" Tersenyumlah ! Seberat apapun masalahmu tersenyumlah, maka kau tidak akan di anggap lemah"
"Muka Arion kenapa tuh?"
"Eh... Arionku kenapa?"
"Meskipun udah babak belur gitu, Arion tetep cakep ya."
"Yang ada makin keliatan lakinya."
"Serem ih liatnya."
"Makin suka deh, sama Arion."
"Kenapa sih, mereka berlima tuh pada cakep-cakep semua. Pada ngidam apaan sih nyokapnya?"
"Devran makin hari makin ganteng...."
"Zefran juga..."
"Nicko..... Ya ampun... Keren banget dah."
"Aji lucu juga kalo di liat-liat."
Begitulah suasana koridor sekolah saat Arion CS melewatinya.
Adora yang kebetulah keluar dari kelas langsung berlari ke arah Arion cs."Sayang! muka kamu kenapa bisa babak belur gini... Pasti berantem lagi ya kan? aku udah bilang ja..." Ucapan adora terhenti saat Arion menghempaskan tangannya yang ada di wajah arion.
"Sok tau!" sinis Arion, lalu melanjutkan langkahnya yang tadi sempat terhenti karna ulah Adora.
"Saya mau dong di pegang-pegang" Goda Aji.
"Najis!" seru Adora melotot.
"Udah deh Adora, mending lo sama gue aja." celetuk Zefran yang sudah merangkul bahu gadis berambut panjang disebelahnya itu.
"Lo gak capek apa, tiap hari ngejar-ngejar Arion yang gak pernah ngerespon lo sama sekali." seru Nicko merasa kasihan pada Adora.
"Gue gak bakal nyerah! Girls cabut." seru Adora dan pergi bersama dayang-dayangnya. Selin dan Nesya.
"Cabut!" Devran yang tadi hanya diam, memberi intruksi kepada teman-temannya untuk tidak mempedulikan Adora.
.
Arion tidak masuk ke kelasnya, melainkan menuju taman belakang sekolah. Tak sengaja matanya melihat cewek yang kemarin menolongnya sedang duduk melamum menopang dagu dengan kedua tangannya.
Entah apa yang tengah merasuki diri Arion, sehingga membawa kakinya untuk mendekat ke arah Talita dan mengucapkan kata yang sangat sakral bagi dirinya.
Arion sangat sulit mengatakan kata Maaf dan Terimaksih, karna baginya dia tidak pernah berbuat salah dan meminta bantuan kepada siapapun. Tapi mengingat kejadian kemarin, mulut Arion gatal ingin mengucapkan sesuatu kepada talita.
"Thanks" ucap Arion, saat sudah berada di depan Talita.
Talita terlonjak kaget, tapi sebisa mungkin menyembunyikan keterkejutannya.
"Buat?" tanya Talita datar.
"Kemarin."
"Oke." jawab Talita cuek.