Arion menunggu di depan gerbang sekolah. Beberapa kali ia mendengar bisik-bisik dan decakan kagum dari siswa perempuan yang melewatinya, tetapi cowok itu membiarkan begitu saja, tetap duduk santai di dalam mobilnya menunggu seseorang yang di carinya datang. Seolah sudah terbiasa mendengar decakan kagum dari orang-orang yang melihatnya, Arion hanya melirik tajam kearah siswa-siswi yang terang-terangan menatapnya.Ekor matanya memincing, gadis yang sedari tadi di tunggunya akhirnya muncul berjalan seperti biasanya ke pintu gerbang sekolah. Arion mengepalkan tangan, gadis itu tidak sendirian. Dia bersama Sesil yang selalu menempel pada gadisnya, namun jelas bukan itu yang membuat Arion geram di dalam mobilnya. Arion melihat siswa laki-laki yang Arion ketahui adek kelasnya bernama Zidone, yang sebentar lagi akan menggantikan posisinya sebagai kapten basket di Cakrawala.
Arion menahan emosinya untuk tidak menghajar adik kelasnya itu, bagaimanapun ia harus menahan diri untuk tidak menghabisi dua orang dalam sehari, hanya karena mengusik miliknya.
Arion terus memperhatikan interaksi antara Talita dan Zidone, tampaknya Talita senang saat menerima buku dari cowok itu. Buktinya Talita tersenyum memperlihatkan deretan giginya ke arah Zidone yang sudah menunggangi sepedanya bersiap untuk pulang.
Talita menganggukkan kepalanya dan mengucapkan kata terimakasih ketika Zidone berpamitan pulang padanya dan juga pada Sesil.
"Cie... Di kasih apaan tuh?" goda Sesil sedikit menyenggol bahu Talita. Cewek itu mengedikkan bahunya, entah apa yang adik kelasnya itu berikan padanya.
"Nggak tau, siapa sih dia? Adik kelas ya?" tanya Talita melirik ke arah Sesil yang terus saja menggodanya.
"Kan tadi dia udah ngenalin diri, namanya Zidone. Dia itu..." belum sempat Sesil menjelaskan tentang adik kelasnya yang bernama Zidone itu, Sesil menutup mulutnya saat melihat mobil seseorang yang sangat ia kenali terparkir di sebrang jalan.
"Sepertinya kamu udah di jemput deh Ta." lanjutnya dengan menoleh ke arah Talita yang menghentikan langkahnya pas di depan gerbang. Talita mengernyit bingung sambil mengedarkan pandang.
"Di jemput?" tanya Talita sambil mengerutkan dahi. "Gue naik angkot keles!" lanjutnya acuh.
"Tuh liat!" Sesil menunjuk seseorang yang keluar dari mobilnya dan menuju ke arahnya.
Talita mengikuti arah yang di tunjuk Sesil, dia tersenyum tipis saat mengetahui orang yang menjadi alasan suasana hatinya berbunga-bunga hari ini ada di depan matanya. Talita kira Arion sudah pulang daritadi, karena sewaktu ia keluar dari kelasnya, Talita sama sekali tidak melihat keberadaan Arion.
"Ayo pulang!" seru Arion cuek, lalu menggandeng tangan Talita.
Sedangkan Talita yang sudah di tarik oleh Arion, hanya mengerutkan dahi bingung. Kenapa Arion kembali dingin padanya, bukankah tadi waktu di rooftop Arion bersikap manis padanya. Talita menghentikan langkahnya yang otomatis Arion ikut berhenti, karna tangan yang dia tarik menghambat langkahnya.