Written by : keyralaws
Happy Reading!
Hari itu masih sangat pagi untuk Seohyun berlarian dengan terburu-buru masuk ke dalam stasiun setelah berhasil men-tap kartunya. Tali tasnya bahkan sampai beberapa kali jatuh menuruni bahu. Setelah membenarkan tali tasnya ke tempat yang seharusnya, ia beralih menatap jam di tangannya, berharap waktu mau berjalan mundur sebentar atau setidaknya berhenti dalam beberapa menit.
Tapi tidak. Semua orang tahu itu hal yang mustahil.
Suasana riuh stasiun di pagi hari adalah hal yang paling biasa Seohyun dengar. Maksudnya, tentu saja karena ia setiap harus harus pulang pergi mampir ke stasiun, Seohyun jadi hapal bagaimana situasinya. Meski hatinya setengah kesal karena telat sepuluh menit dari jadwal kereta yang biasanya ia tumpangi, mau tidak mau Seohyun memutuskan untuk duduk di kursi yang masih tersisa.
Ketika kereta akhirnya datang, Seohyun tidak butuh berpikir—tentu saja sebelum bos nya akan marah lalu berakhir memecat nya—untuk segera naik dan sampai ke tempat kerjanya setelah ia kehilangan banyak waktu di jalan tadi. Yang terpenting sekarang, Seohyun hanya perlu sampai di tempat kerjanya segera.
Tapi sekarang, Seohyun tampak menyesali keputusannya yang tidak berpikir dan langsung masuk ke dalam kereta ketika di sampingnya, ada seorang ibu dengan anak kecil di gendongan nya yang terus menangis.
Melihat anak yang terus menangis itu, Seohyun malah ikut ingin menangis melihat nya. Alasannya hanya ada dua; ia heran karena tidak ada satupun yang mau mengalah pada si ibu pemilik anak ini, yang jelas-jelas lebih di utamakan, juga karena Seohyun benci anak kecil. Apalagi jika keadaannya sama seperti sekarang, anak itu terus-terusan menangis di samping telinganya sampai Seohyun rasanya berniat memarahi anak itu.
Untungnya, Seohyun masih berperikemanusiaan dan tahu bahwa anak itu merasa tidak nyaman bukan karena keinginannya sendiri.
"Sebelah sini saja." tangan kirinya yang terbebas tiba-tiba di tarik oleh seseorang yang Seohyun sendiri tidak tahu siapa. Niat Seohyun yang mau memaki orang itu yang dengan tidak sopan sudah menarik tangannya itu, mendadak urung saat ia mendapat tempat lebih banyak ruang di banding tadi. Sekarang Seohyun tahu bahwa ia seharusnya berterimakasih.
"Ah, terimakasih banyak. Aku tidak tahu bagaimana jika aku harus terus-menerus berada disana." ucap Seohyun yang akhirnya mendongak untuk menatap si lelaki baik hati yang sudah menolongnya itu. Semua kalimat Seohyun tiba-tiba hilang saat tahu siapa yang baru saja menolongnya. Oh, bagaimana mungkin Seohyun bisa melewatkan lelaki yang kelewat tampan itu setiap kali ia naik kereta.
"Bukan masalah. Tapi apa kau tidak apa? Kulihat bukan situasi yang baik."
Suaranya lembut. Sekali dengar pun Seohyun tahu betapa berpendidikan nya lelaki yang sekarang tengah menunduk menatapnya karena perbedaan tinggi mereka. Saking lembutnya, Seohyun pikir lelaki itu tidak cocok naik kereta. Mungkin lebih cocok jika lelaki sepertinya naik mobil mentereng ke kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyuhyun Birthday
RandomBerisi Project dari Penulis Kita untuk Pembaca. 💜Rank 4 For #Seohyun 💜Rank 10 For #Kyuseo