Hari ini adalah hari pertama untuk keempat mahasiswa dari Hamburg itu kuliah di Oxford. Oxford University adalah salah satu kampus tertua di dunia. Selain itu, untuk masuk ke universitas ini sangatlah susah. Maka mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan langka ini.
Seohyun yang di Hamburg mengambil jurusan matematika harus berpisah dengan ketiga temannya karena jurusan mereka berbeda-beda. Tadi malam, Minho bercerita kalau Changmin dan Kyuhyun berada di jurusan yang sama dengannya.
"Seohyun."
Yang dipanggil langsung menoleh dan membungkukkan badannya sebagai tanda hormat.
"Tidak perlu bersikap formal seperti itu. Namaku Kyuhyun. Cho Kyuhyun. Tapi karena teman-temanku di sini susah mengeja nama Koreaku, jadi aku lebih dikenal dengan nama Marcus Cho."
Seohyun tersenyum. "Namaku Seo Joo Hyun. Dan teman-temanku memanggilku dengan sebutan Seohyun."
"Kau tidak punya nama Inggris?"
"Tidak. Apakah itu penting, Sunbae?"
"Tidak juga. Ini bukan di Korea, Nona. Jadi panggil aku dengan Oppa."
"Bukankah Oppa juga panggilan di Korea, Tuan?"
Kyuhyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Pokoknya panggil aku Oppa. Titik."
"Ah, baiklah."
"Mau berkeliling?"
"Tentu saja."
Mereka berkeliling dengan Kyuhyun yang menjadi guide dadakan untuk Seohyun. Menghiraukan beberapa pasang mata yang melihat keduanya.
"Oppa, dia siapa?" tanya seorang gadis cantik.
"Kekasihku."
Seohyun melotot, dia baru akan menjelaskan pada gadis cantik itu tapi tangannya langsung ditarik Kyuhyun. Sedangkan gadis cantik tadi masih diam di tempatnya berdiri. Tidak percaya apa yang dikatakan oleh Kyuhyun.
"Oppa, maksudmu apa?"
"Maafkan aku, Hyun. Aku terpaksa melakukan itu. Dia selalu saja menggangguku."
"Tapi aku tidak suka."
"Ah, kau sudah mempunyai kekasih? Maafkan aku. Sungguh aku tidak bermaksud seperti itu." Kyuhyun merasa bersalah.
Mulutnya tidak bisa dikontrol dengan baik. Sungguh, dia sangat merasa bersalah pada gadis di sampingnya.
"Tidak, Oppa. Tapi kita baru saja kenal."
"Lalu apa masalahnya kalau kita baru kenal?"
Seohyun terdiam, dia tidak tahu harus berkata apa lagi. Kata-kata yang ingin dilontarkan oleh mulutnya, terkunci.
