16. Ayah

46.2K 1.4K 19
                                    

" Ayah...sampai kapanpun kau akan tetap menjadi kekasih sejatiku yang tak akan pernah menyakitiku "

Play in mulmed ya....

Tung ting tung.....

Dering alarm membangunkan seorang gadis yang masih bergelut dengan selimutnya.

"Hoam..." Talita menguap membuka selimutnya, kemudian membuka tirai jendela dan berjalan menuju balkon. Talita tersenyum dan meregangkan oto-ototnya.

"Minggu yang menyegarkan, udah lama gue ga olahraga." gumamnya sendiri.

Talita berjalan mengganti piyamanya dengan kaos biasa dan celana treining,kemudian berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat giginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Talita berjalan mengganti piyamanya dengan kaos biasa dan celana treining,kemudian berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat giginya.

"Ayah....." teriak Talita memanggil Ayahnya.

"Ayah di luar sayang." sahut Diergan yang sedang menikmati teh panas di teras rumahnya.

Talita langsung berjalan keluar sambil menenteng sepatunya.

"Wah....putri Ayah mau kemana, pagi-pagi gini udah cantik?"

"Talita mau lari keliling taman komplek sini aja sih yah, soalnya udah lama Talita ga olahraga."

"Mau Ayah temenin olahraga?" Tawar Diergan yang membuat sudut bibir Talita terangkat.

"Mau dong, yah." seru Talita semakin ceria dan bersemangat.

"Yaudah, Ayah ganti baju dulu." Diergan mengacak rambut anaknya dan berjalan untuk mengganti pakaiannya.

Ayah ingin menghabiskan waktu untuk kamu hari ini nak, karena nanti Ayah berangkat ke Kalimantan. Ayah ga bisa lagi temenin kamu seperti ini

Diergan menghapus air matanya dan segera mengganti pakaiannya.

........

"Ayah tumben mau nemenin Talita olahraga, biasanya juga males kalau di suruh olahraga. Alasan takut keringetan lah, itulah, inilah, tuh perut sampai kek orang hamil." ujar Talita yang tertawa sambil mencari tempat duduk untuk beristirahat. "Istirahat disana yuk, yah." lanjutnya dengan menunjuk kearah bangku kosong dekat penjual makanan.

Talita berlari sambil berteriak. "Yang sampai duluan harus di traktir minum."

Diergan yang melihat tingkah anaknya hanya tertawa pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diergan yang melihat tingkah anaknya hanya tertawa pelan. "Anak nakal." gumamnya, kemudian Diergan berlari menyusul Talita.

"Yes....." seru Talita mengangkat tangannya ke atas. "Ayah kalah!"

Nggos....nggoss....

"Kamu....curang...sayang.." sahut Diergan dengan napas tersenggal dan menarik hidung Talita. "Anak nakal."

Talita tertawa dan berjalan menuju penjual minuman. "Mas Air mineralnya dua ya, yang bayar bapak-bapak hamil itu ya."

Pedagang tersebut tertawa dan melihat bapak-bapak yang di tunjuk Talita. Diergan yang mendengarnya langsung menjewer telinga Talita dan membayar minumannya.

"Aw...Aw...Aw sakit Ayah...." Aduh talita meringis kesakitan.

"Biarin, dasar anak nakal."

"Hahaha... ampun Bunda." Talita mengatupkan kedua tangannya di depan dada sambil memejamkan matanya.

Diergan yang mendengar anaknya menyebutnya bunda, langsung melepaskan tangannya dari telinga Talita. Sedangkan Talita yang tidak merasakan tangan menjewer telinganya kembali membuka mata.

"Ayah..." gumam Talita sedikit terkejut.

Diergan memeluk anaknya erat dan meneteskan air mata.

Semenderita itukah anakku menahan rindu untuk bundanya

"Maafin Talita Ayah.... Talita kangen bunda..." isak Talita menangis.

Diergan mengurai pelukan dan menangkup kedua pipi anaknya.

"Talita kangen Bunda, Nak?" Tanya Diergan menatap putrinya yang terus terisak.

Talita menganggukkan kepalanya. Diergan membawa Talita ke pelukannya lagi dan mengelus kepala gadis itu.."Nanti kalau Ayah pulang dari Kalimantan, kita jenguk makam bunda di Jakarta ya, Nak."

Talita hampir saja melupakan bahwa hari ini adalah keberangkatan Ayahnya ke Kalimantan. Talita mengurai pelukannya. "Ayah jadi kesana?" tanya Talita dengan suara paraunya karena menangis.

"Kita udah bicarakan ini kemarin, Sayang." Diergan menghapus air mata putrinya. "Ayah berangkat nanti sore, Sayang."

Talita kembali memeluk ayahnya erat.

Ternyata ini alasan Ayah nemenin gue olahraga?

"Gue penyebab dari semua penderitaan lo, Ta! Gue janji, gue ga bakalan biarin lo sendirian... Suatu saat gue bakalan jujur sama lo, tapi bukan sekarang. Karna gue takut lo benci sama gue, Ta."

Gumam seseorang di dalam mobil yang sedari tadi melihat pemandangan di seberang jalan tersebut.

Jangan lupa vote dan komen ya...

Mohon maaf kalau typo dimana-mana

Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang