Hari senin tiba. sebelumnya Putri sudah mengabari Davanca untuk tidak datang di hari libur, dengan alasan ia sedang sibuk dengan banyak kegiatan.
Dengan tergesa-gesa Putri pergi ke luar rumah menghampiri Caca yang sedang menyapu di luar.
"Ca. Aku berangkat dulu ya, tolong bilangin Bunda soalnya beliau ga ada mungkin lagi ke kamar mandi." tutur Putri sambil memasukan beberapa buku kedalam tas.
"Iya," sahut Caca sambil tersenyum sumringah.
Putri mengerutkan keningnya, padangannya mulai beralih ke arah motor Beat yang ada di dekat pagar.
"Motor siapa ini, Ca?" tanya Putri.
"Motor saya."
Putri menoleh ke arah sumber suara. dilihatnya Davanka bersama Bunda.
"Loh, kak Davanka udah bisa.." tanya Putri menunjuk pada motor.
Davanka mengangkat telapak tangannya sebagai jawaban bahwa ia sudah baik-baik saja.
Sebenarnya Putri masih enggan untuk bicara dengan Davanka, namun posisinya disana ada Bunda. Jika Putri menolak Bunda pasti akan berpikir macam-macam, akhirnya Putri menurut saja pergi sekolah bersama Davanka.
*****
"Makasih, kak." kata Putri singkat segera pergi.
"Eh, Put!" Panggil Davanka. "Buru-buru banget."
"Ah, itu a-aku mau ke perpus kerjain tugas kak." Jawab Putri tanpa melihat Davanka.
"Iya, tapi Helm nya buka dulu dong." Sahut Davanka sedikit terkekeh.
Putri refleks memegang kepalanya. Saking gugup nya berhadapan dengan Davanka ia sampai lupa membuka helm padahal niat nya ingin segera berpisah dengan Davanka. agar Davanka tidak bertanya-tanya soal Arif dulu, nyatanya. Kini Putri justru malah membuat dirinya malu luar biasa di hadapan Davanka.
"Nih," Putri menyodorkan helm dengan kepala terus menunduk tak ingin melihat Davanka.
Bukannya menerima helm Davanka malah membungkukkan badan nya berusaha melihat wajah Putri yang tertutup cadar hitam itu.
"Kamu kenapa sih, put?"
Putri segera menaruh helm di atas motor.
"Tidak apa! Makasih kak." ucapnya lalu pergi dengan langkah cepatnya.SKIP
hari ini Putri merasa kurang semangat belajar, dikarenakan Apit tidak masuk. dan Alice sedang mengerjakan tugas di luar kampus.
"Put, kamu di tungguin kak Davanka." Bisik seorang wanita yg duduk di depan meja Putri.
"Ha! " pekik Putri terkejut.
Wanita itu mengangguk. "Katanya kamu disuruh cepet keluar."
"Duh, tolong bilangin dong. Aku udah keluar gitu." ucap Putri memohon.
"Oh, jadi Putri udah keluar. Kemana ya dia kira-kira?"
Putri terdiam mematung mendengar sahutan dari belakang nya, ia cukup pamiliar dengan suara tersebut.
Perlahan Putri membalikkan tubuhnya ke belakang, benar saja sudah ada Davanka duduk di atas meja."Emm, kak Davanka. Ngapain disini?" tanya Putri berusaha bersikap biasa.
Davanka turun dari meja menatap lurus pada Putri.
"Saya ga tau apa alasan kamu menghindari saya. Tapi kalo kehadiran saya memang mengganggu kamu, saya akan pergi." Davanka berucap tegas lalu pergi keluar dari kelas Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story With You
Genel KurguHijrah itu mudah kok. Yang sulit itu Rasa Siap nya, Rasa Malu nya, dan Rasa gengsi nya. "Arif melamar aku, kak." Ucap Putri sembari menunduk. Davanca terkejut kontan menatap Putri yang sudah menunduk dalam. Ada rasa sesak yang tiba-tiba saja menusuk...