[2019] 2.Here I Am (ENDING)

841 132 18
                                    

Happy Reading!

Sudah tiga hari ini Seohyun mengurung diri di kamar. Hanya sang ibu yang dia izinkan masuk. Kyuhyun hanya bisa berdiri di depan pintu kamar Seohyun tanpa berbuat apa-apa. Hari ini pun, dia masih setia berdiri di depan pintu eboni berpelitur coklat itu. Yurim yang iba menghampiri Kyuhyun dan menepuk bahu pria itu.

"Pulanglah, Kyuhyun-ah! Sejak pulang kerja tadi, kau sama sekali tidak berpindah tempat dari sini,"

"Tidak apa-apa, Eomma! Seohyun pasti sendirian di dalam, aku akan menemaninya walau hanya dari luar," Yurim menutup mulutnya untuk menahan isakan. Menyesali suatu hal, kenapa putrinya tidak jatuh cinta kepada Kyuhyun yang jelas-jelas mencintainya begitu dalam.

"Sekali ini saja, turuti eomma, Kyu. Pulanglah, jika Seohyun sudah merasa baikan, eomma akan memanggilmu untuk datang ke rumah, eo?" mohon Yurim disisa tangisnya. Kyuhyun yang tidak tega akhirnya memilih menuruti keinginan Nyonya Seo. Sebelum melangkah pergi, pria itu berbisik lirih, yang semakin membuat Yurim terisak keras.

"Aku disini, Seohyun-ah. Aku selalu disini,"

***

Seohyun menangis di balik pintu. Dia mendengar semuanya. Percakapan sang eomma dengan Kyuhyun. Bahkan, bisikan lirih sahabat kecilnya itu. Ibunya sudah menceritakan semuanya, tentang perasaan Kyuhyun yang lebih dari sekadar sahabat padanya. Dia merasa begitu jahat. Dia juga bertanya-tanya, kenapa dia tidak jatuh cinta pada Kyuhyun saja? Kenapa dia harus mencintai pria brengsek yang meninggalkannya karena fisiknya yang tidak sempurna lagi?

"Mianhae, Kyuhyun-ah! Jeongmal mianhae..."

***

Ahra memutar bola matanya malas ketika melihat sang adik hanya bermalas-malasan di sofa ruang keluarga. Keponakan kembarnya yang bermain di karpet saja tak diacuhkannya. Kedua mata pria itu menerawang sedih. Tidak tahan, tangan Ahra dengan cepat melesat ke kepala Kyuhyun.

"Ya! Apa-apaan kau, Nuna!"

"Kau yang apa-apaan, Cho Kyuhyun! Kau itu pria atau bukan? Katanya cinta dengan Seohyun, tapi hanya segini usahamu? Heol, daebak!"

"Lalu aku harus apa, Nuna? Dia bahkan tidak mau bertemu denganku!"

"Ingat-ingat lagi apa yang kau selalu lakukan saat Seohyun sedih dan tidak mau bertemu denganmu. Daya ingatmu yang katanya lebih baik daripada Yoo Seung Ho di drama Remember kau letakkan dimana?"

Kyuhyun terdiam. Memikirkan apa yang dikatakan sang kakak. Apa yang dia lakukan saat Seohyun sedih dan tidak mau bertemu dengannya? Kedua matanya memejam, berusaha mengingat lebih keras. Beberapa detik kemudian, mata hitam sejelaga itu terbuka nyalang.

"Sudah ingat?" tanya Ahra. Kyuhyun memandang kakaknya dengan tatapan penuh terima kasih.

"Gomawoyo, Nuna!" secepat kilat dia berlari ke lantai dua, tepatnya ke kamarnya. Ahra yang melihat tingkah adiknya hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Dasar bodoh! Tapi, semoga berhasil, Kyuhyun-ah..."

***

Seohyun terduduk diam di ruang tengah. Tidak ada yang dia lakukan selain melamun sejak tadi. Baru saja dia melihat berita Donghae dan tunangannya yang melakukan konferensi pers tentang tanggal pernikahan mereka berdua. Memang masih terasa sakit, tapi tidak sesakit sebelumnya. Mungkin karena sudah terbiasa. Ingin menangis meraung pun rasanya juga percuma. Kedua rungunya mendengar suara petikan gitar dari luar. Kepalanya seketika menoleh pada asal suara. Penasaran, dia menggerakkan kursi rodanya menuju pintu keluar. Sampai di depan pintu, suara petikan gitar semakin jelas. Saat pintu sudah terbuka, petikan gitar itu berganti dengan sebuah nyanyian.

Kyuhyun BirthdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang