[2019] 2.Our Destiny (ENDING)

606 90 18
                                    


Chapter 2 (Ketetapan Takdir)


Aku tak pernah berusaha sekuat ini, demi membuktikan jika gadis itu tak bersalah. Aku tak tahu perasaan ini apa, tapi aku sangat berusaha untuk membuktikan jika Seo Joohyun tak bersalah. Apakah cinta konyol ini membuat aku seakan ingin melindunginya?

****

Setelah bibi tukang bersih bersih rumah Jessica bersaksi, banyak sekali kode yang bisa kami pecahkan. Kami yakin, bukti ini akan membebaskan terdakwa dari tuduhan yang mengkambing hitamkan dirinya, yang membuat fans sang aktris marah besar padanya, padahal dirinya hanya korban.

Joohyun, dia sangat rapuh karena tidak ada satupun orang yang membelanya, bahkan di dalam tahanan, ia menjadi seseorang yang sangat dibenci tahanan lain karena dia selalu menangis sendirian. Sebenarnya aku ingin masuk pelan pelan dalam kehidupannya, untuk mengurangi beban dan derita hidup yang ia tanggung sendirian. Sungguh gadis yang malang.

Namun aku tidak boleh terlalu memihaknya, aku adalah jaksa yang akan mengadilinya seadil-adilnya. Tidak peduli aku menyukainya, keadilan harus tetap ditegakkan.

Akhirnya persidangan Seo Joohyun berjalan seperti apa yang kami harapkan. Aku dan Hyukjae Hyung berpelukan karena merasa lega. Gadis itu terbabas karena tak terbukti bersalah. Kematian Jessica Jung buka karena dibunuh, melainkan karena pingsan dan terjatuh secara tiba tiba, kemudian kepalanya mengenai pojok almari hingga terjadi pendarahan dikepalanya, dan akhirnya dirinya meregang nyawa begitu saja. Mengenai pola aneh itu, ternyata robot pembersih lantai di rumah Jessica saat itu memang tengah menyala. Pembersih itu terus berjalan sesuai pola dan kemudian jatuh ke bawah. Vakum itu sendiri ditemukan di pos satpam dan telah diidentifikasi jika ada darah sang aktris disana. Dengan semua bukti yang ada, Seo Joohyun dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan yang ada.

(cerita ini terinspirasi dari drama Lee Jong Suk dan Bae Suzy)

Setelah gadis itu dibebaskan, ia bagaikan hilang ditelan bumi. Joohyun yang aku nantikan senyum ramahnya tak pernah kutemukan lagi. Sesaat ia baru saja dinyatakan tak bersalah, ia mengatakan terimakasih padaku dan mengatakan, "bolehkah aku memelukmu?" aku masih sangat ingat akan hal itu.

Flashback On

"Terimakasih tuan. Berkat kerja keras anda, aku dinyatakan tidak bersalah. Aku tidak tahu bagaimana caranya berterimakasih padamu" ucapnya menghampiriku sembari menangis bahagia. Aku tahu ini adalah hari bahagianya karena keadilan telah ditegakkan.

"Jangan seperti itu nona, sudah tugasku untuk menegakkan keadilan, karena aku adalah seorang jaksa"

"Awalnya aku mengira jika aku akan menua ditahanan. Berkat anda aku bisa terbebas. Bolehkah aku memelukmu? Aku sungguh sangat berhutang budi padamu" ucapnya dengan mata masih berkaca kaca

"Baiklah, jika itu membuatmu lega"

Kemudian dia mengampiriku dan perlahan mulai memeluk tubuhku.

Darahku berdesir hangat, perasaan itu muncul dan memuncak. Tubuh kami berpelukan untuk beberapa saat. Degup jantungku sulit dikendalikan karena pada dasarnya aku sudah menaruh hati padanya.

Dan pelukan itu terasa sangat singkat bagi pendamba sepertiku. Karena setelah itu ia menghilang entah kemana.

****

Setelah ia bebas, aku tak pernah melihatnya lagi. Harapanku untuk sekedar mendekatinya telah pupus. Mungkin Tuhan belum mengizinkan kami bertemu kembali. Seo Joohyun aku merindukanmu.

Bertahun tahun kulalui dengan kesendirian. Menanti sesuatu yang tak pasti kembali. Jika di ungkapkan, rindu ini semakin menghimpit saja. Kulupakan semua tentang gadis itu dengan pekerjaan yang semakin menumpuk, berharap rasa rindu itu pergi dan terhapus. Ternyata semua yang kulakukan percuma, aku semakin gila karena merindukannya.

Appa dan eommaku begitu kawatir dan berusaha mengenalkan aku dengan wanita wanita yang menurut mereka cocok denganku, tapi nihil. Aku bahkan tak pernah sekalipun tertarik pada mereka. Akupun jengah, karena usiaku sudah diatas kepala tiga. Dan seminggu lagi aku berulang tahun yang ke 31. Sungguih sangat menyedihkan jika aku terus tertahan.

Akhirnya aku menyetujui rencana gila orang tuaku untuk kencan buta, suka tidak suka aku berniat untuk memulainya dan melupakan gadis itu. Aku berniat menikah akhir tahun ini, dan aku harus bisa menemukan cinta baru. Aku tak ingin hidupku tragis karena cinta tak terbalas.

Dan malam ini orang tuaku mempersiapkannya untukku, makan malam bersama keluarga calon besan. Aku hanya pasrah dan berharap gadis pilihan orang tuaku adalah yang terbaik.

Namun alangkah terkejutnya aku jika gadis yang diperkenalkan padaku adalah Seo Joohyun, gadis yang telah lama aku rindukan.

"Oppa, kita bertemu lagi" ucapnya setengah berkaca kaca. Begitu pula aku yang merasakan perasaan tak karuan.

"Eomma, appa. Jika dia yang kalian pilihkan untukku. Aku akan menikahinya" ucapnya tak lepas memandangnya dengan mata berkaca kaca.

"Akhirnya kau mau menikah juga. Bagaimana denganmu nona Joo?"

Kulihat dia menundukkan wajah dan mengangguk " saya bersedia" ucapnya sembari memandangku hangat

"Oh Tuhan, akhirnya kita akan menimang cucu" ucap orang tuaku dan paman Joohyun lega

Mungkin ini adalah kado terindah di ulangtahunku yang ke 31. Tuhan mengaturnya lewat rencana konyol orang tuaku yang patah semangat dan akhirnya ingin menikahkan aku dengan Joohyun. Karena orang tuaku mengenal baik paman Joohyun. Setelah bebas, ternyata Joohyun kembali diasuh sang paman dan mereka tinggal di Busan. Mereka membuka kedai makanan Jepang disana karena memang sang paman dan istrinya kembali dari Jepang ke Korea demi mengasuh sang keponakan. Mereka bersedih karena melewatkan masa remaja sang kenonakan hingga ia telah didakwa dengan tuduhan yang sama sekali tak pernah ia lakukan. Merasa bersalah, paman dan bibi Joohyun pulang ke Korea dan mengajak Joohyun memulai hidup baru di Busan. Dengan keahlian memasak calon istriku yang luar biasa, café mereka berkembang pesat.

Sekarang, seorang Cho Kyuhyun tidak akan menangis lagi karena cinta tak terbalasnya. Aku bersyukur mala mini, perayaan ulang tahun ke 31 kulalui bersama calon istriku, Seo Joohyun. Ini bukan mimpi, ini adalah kenyataan. Takdir yang membawa kita bertemu, terpisah, kemudian bertemu kembali. Semua sudah digariskan. Begitu pula aku dan dia, sejauh apapun kami melangkah, jika sudah digariskan pasti akan dipertemukan dengan cara yang indah.

"Joohyun, ini adalah hari special dalam hidupku. Aku harap kau mau menghabiskan sisa sisa umurmu denganku"

"Ne oppa, aku mau jika itu dengan malaiakat penolongku"

"Sebenarnya aku sudah menyukaimu sebelum kau mendapatkan masalah besar itu. Aku sudah lama memperhatikanmu di kedai bibi Han"

"Dan sesungguhnya aku juga memperhatikan oppa. Aku mengagumi ketampanan pelanggan tetap kami"

"Benarkah Joo?"

"Ne, benar. Sesunnguhnya aku sangat malu karena kau adalah jaksa dan aku adalah tahanan. Namun oppa memperjuangkan kebenaran dalam masalahku"

"Aku tak menyangka kau juga menangagumiku?"

"Ne, kau tahu oppa? Pelukanku saat itu? Sesungguhnya aku sangat bahagia dan gugup pada saat itu"

"Jantungku juga berdegup kencang saat itu. Oh Tuhan, rencanamu sungguh indah"

"Ya, sangat indah diakhir penantian kita oppa"

"Joo?"

"Iya?"

"Aku mencintaimu"

"Aku juga oppa"

"Malam ini adalah ulang tahunku. Apa yang akan kau berikan untukku malam ini?"

Kemudian dia maju menghampiriku, memeluk aku hangat dan kami pun berciuman.

"Aku tidak dapat memberimu kado apa apa oppa, aku hanya ingin pernikahan kita berjalan dengan lancar. Melewati suka duka berdua, aku ingin melakukannya denganmu saja" ucapnya tersenyum hangat

Kisah kami memang sangat rumit, awal yang tak pernah terduga, saling mengagumi dalam diam, hingga akhirnya waktu telah menjawabnya. Tuhan menakdirkan kita bersama. Aku sangat mencintainya, aku berharap bersama Seo Joohyun, kami akan membesarkan anak anak kami bersama.

End

Kyuhyun BirthdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang