"Kesulitan ku membuat aku merasa takut.
Aku terjebak dalam masalah yang besar,
Dan aku tak tau harus mengambil langkah yang mana...
Kamu yang biasa membantuku, kini entah dimana berada...
Nyatanya ketakutan ku tetap kalah dengan Rindu...
Harapan ku hanya ingin bertemu kamu...
Ku mohon kembali lah pada ku
Lindungi aku seperti yang kau lakukan dulu,"****
Putri nekat pergi ke rumah sakit sendiri, ia tak bilang pada Alice mau pun Apit, karna ia tau Alice pasti akan melarangnya pergi ke Rumah sakit.
Namun Putri merasa tak ada pilihan lain, ia harus menemukan Davanka. Selain merasa tak tenang dengan hatinya, Putri juga merasa harus membicarakan soal kesalahpahaman tentang Fahmi dan Vira.
"Permisi, suter, saya bisa ketemu sama dokter disini?" Tanya Putri pada seorang perawat yang tengah berjaga di bagian tempat Administrasi/daftar.
"Dokter siapa ya mbak? Sudah ada janji?" Tanya perawat itu.
"Belum sih, tapi ini penting banget sus,"
"Namanya dokter siapa?"
Putri diam sejenak.
"Hmm, itu dia sus, saya lupa namanya. Tapi kalo ga salah dia itu dokter spesialis anak.""Tunggu biar saya lihat dulu ya,"
Putri tersenyum senang sambil mengangguk. Sementara perawat itu memeriksa nama-nama dokter spesialis anak.
Putri mengedarkan pandangan nya, tak sengaja menangkap sosok dokter yang tengah ia cari-cari.
Lelaki bertubuh tinggi yang tengah berjalan ke arah lorong rumah sakit dengan tangan yang tengah memegang ponsel."Itu, itu... itu dokter nya, suster ga usah di cari, dokter nya udah ketemu, saya permisi ya sus. Sebelumnya makasih udah di carikan. Assalamualaikum" cerocos Putri berucap sangat cepat membuat sang perawat tersebut kebingungan.
Putri segera berlari mengejar dokter tersebut."Dokter!!" Panggilnya berteriak.
Dokter itu pun berhenti lalu membalikkan badannya melihat Putri.
"Assalamualaikum dokter," ucapnya kemudian dengan nafas yang masih tersenggal-senggal.
"Waalaikumsallam," jawab dokter itu.
"Hm, m- maaf mengganggu waktunya sebentar."
"Saya ingin bertanya sedikit sama dokter..."Putri mendekatkan kepalanya ke dada sebelah kanan dokter itu untuk melihat namanya.
"Dokter Imran!" Sebut nya penuh semangat sambil mengembalikan posisi berdirinya.
"Iya, ada keperluan apa ya?" Tanya imran.
"Saya mau tanya soal kak Davanka dok, dia sakit apa ya? Soalnya udah hampir seminggu dia ga pulang ke rumah," tutur putri.
"Davanca?" Imran sedikit terheran-heran, berusaha mengingat siapa gadis di hadapan nya itu.
"Iya, saya Putri dok, waktu itu kita kenalan di tempat administrasi."
"Ohh! Iyaiya saya ingat. Kamu junior nya Davanka itu kan?"
Putri mengangguk cepat.
"Alhamdulillah,dokter masih ingat, jadi gimana dok keadaan nya kak Davanka?" Tanya Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story With You
Aktuelle LiteraturHijrah itu mudah kok. Yang sulit itu Rasa Siap nya, Rasa Malu nya, dan Rasa gengsi nya. "Arif melamar aku, kak." Ucap Putri sembari menunduk. Davanca terkejut kontan menatap Putri yang sudah menunduk dalam. Ada rasa sesak yang tiba-tiba saja menusuk...