Play in mulmed
"Kenapa sih semua pada cuekin gue, Sesil yang ga biasanya diem malah seharian ini ngga ngajak ngomong gue sama sekali. Devran juga biasanya tuh anak gangguin gue mulu, kenapa sekarang ngga ada chat ataupun ke rumah sih, sekarang kan ulang tahun gue. Mestinya kan mereka ngasih surprise kek apa kek, seenggaknya ga biarin gue kesepian kayak gini. Arion lagi, pacarnya lagi ultah bukanya di kasih kejutan malah pergi ke jakarta lebih cepet, padahal kan masih ada waktu satu hari buat berangkat." teriak Talita mengacak rambutnya frustasi.Talita melihat handphone nya yang bergetar, buru-buru Talita mengambil hpnya. Sedetik kemudian dia mendengkus saat melihat pesan dari operator.
"Gue kira dari Ayah atau temen-temen." Talita duduk di pinggiran kasurnya dan mengambil gitarnya dan mulai bernyanyi.
Setelah menyelesaikan lagunya Talita menaruh gitarnya di sebelah meja belajar, lalu merangkak menaiki kasurnya dan merebahkan badannya. Lalu dia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 22:59
"Yaudahlah tidur aja." Talita memejamkan matanya, lelah memikirnya hal menyakitkan seperti ini.
Biasanya Bunda dan Ayahnya yang selalu kerepotan memikirnya kejutan seperti apa yang akan membuat putrinya bahagia, namun sekarang Talita benar-benar merasa sepi, Talita tidak menginginkan kejutan mewah, Talita hanya ingin di hari ulang tahunnya setidaknya dia tidak merasa kesepian seperti ini. Tak butuh waktu lama bagi talita yang memang sedari mengantuk, akhirnya gadis itu terlelap.
23:55
Pelan-pelan bu Zizah membuka pintu kamar Talita. Sesil, Devran, Zefran, Nicko, dan Aji di belakangnya mengendap-endap supaya tidak menimbulkan kegaduhan hingga membangunkan Talita. Lilin di kue tar sudah dinyalakan.
Bu Zizah mengelus rambut Talita pelan lalu meninggalkan teman-teman Talita yang akan memberi kejutan kepada cewek itu. Devran mencoba membangunkan Talita dengan cara mengelus pipinya.
"Tidurnya pulas sekali, pasti kecapean." gumam Sesil yang di angguki Devran
"Modus aja tuh si Devran." sahut Aji yang langsung mendapat jitakan dari Zefran.
"Diem bego." ketus Zefran.
Perlahan-lahan Talita membuka matanya, lalu menatap mereka dengan ekspresi bingung.
"Happy Birthday!" seru mereka serempak.
Dor....
Zefran dan Nicko menarik confeti yang sudah mereka bawa.
Talita terkejut untuk sejenak, lalu setelah itu ia tersenyum lebar. Sesil maju kehadapannya sambil menyodorkan kue tar untuk di tiup lilinnya. Talita mengucek matanya sebentar, terdiam sambil memejamkan mata make a wish, lalu meniup lilinya dengan semangat. Semua orang di kamar bertepuk tangan dan tertawa bahagia.
"Happy birthday Talita..." Teriak Sesil yang berhambur memeluk sahabatnya. "Maaf ya seharian tadi Sesil nyuekin Talita, sebenernya Sesil ngga tega, tapi Nicko ngancem Sesil kalau sampai gagalin rencana kejutan ini." seru Sesil mengadu.
Talita tersenyum dan membalas pelukan sahabatnya.
"Ekhem.."
Talita dan Sesil mengurai pelukan dan melihat para lelaki yang tengah bosan melihat pemandangannya. Talita bangun dari kasurnya.
"Thanks guys" hanya itu yang Talita ucapkan kemudian dia tersenyum bahagia. Semua yang melihat Talita tersenyum berbinar seperti itu merasa bangga karena telah membuat kejutan seperti ini.
"Geulis pisan ya gusti.." Aji memandangi Talita, biasanya Talita akan melotot jika mendengar suara Aji yang menggodanya, tapi hari ini Talita semakin tersenyum mengarah padanya. Aji terkejut dan memegang dadaya yang deg-deg an.
"Thanks ya... Aji.." ucap Talita ragu, hal itu mampu membuat seorang Aji semakin tersenyum lebar.
"Aji doang nih?" sahut Nicko merengut.
Talita tersenyum. "Thanks ya Nicko...." Talita melihat Zefran yang tengah tersenyum melihatnya. Talita membalas senyuman Zefran. "Zefran.... Dan..." Talita menggantung kalimatnya "Devran..." lanjutnya kemudian semua orang tertawa senang.
Talita melihat satu persatu wajah teman-temannya yang rela memberi nya surprise di tengah malam. Ia pikir mereka semua lupa dengan hari istimewa nya itu, ternyata dugaannya salah. Mereka bahkan sudah merencanakan hal itu baik-baik hingga mampu membuat Talita merasa bahagia.
.......
Acara kejutan berakhir pukul setengah dua saat orang tua Aji menelfon anaknya untuk segera pulang, dan akhirnya semua berpamitan pulang. Kecuali satu orang, siapa lagi kalau bukan Devran.
Mereka berdua saat ini ada di kolam renang Talita, bukan untuk berenang hanya saja mereka menikmati suasa malam di gazebo yang ada di pinggir kolam renang rumah Talita.
Talita menggosokkan lengannya merasa dingin dengan udara malam itu, Devran yang melihatnya melepas jaket jeansnya dan memakai kan pada bahu Talita.
Talita hanya tersenyum kemudian menarik tangan Devran untuk duduk di sebelahnya.
"Gue kira lo udah lupa." ujar Talita yang membuat Devran tersenyum.
"Sesuatu yang disana ada nama lo, gue ngga akan pernah bisa lupa Cal." jawab Devran menatap Talita yang juga sedang menatapnya.
Talita bergerak gelisah dalam duduknya, dia gugup mendengar kalimat yang Devran lontarkan barusan. Devran yang mengetahui gerak-gerik Talita yang mulai tidak nyaman, menggenggam kedua tangan cewek itu.
"Selamat ulang tahun Talita Callia Azmi." ucap Devran sambil membawa Talita kedalam pelukannya. Talita hanya pasrah dan tersenyum. "Semoga menjadi pribadi yang lebih baik." Devran menepuk pundak Talita.
Talita mengurai pelukan, namun masih menatap Devran dalam. "Thanks ya..." ucap Talita setengah berbisik Devran tersenyum lembut dan mengelus rambutnya. Mereka saling berpandangan, hingga Devran mendekatkan wajahnya. Semakin dekat Talita memejamkan matanya, saat bibir mereka akan menyatu, handphone Talita berdering sehingga membuat sang pemilik terlonjak kaget.
Talita membuka matanya gugup, sedangkan Devran hanya melihat layar handphone Talita yang tertera nama cowok mesum, dia mengerti siapa cowok mesum yang di maksud Talita.
Talita mematikan ponselnya lalu menaruhnya ke dalam saku piamanya, Devran berdiri lalu menarik tangan Talita supaya ikut berdiri.
"Gue pamit pulang ya..." pamit Devran yang mengacak gemas rambut Talita.
Talita hanya mengangguk mengiyakan Devran yang sudah berjalan meninggalkan dirinya sendiri di gazebo. Ia menghembuskan napas lega.
Talita kembali ke kamarnya dan melihat layar handphonenya yang kembali berdering, dia menerima panggilan tersebut.
"Masih ngapain aja lo cewek bego? jam segini belum tidur." belum juga Talita berbicara Arion sudah menyelanya. "Cepet tidur besok sekolah."
Tut tut...
Arion mematikan telfonnya sepihak, Talita hanya mendengkus kesal. "Gue kira mau ngucapin selamat, malah ngomel-ngomel ngga jelas tuh cowok mesum." Talita menarik selimutnya lalu mulai memejamkan matanya kembali.
Sedangkan Arion yang ada di Jakarta sedang senyum-senyum sendiri sambil membayangkan wajah jutek Talita atas perlakuannya barusan.
"Pasti dia ngira kalau gue mau ngucapin selamat sama dia." Arion tertawa. "Tunggu gue pulang cewek bego." Arion menatap foto Talita yang sedari tadi ia pandangi dari handphonenya. Kemudian dia merebahkan badannya.
"Mimpi indah, Ta." gumam Arion sebelum memejamkan matanya.
Jangan lupa vote dan komen ya...
Mohon maaf typo dimana-mana