Play in mulmedTalita menghela nafasnya berat lalu menidurkan tubuhnya di tempat tidurnya. Ia menutup wajahnya dengan bantal, saat matanya mulai terpejam ia ingat sesuatu, kemudian menegakkan tubuhnya dan mengambil barang yang masih terbungkus rapi. Talita sedikit terkejut saat melihat barang yang ada di balik kertas kado itu, ia melihat lukisan cantik wajahnya. Talita tersenyum lalu mengeluarkan bingkai lukisan itu dari bungkusannya.
Saat ingin memajang lukisan di dinding kamarnya, ia melihat sesuatu jatuh dari bungkusan tersebut. Talita mengambilnya, ternyata sebuah surat berwarna pink cantik. Ia mengerutkan dahi saat membaca angka-angka yang tertera di surat tersebut.
Talita mengambil ponselnya kemudian menghubungi nomer yang tertera di surat tersebut. Beberapa detik menunggu sambungan telfonnya terputus. Ia mengerutkan dahi bingung, lalu sedetik kemudian ponselnya berdering, Talita menerima panggilan tersebut saat melihat nomer yang tadi ia hubungi menelfon balik dirinya.
"Hallo..."
"Hem.."
"Sorry, tadi gue rijek soalnya ga enak aja kalo cewek yang nelfon cowok, jadi gue telfon balik lo." penjelasan dari sebrang sedikit membuat Talita menyunggingkan bibir. "Baru di buka ya, kadonya?"
"Hemm"
"Sorry kalau jelek."
"Thanks..." ucap Talita sedikit pelan.
Dion di balik telfon tersenyum senang. Dari pertama dia memberikan kado pada Talita, tak bosan-bosannya dia selalu menunggu telfon dari Talita. Padahal ia sudah mempunyai nomer telfon Talita dari ibunya, namun ia masih sabar menunggu Talita menghubungi dirinya. Bisa saja ia langsung menelfon Talita saat sudah lama menunggu, tapi ia tidak mau berbuat lancang. Lagian ia tidak mau terlihat kikuk saat tiba-tiba menelfon Talita dan tidak mempunyai topik untuk di bahas. Ia akan terlihat seperti orang bodoh!