58. Pertemuan

35.1K 895 23
                                    


Talita bersenandung sambil memakai flat shoes coklatnya. Saat ini ia berada di salah satu mall di Bandung, menemani Devran mencari kado untuk neneknya yang lagi ulang tahun. Talita mulai bosan, ini sudah tokoh ke empat yang mereka masuki, tapi Devran belum menemukan barang yang cocok untuk kado neneknya.

"Dev, nenek lo ultah yang keberapa sih?"

"Ultah yang ke-75." jawab Devran sambil memilih-milih mantel wol rajutan.

"Hah?" seru Talita. "Tua ya..." lanjutnya menyengir.

"Namanya juga nenek-nenek, ya tua lah!" Devran terkekeh sambil mengacak rambut Talita gemas. "Bagus yang mana?" lanjutnya sambil menunjukkan dua mantel berwarna merah dan biru kepada Talita.

"Merah."

"Gue juga lebih suka yang merah sih," gumam Devran setuju. "Pasti cocok buat nenek."

"Iya, yang merah bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya, yang merah bagus." tambah Talita. Sebetulnya supaya Devran tidak bimbang dan cepat-cepat membelinya.

Harapan Talita rupanya terkabul. Devran memutuskan untuk membeli mantel rajut berwarna merah itu dan meminta kasir membungkusnya dengan kertas kado. Sambil menunggu, mereka duduk di kursi dan mengobrol.

"Habis ini nonton, mau?" tawar Devran ketika melihat raut wajah Talita nampak bosan.

"Mau lah!" jawab Talita berbinar menganggukkan kepalanya tanpa ragu.

"Tapi makan dulu, gue yakin lo laper sekarang."

"Lo emang pengertian." Sahut Talita yang membuat Devran membusungkan dadanya bangga. Talita tertawa pelan dan menjambak rambut temannya itu.

"Gue emang selalu ngerti, Call." ujar Devran berdiri dari duduknya dan menghampiri kasir yang sudah menyelesaikan bungkusan kadonya.

Kalimat sederhana yang keluar dari bibir manis Devran, seakan mempunyai makna tersembunyi di dalamnya, dan Talita tau itu. Ia hanya menatap Devran yang sedang tersenyum menerima kadonya. Talita menggeleng menepis perasaan aneh yang mengganjal di hatinya.

"Kenapa?" tanya Devran ketika sudah duduk di samping Talita yang menggelengkan kepalanya.

"A..em..gapapa, udah ayok gue laper." Talita gelagapan, kemudian menarik tangan Devran agar mengikutinya.

.

"Itu bukannya Zefran, ya?" tanya Talita menunjuk seseorang yang tengah bergandengan tangan.

Devran yang tengah menikmati makanannya memutar kepalanya mengikuti arah yang di maksud Talita.

Devran yang tengah menikmati makanannya memutar kepalanya mengikuti arah yang di maksud Talita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang