19. Praktek

43.3K 1.4K 12
                                    

Dengan tangan kanan menopang dagu di meja, Talita melihat jam yang ada ditangannya. Ia menghela napas pelan sambil mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas.

"Bentar lagi udah bel, tapi Sesil kok belum dateng ya..." gumam Talita melihat jamnya kembali.

Talita yakin kalau Sesil tidak akan masuk, mengingat sudah dua hari ini Sesil tak ada kabar. Menurut Adi ketua kelas 12 Mipa 2 yang kebetulan bertetangga dengan Sesil mengatakan, kalau Sesil lagi sakit. Namun Talita masih berharap sahabatnya itu sembuh sampai harus datang terlambat.

Kalo sesil masih sakit...
Gue tanya ke siapa alamat rumahnya?
Gue kan ngga pernah main ke rumah dia.

Talita melihat satu persatu teman-temannya yang ada di kelas, berusaha mencari sosok manusia yang pernah dilihatnya bicara dengan Sesil.

Kelas isinya 38 murid dan lo cuma kenal sesil, Talita?
Bego banget emang!

Talita berjalan menuju bangku Adi si ketua kelas.

"Ekhem." Talita berdehem mengode Adi yang sedang menyalin catatan di mejanya dengan tergesa-gesa.

"Eh....Talita." terkejut Adi sumringah, karena memang dia tidak pernah bertegur sapa dengan Talita.

Sebagai ketua kelas Adi sudah pernah mencoba untuk mendekati Talita, namun sayang Talita tidak pernah meresponnya. Akhirnya Adi tidak pernah menyapa Talita lagi setelah beberapa kali di abaikan.

"Ada apa, Ta? Tumben mau nyapa duluan." lanjut Adi tersenyum bahagia melihat Talita di depannya.

"Sesil." ujar Talita ambigu yang berhasil membuat orang di depannya terdiam untuk sejenak.

Adi mengerutkan dahinya tidak mengerti apa yang Talita maksud? Talita yang melihat Adi kebingungan melanjutkan kalimatnya.

"Kemana?" tanya Talita lagi berusaha membuat Adi mengerti dengan maksud kalimatnya.

"Oh...Ses.." belum sempat Adi meneruskan kalimatnya, ada suara yang menggelegar memanggil Talita dengan riang.

"Talita......." Teriak sesil berlari memeluk Sahabatnya itu.

Talita yang tidak siap dengan pelukan Sesil hampir terjengking ke belakang, namun dia masih bisa menyeimbangkan tubuhnya.

"Sesil kangen Talita, sahabatnya sakit kok ga di jengukin sih... Telfon kek, tanyain kabar Sesil gimana, udah sembuh belom, ini mah NOl!" seru Sesil sambil mengerucutkan bibirnya. Adi yang melihat mereka berdua hanya bisa menghela napas sabar, dan kembali melanjutkan aktifitasnya.

Talita membuka mulutnya untuk menjawab rengekan Sesil. Namun jari Sesil menyentuh bibirnya, membungkam Talita untuk beralasan.

"Sudah cukup Roma.... aku tidak butuh alasanmu!" teriak Sesil mendramatisir.

Seisi kelas yang melihat tingkah sesil menjawab serempak.

"Sungguh ter...la..luu.." kelaspun menjadi riuh karena mereka semua terbahak-bahak. Sesil melotot dan memasang wajah kesalnya.

Talita menggeret sahabatnya itu menuju bangkunya, kemudian merapatkan tubuhnya ke arah Sesil.

"Gue minta maaf ya, Sil. Gue rencananya mau jengukin lo nanti, kalau lo ga masuk sekolah lagi." Bisik Talita supaya tidak ada yang mendengar bahwa dirinya berbicara panjang kali lebar.

Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang