Kisah seorang gadis yang tinggal di sebuah panti asuhan..
Gadis polos yang memiliki jiwa penyayang tinggi, hari-hari nya selalu ia habiskan dengan bermain bersama para anak panti asuhan..Dialah
Nafisah PutriMeski ia selalu sibuk membantu mengurus para anak panti. Namun semua itu tak membatasi dirinya untuk terus belajar
Pasalnya Nafisah adalah seorang gadis yang sangat cerdas dan berprestasi di sekolah.
Hal itu membuat nya selalu mendapat kan nilai tinggi di sekolahnya.. bahkan membuat Nafisah di terima masuk di sebuah Universitas (UPI) dengan beasiswa yang di dapatnya" Bunda. Aku ingin bercadar, " kata Nafisah pada Bunda pengurus Panti asuhan yang di tempatinya
" Terserah kamu " balas Bunda
" Yang penting kamu harus siap dengan segala hal yang mungkin bisa menyulitkan mu bertahan di kampus itu " sambungnya" Insya allah Nafisah siap bunda " Nafisah tanpa Ragu
" Atuh kenapa harus di cadarin, padahal kamu teh cantik neng " timbrung salah seorang ibu yang biasa memasak untuk anak panti
" gapapa ambu. Naf mau menjaga diri ajah " jawab Nafisah menampilkan senyuman
" tapi kan neng. Kalo muka nya di tutupin nanti kamu ga akan dapat pacar,"
Plakk
Bunda menepuk lengan seorang wanita yang Nafisah sebut Ambu itu" biar atuh. Kan Nafisah teh mau menjaga diri, kalo kata anak zaman sekarang mah Jomblo..-" Bunda menghentikan ucapan nya berusaha mengingat kata yang hendak ia sebutkan
" Jomblo sampai halal bunda" Nafisah dengan suara halusnya
" nah eta!"
" atuh kalo jomblo gimana di halalin nya ari kamu neng" Ambu memasang wajah risau
" kamu itu cantik,kalo di cadarin nanti cowok teh ngira nya kamu itu jelek, banyak jerawatan" lanjutnya
Nafisah tertawa kecil menutup mulut nya
" begini loh Ambu. Justru Nafisah itu ingin menjaga diri dari lelaki yang hanya melihat wanita dari fisik nya saja, kenapa?karna jika seorang lelaki menikahi seorang wanita karna wajah nya maka kelak lelaki itu akan meninggalkan istrinya saat ia melihat wanita lain yang lebih cantik sementara istrinya yang mulai ketuaan ia tinggalkan begitu saja" tutur Nafisah menjelaskan
" jadi.. anggap ajah Nafisah itu sedang menguji cintanya seorang lelaki yang tulus mau menerima Nafisah tanpa melihat wajah Nafisah terlebih dahulu" sambung Nafisah dengan senyuman nya
" masya allah.. istiqomah ya neng, semoga berhasil" Ambu mengusap punggung Nafisah
***
Masa OSPEK
(Orientasi, Studi dan pengenalan Kampus)Hari itu pun tiba. Dan itu adalah hari ke 7 Nafisah menggunakan Cadar
Ya..
Nafisah memang sudah mulai bercadar sejak seminggu yang lalu. Agar ia bisa membiasakan diri.Nafisah masih sangat kebingungan di luar kampus. Ia melangkah perlahan sendirian sambil berpikir langkah mana yang harus ia ambil?
" permisi?" Suara seseorang dari belakang membuat Nafisah membalikan tubuhnya
Nafisah sedikit mendongakkan kepalanya karna lelaki di hadapan nya jauh lebih tinggi dari nya
Seorang lelaki yang memiliki tubuh tinggi kurang lebih 175cm, dengan hidung mancung, halisnya yang tebal dan kulit sawo matang
Seketika itu pula Nafisah menatap lelaki itu dengan takjub. Matanya membulat sempurna sambil terus memperhatikan lelaki di hadapannya itu
" Masya allah.. mimpi apa aku semalem? Bisa ketemu nabi Yusuf disini?" Nafisah membatin dengan jantung yang terus berdetak tak karuan
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story With You
General FictionHijrah itu mudah kok. Yang sulit itu Rasa Siap nya, Rasa Malu nya, dan Rasa gengsi nya. "Arif melamar aku, kak." Ucap Putri sembari menunduk. Davanca terkejut kontan menatap Putri yang sudah menunduk dalam. Ada rasa sesak yang tiba-tiba saja menusuk...