Chapter 3

191 42 7
                                    

Putri berdiri di sisi teras sambil menengok ke kanan dan kiri untuk memastikan tak ada siapapun di tempat itu

Setelah keadaan benar-benar sepi dan ia hanya sendiri mulai lah ia duduk di teras itu. perlahan Putri menurunkan cadar nya

" Bismillahh"
Cepat-cepat lah ia melahap makanan nya sebelum ada yang datang

Putri tau tak baik makan terburu-buru seperti itu namun ia tak punya pilihan lain. Putri takut tiba-tiba seseorang datang dan melihat wajah nya jika makan sambil menggunakan cadar itu sulit baginya karna cadar nya bisa saja kotor terkena sia-sia makanan di bibirnya. Maka Putri memilih melepaskan cadar dan makan dengan buru-buru

" Alhamdulillah" ucapnya setelah makanan itu habis sudah di telan nya

Putri memakai kembali cadarnya setelah mengelap mulut nya dengan tisyu lalu minum menggunakan sedotan yang di masukan ke balik cadar

" Kenapa makan disini?"

Uhukk!! Uhukk!!
Suara itu membuat Putri terbatuk karna kaget

" ah, kak Davanca" sahut Putri sambil menutup botol minum nya

" kamu gapapa?" Tanya Davanca

Putri menggelengkan kepalanya sambil tersenyum di balik cadarnya

" maaf kak. Aku makan disini, soalnya di bawah panas" Putri beralasan

Davanca manggut-manggut sambil tersenyum lalu mengambil duduk agak jauh dari Putri

" Nafisah Putri? Itu nama mu kan?" Tanya Davanca

Putri mengangguk

" saya punya beberapa pertanyaan buat kamu. Dan kamu harus siap menjawab pertanyaan tersebut dengan sejelas-jelasnya. Jangan beri saya jawaban yang ngaco" kata Davanca kemudian

Putri mengerutkan keningnya bingung

" emang wanita Islam itu sangat di wajibkan ya pake hijab? Karna yang saya tau kebanyakan perempuan mengaku muslim tapi rambutnya warna-warni jangankan untuk berhijab memakai pakaian saja aurat di umbar kemana-mana" cerocos Davanca

Putri diam sejenak berpikir

" ya memang di wajibkan. Justru allah ingin melindungi para wanita demi kebaikan mereka juga. Menjaga kesucian nya dari lelaki yang tak bisa menjaga pandangan nya.. terlebih hal itu bisa menumpukkan dosa bagi orangtua sang wanita dosa ibu dan ayahnya kan sudah banyak masa mau di tambahin lagi sama dosa anak nya. Apa dia ga kasihan sama orangtuanya yang harus nanggung dosa anak nya?" Jawab Putri lugas

" Tapi.. darimana umat Muslim tau kalo wanita Islam di wajibkan menjaga aurat memakai hijab? Sementara tak pernah ada yang bisa melihat sosok tuhan nya kan?" Davanca masih belum puas dengan jawaban Putri

Putri menghela nafasnya lalu melihat ke arah Davanca

" dalam perihal itu ada banyak Firman dalam al-Quran yang allah turun kan. Salah satunya Surah An-nur ayar 31 yang artinya
-Hendaklah mereka (wanita) menjaga pandangan nya dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasan nya (aurat) kecuali yang (biasa) terlihat. Yaitu wajah dan telapak tangannya Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung sampai dada nya-" Putri Jeda sejenak

" kala itu. Waktu ayat tersebut di turunkan para wanita muslim berbondong-bondong pulang ke rumahnya merobek kain hordeng dan kain apapun yang ada di dalam rumah nya lalu memakai kain tersebut untuk menutupi kepala sampai dada nya, lain dengan wanita zaman sekarang,, mereka takut dengan keringat akibat panas matahari tapi mereka ga takut dengan panasnya api neraka" jelas Putri menjawab tenang

Davanca tersenyum sambil manggut manggut
" oke.. saya punya satu lagi pertanyaan terakhir,"

" jika wajah itu bukan aurat terus kenapa ada wanita yang bercadar seperti kamu?" Lanjut Davanca sambil menatap Putri

Putri kontan menunduk beristighfas saat matanya beradu tatapan dengan Davanca

" emm. Itu," Putri berusaha mengendalikan kegugupan nya

" terkadang. Wanita perlu menjaga lebih dari sekedar menutup aurat,, karna lelaki pun kadang tak bisa menahan nafsunya jika melihat sosok wanita yang memiliki kecantikan lebih, setidaknya wanita itu mau menyimpan kecantikan nya khusus hanya untuk suaminya,, dan anggap saja wanita sedang menguji Cintanya seorang lelaki yang mau menghalal kan nya tanpa melihat wajah aslinya terlebih dahulu" tutur Putri sambil tersenyum

Davanca manggut-manggut lagi sambil sedikit tertawa

Drrttt.Drrttt
Alice
- lo dimana?-

Putri membulatkan matanya melihat pesan dari Alice

" duuhh. Maaf kak, aku harus buru-buru mungkin temen ku udah selesai Gosipin kak Davanca sama kak Vir-" kata-kata Putri terhenti saat ia menyadari bahwa di hadapan nya itu ada Davanca

Putri langsung menutupi mulut yang terbalut cadar dengan kedua tangannya. Davanca pun mengerutkan keningnya

" M- maaf kak, aku permisi" Putri cepat-cepat lari

Namun dengan cepat Davanca menarik kerudungnya dari belakang

" aaaaa!! Maaf kak. Beneran deh! Aku ga tau mereka gosipin apa tentang kak Davanca sama kak Vira, aku tadi izin ke toilet terus aku kesini buat lanjutin makan aku juga gamau ikutan gosip kak. Beneran kak. Serius deh!" Cerocos Putri sambil menempelkan kedua telapak tangannya dalam keadaan mata yang tertutup

Hening~

Putri sudah tak merasa kerudungnya di tarik lagi

Perlahan ia pun membuka matanya dan

" Allahhu Akbar!!!" Putri melombat kaget saat melihat Davanca tiba-tiba saja berada di Hadapan nya

Davanca terbahak melihat ekspresi wajah Putri yang begitu pucat karna kaget. Mungkin Davanca tak melihat seluruh wajah Putri karna tertutup cadar namun nampak jelas dari sorot mata Putri yang melotot juga keringat di kening nya

" hey Put. Are you okay?" Kata Davanca di sisa tawanya

Plakk!!
Putri memukul lengan Davanca

" kak Dava!! Kalo aku jantungan gimana!?" Putri merengek sampai tak di sangka-sangka ia menjatuhkan airmatanya

" Oke,oke. Sorry deh, lagian kamu kenapa sih tegang gitu"

" hiks,hiks aahh kak Dava!!!! Aku beneran kaget" Putri benar-benar menangis sambil mengusap-ngusap dadanya

Davanca mengerjap kaget. Tawanya seketika hilang saat menyadari ternyata Putri serius menangis

" E- put? Kamu gapapa? Maaf.. saya ga maksud buat kagetin kamu" Davanca berusaha menenangkan

Putri mengusap airmatanya
"Assalamualaikum" ucapnya lalu pergi meninggalkan Davanca

" waalaikumsallam" jawab Davanca sambil menatap kepergian Putri

" kamu apain dia?" Suara dari belakang membuat Davanca menoleh

" Vira?" Gumam Davanca

" kenapa dia nangis?" Tanya Vira

" gapapa" singkat Davanca lalu melangkah hendak pergi

Vira menahannya dengan memegang pergelangan tangan Davanca
" Dav. Kita perlu bicara"

Davanca melepaskan tangan Vira
" Kalo lo cuma mau bahas masalah di tempo hari maaf. Gw gak tertarik buat ngomongin itu"

" Dav, aku harus gimana lagi sih supaya kamu mau maafin aku?" Kata Vira lirih

" lo ga perlu minta maaf Vir, gw ga marah sama lo. Selama lo bisa bersikap wajar seperti tak terjadi apapun di antara kita. Please gw gamau inget masalah di hari lalu lagi" Davanca memasang wajah tenang

" apa kita udah ga punya kesempatan buat mulai semuanya dari awal lagi?" Vira mulai berkaca-kaca

" please Vir, jangan paksa gw buat benci sama lo" Davanca sambil melangkah pergi meninggalkan Vira

***

Di tulis
16 Febuari 2018

Jangan lupa sumbang bintangnya Readers 😊

My Story With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang