Hari kedua OSPEK
Para mahasiswa baru memperkenalkan diri satu persatu dengan menyebutkan nama, umur, kota asal dan jurusan yang di pilihnyaNamun hari ke 2 sangat jauh berbeda dengan hari pertama. Jika di hari pertama para kakak senior itu sangat baik dan ramah di hari ke 2 justru menjadi sangat tegas dan garang
Bicara pun selalu menggunakan suara lantang atau lebih tepat nya menggunakan bentakan" Hey kamu!!" Panggil kakak Senior bertanda nama Rio menunjuk ke arah Putri
Putri menunjuk dirinya sendiri memastikan apa benar dia yang di panggil?
" Iya! Cepat maju!!" Teriak Rio
Putri pun maju ke depan untuk memperkenalkan diri nya
" Nama saya Nafisah Putri, usia 19tahun, saya tinggal di panti asuhan Tambatan hati kota bandung, kuliah dengan jurusan DKV interior arsitek," Putri bertutur lantang jelas dan padat
Namun presentasi nya itu membuat para mahasiswa lain saling menoleh bingung. Begitupun para senior
" Anak panti asuhan?" Tegur Rio
Putri menoleh kebingungan, apa yang salah dengan panti asuhan?pikirnya
" coba sebutkan siapa nama orang tua mu" ucap Rio
Putri terdiam bingung
Sementara Rio tertawa
" oh ya. Saya lupa kalo kamu punya orang tua mana mungin kamu tinggal di panti kan?"Putri diam menatap Rio
" oke!! Kalo begitu saya minta! Kamu lepaskan cadar di wajah mu itu sekarang juga!! Di hadapan semua kawan mu!" Teriak Rio
Putri terbelalak buru-buru menggelengkan kepalanya dengan cepat
" kenapa?" Tanya Rio
Putri menggelengkan kepala lagi tanpa menjawab. Jantung nya mulai berdegup kencang Putri merasa sangat takut dengan bentakan Rio yang meminta nya membuka cadar
" kamu membantah perintah saya!! Hey cepat lepaskan cadar mu!!" Bentak Rio
" a-apa alasan kakak minta S- saya buka cadar?" Putri memberanikan diri untuk bertanya meski suaranya terasa berat dan gugup
" kenapa? Ya karna kamu anak panti asuhan! Yang asal-usul nya ga jelas. Bisa ajah kan orang tua mu itu teroris.. secara kamu pake cadar, untuk menutupi identitas, bener kan?"
Hati Putri semakin memumpat tak karuan. Antara sedih, kesal, marah dan takut.. namun Putri tak tau harus melakukan apa selain diam
" tunggu apalagi? Ayo buka! Buktikan! Kalo kamu bukan teroris!" Paksa Rio
Putri melangkah mundur sambil menggelengkan kepala. Rio justru melangkah maju mendekati Putri untuk melepas paksa cadar di wajahnya
Putri semakin takut saat Rio sudah sangat dekat hendak meraih cadar nya. Ia menempelkan kedua telapak tangan nya sambil berlutut sambil menangis memohon agar Rio tak melepaskan cadar nya
" CUKUP!!! " tukas Davanka. Ia sudah tak tahan melihat sikap Rio yang semena-mena pada junior nya
" kalo dia gamau kenapa harus di paksa!? Punya hak apa lo lepasin cadar orang secara paksa?" Lantang Davanka
Rio menoleh melihat ke arah Davanka
" lo kenal dia? Lo pernah liat mukanya? Dan apa lo bisa pastiin kalo dia atau orang tua nya itu bukan teroris?" Cerocos Rio pada Davanka
" gak!" Jawab Davanka lugas
" tapi gw punya cara lain supaya dia mau lepas cadar tanpa paksaan"Davanka kemudian memanggil Catya dan Vira untuk membawa Putri ke kelas agar Putri mau melepaskan cadar nya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story With You
Ficción GeneralHijrah itu mudah kok. Yang sulit itu Rasa Siap nya, Rasa Malu nya, dan Rasa gengsi nya. "Arif melamar aku, kak." Ucap Putri sembari menunduk. Davanca terkejut kontan menatap Putri yang sudah menunduk dalam. Ada rasa sesak yang tiba-tiba saja menusuk...