert Husband - KTH✔
Fanfiction[M] "Yea, he's so fuckin pervert but i love him, so much."