Suasana aula saat ini tampak hening dan membosankan, silih berganti murid menunjukkan suara dan keahliannya memainkan alat musik. Suasana yang tadinya membosankan seketika menjadi heboh saat most wanted sekolah berdiri dari duduknya dan menghampiri Talita yang sedang menundukkan kepalanya memainkan asal senar gitarnya.Merasa ada yang berdiri di hadapannya, Talita mendongakkan kepalanya, saat tau siapa yang ada di depannya, Talita memutar matanya jengah dan ingin menundukkan kembali kepalanya, namun belum sempat keinginannya tercapai, tangannya di tarik oleh Arion yang mengambil alih gitarnya.
Talita memberontak agar terlepas dari tarikan Arion yang semakin menguat, langkah mereka terhenti saat suara bu Ratna menginterupsi.
"Kenapa kamu tarik-tarik Talita, Arion?" tanya bu Ratna kebingungan. "Dia kan sudah tampil pertama tadi." lanjutnya merasa heran dengan tingkah muridnya itu.
Arion tak menggubris pertanyaan gurunya dan malah melanjutkan langkahnya yang menarik Talita, dengan langkah malas Talita berhenti berontak. Suasana aula sekarang heboh, godaan terdengar sana sini, siulan jahil mengikuti langkah mereka yang menaiki panggung. Hanya ada dua orang yang saat ini hatinya tengah murka melihat pemandangan di depannya, siapa lagi kalau bukan Adora dan Devran, namun Devran masih bisa menutupinya dengan duduk santai memperhatikan adegan tersebut. Ya walaupun tangannya sedikit terkepal. Beda lagi dengan Adora yang saat ini tengah menyusun rencana untuk menyiksa Talita.
Tes tes...
Arion mengecek micnya dan duduk di kursi yang sudah di sediakan di panggung, Talita hanya berdiri melihat aksi Arion, melihat tidak ada tanda-tanda kursi di sampingnya di duduki, Arion menarik tangan Talita hingga terduduk.
"Lagu ini buat dia." Talita menatap Arion yang tengah menatapnya.
Teriakan semakin menggema seperti sedang menonton konser. Arion tersenyum pada Talita yang sedang terpaku menatapnya, dia mulai memainkan gitarnya.
Play in mulmed...
Selama bernyanyi Arion tak mengalihkan pandangannya dari Talita yang juga menatapnya, saat Arion mengakhiri lagunya, dia berdiri kemudian merangkul Talita.
"She's my girlfriend!" ucap Arion yang masih menempelkan bibirnya pada mic.
Aula semakin ramai dengan tepukan dan siulan, bu Ratna selaku guru pembimbing hanya bisa tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat tingkah muridnya. Untung saja Arion anak yang banyak membawa prestasi bagi sekolah, sehingga dia di jadikan anak emas kesayangan semua guru Cakrawala. Jadi Bu Ratna membiarkan anak didiknya itu. Arion menuntun Talita untuk menuruni panggung.
"Sampai kapanpun Arion ngga bakalan lirik kamu." ledek Sesil menjulurkan lidahnya ke arah Adora.
Lo boleh seneng-seneng sekarang yon.
Tapi tunggu aja saat gue udah beraksi!Adora tersenyum miring, melihat dua sejoli yang saat ini sedang di mabuk cinta.
.....
"Cie.... Yang udah jadian cie..." goda Sesil yang membuat Talita berhenti mengunyah makanannya. Talita melirik Sesil sekilas lalu kembali memakan makanannya. "Tuh... Di liatin terus sama cowoknya." tunjuk Sesil dengan dagunya ke arah meja dimana Arion cs berada.
Talita melihat arah yang di tunjuk Sesil, dia melihat Arion yang terang-terangan memperhatikannya, namun matanya beralih pada Devran yang juga menatapnya. Talita menjadi salah tingkah, lalu buru-buru menyelesaikan makanannya.
Uhuk uhuk...
Talita tersedak makanannya sendiri, Sesil menepuk punggung Talita, mereka berdua terkejut saat ada seseorang yang menyodorkan minuman ke arahnya. Talita melihat tangan yang terulur memegang gelas yang berisi es teh di hadapannya.
Sejak kapan ni cowok mesum ada disini?
Talita menyeruput sedotan yang masih dalam genggaman Arion, setelah rasa sakit di kerongkongannya reda, dia melepaskan sedotan yang ada di mulutnya, Arion melihat es tehnya yang masih tinggal setengah, kemudian dia duduk di hadapan Talita dan meminum es teh bekas Talita.
Sesil syok melihatnya, sedangkan Talita melotot. Arion hanya menyeringai melihat keterkejutan Talita.
"Ya ampun Talita... Kamu..." tunjuk Sesil ke arahnya bergantian dengan Arion. "Sama Arion... Ci..ciuman..." Sesil menangkup kedua pipinya dan tersenyum malu-malu.
Talita semakin melotot mendengar penuturan Sesil. Pipinya memanas, seketika Talita membutuhkan banyak oksigen yang harus di hirupnya. Dia berdiri dari duduknya kemudian berlari sambil memegangi kedua pipinya.
"So cute.." gumam Sesil gemas dengan tingkah Talita. "Kejar bego!" perintah Sesil pada Arion.
"Biarin aja. Dia lagi malu sekarang." Arion tersenyum dan Sesil ikut tertawa.
Di lain tempat Talita terus berlari, namun langkahnya perlahan menjadi semakin melemah saat melihat punggung seseorang yang membelakanginya. Ketika dia ingin berbalik, ada suara yang membuatnya mengurungkan niatnya.
"Selamat!" Ucap seseorang tersebut dan membalikkan badannya, lalu berjalan menghadap Talita. "Selamat. udah buat gue patah hati." gumam orang tersebut.
"Gue biarin lo pacaran sama dia bukan berarti gue udah lepas tangan dari lo, gue cuma ngasih kesempatan dia buat bisa nyenengin lo, sekali aja dia bikin lo nangis, gue bakal ambil paksa lo, Cal." Devran pergi meninggalkan Talita yang termangu dalam kebisuannya.
Sebenernya apa sih yang udah terjadi sama gue?
Talita menengok kebelakang melihat punggung Devran yang sudah jauh dari jangkauannya. Ia tampak berfikir mencoba mengingat-ngingat apa yang sudah terjadi sepuluh tahun yang lalu. Karena ia merasa sangat dekat dengan Devran, nama Devran pun terdengar sangat familiar di telinganya.
Jangan lupa vote dan komen ya...
Mohon maaf typo dimana-mana