Play in mulmed....
Sekalipun dadanya terasa sesak saking cepatnya berlari, Cakra tak mengurangi kecepatan. Ia baru berhenti saat hampir menabrak gerbang kokoh SMA Cintra Bangsa. Terengah-engah Cakra menunduk dan berusaha mengatur napas. Setelah napasnya mulai normal, barulah ia menatap gerbang SMA barunya dengan pasrah.
Gerbang itu tertutup rapat. Rantainya yang besar tergembok. Dari balik gerbang Cakra bisa melihat ratusan anak berdiri mengikuti upacara bendera. Sial! Kalau bukan gara-gara terlambat bangun pagi itu, ia pasti sudah bergabung dengan ratusan anak yang akan memulai masa orientasi sekolah (MOS).
Cakra berbalik badan, pasrah. Dia pasti dihukum. Telat pada hari pertama MOS mana bisa diampuni begitu saja oleh kakak-kakak kelas yang katanya suka menyiksa anak baru? Cakra menarik napas panjang. Saat itulah dia melihat cewek yang memegangi jeruji gerbang sambil menatap kedalam. Cewek itu tampak begitu tegang dan ketakutan.
"Lo telat juga, ya?" tanya Cakra sambil menatap teman senasibnya pagi itu.
Cewek berambut sepunggung itu manatap Cakra dan mengangguk lemah. Cakra mengamati teman barunya dengan seksama. Kalau situasinya tidak seperti sekarang, ia pasti mengagumi cewek itu. Wajahnya putih bersih. Tingginya yang kurang-lebih 155 cm membuatnya terlihat mungil. Sekalipun rambutnya tertata menjadi beberapa ikatan kecil dengan pita norak warna-warni, pesonanya tetap memancar.
"Sepertinya kita bakal di hukum berat hari ini." kata Cakra sambil duduk bersandar di dinding gerbang. Cewek itu mengamati Cakra sejenak. Tak lama kemudian ia meniru Cakra duduk bersandar dengan raut putus asa.
"Udahlah, jangan bertampang seakan kita bakalan mati sebentar lagi. Nggak mungkin kita dihukum seberat itu." lanjut Cakra.
"Semoga bener, aku cuma takut ngulang MOS tahun depan." balas cewek itu lemas.
Cakra tersenyum kecut. Mengulang MOS? Yang benar saja! Jangan sampai hal memalukan seperti itu terjadi hanya karena dia terlambat bangun! Itu pun gara-gara tugas tidak masuk akal yang di berikan para senior.
"Nggak mungkin separah itu." sahut Cakra menenangkan diri sendiri. " Oh ya, nama gue Cakra. Cakrawala Birawa Okta. Panggil aja Cakra. Elo?" lanjut Cakra sambil mengulurkan tangan.
"Melody Faresta Serafina, panggil Melody aja." balas cewek itu sambil membalas uluran tangan Cakra.
Cakra tersenyum lebar. " Senang berkenalan dengan lo, Melody. Yah, walau dalam situasi yang nggak menyenangkan seperti ini."
Melody hanya tersenyum menanggapi. Keduanya sama-sama diam, menunggu dengan cemas apa yang akan terjadi jika kakak-kakak kelas mereka mengetahui ada sepasang anak manusia yang nekat telat pada hari pertama MOS.
....
Ini adalah hari pertama berlangsungnya MOS. Di lapangan SMA Citra Bangsa sudah berkumpul ratusan murid yang akan mengikuti kegiatan itu. Tiga orang gadis di salah satu barisan kerumunan siswa, terlihat tampak tidak bersemangat.
"Melody kemana sih!?" seru salah satu cewek berambut panjang sepunggung. Bername tag Teresa Floreta Heaven.
"Apa dia telat ya?" sahut cewek satunya lagi, Mentari Adhisti Gita.
"Gue takut dia dihukum sama senior-senior yang terkenal galak disini." raut khawatir terpampang nyata di wajah manis cewek ketiga itu. Aruna langit Rinjani.
Tiga cewek yang terlihat lesuh itu adalah para sahabat gadis kecil imut yang saat ini tengah berada didepan gerbang, menunggu bahaya yang bisa kapan saja datang menjemput.
"Perhatian-perhatian! Sebentar lagi ketua OSIS akan memberikan beberapa pengarahan. Silahkan di simak, karna ini akan menjadi beberapa pedoman kalian untuk mengikuti MOS beberapa hari kedepan." Ujar salah satu senior mereka yang bernama Delvin.