Sepanjang perjalanan Gaby terus mengusap-usap kepala Tisya dengan panik karna suhu Tubuhnya yang mulai demam.
Putri mengeluarkan minyak kayu putih di dalam tas nya,
"Pake ini." Ucap Putri saat tangan nya hendak mengolesi minyak tersebut pada Tisya.Tiba-tiba Gaby menepis tangan Putri dengan kasar.
" Gak usah pegang-pegang adek gw!."Putri menyerah, ia pun menyodorkan wadah minyak nya pada Gaby agar Gaby mengolesinya sendiri pada Tisya.
"Udah di tolong bukannya Terima kasih malah kasar gitu! Gatau diri banget sih lo! " cerca Alice menatap tajam pada Gaby.
Gaby sama sekali tak menggubris ucapan Alice. Ia meneruskan gerakan nya mengolesi hidung Tisya dengan minyak yang di berikan Putri.
*
Setibanya di rumah sakit Tisya langsung di bawa ke UGD untuk di tangani, Gaby dan yang lain nya hanya bisa pasrah menunggu di luar ruangan.
"Yang Sabar ya Geb. " ucap Putri sambil memegang pundak Gaby
Namun lagi-lagi Gaby menepis kasar tangan Putri. Ia lalu menarik Adiknya, yang bernama Della untuk duduk di pojok,jauh dari Putri.
Putri menghela nafasnya pasrah, meski dalam hati ia ingin sekali bertanya kenapa sebenarnya dengan Gaby? Kenapa ia begitu membenci Putri? Padahal mereka baru saja bertemu dan tidak pernah saling mengenal sebelumnya.
"Udah deh putt! Ngapain sih ngurusin tuh cewek... ga tau terima kasih banget! " umpat Alice menarik Putri agar duduk di kursi sebelahnya.
"Eng- kak Fahmi? " sahut Putri pelan
Fahmi menengadahkan kepalanya menatap Putri.
"Boleh minta tolong kasihin air ini ga? Buat adiknya Gaby, kasian dia kelaperan. " Putri menyodorkan kresek berisi air mineral dan kue cubit yang tadi sempat ia berikan pada Gaby namun tak di terima.
Fahmi melirik Gaby yang duduk di pojokan sambil mengusap-usap kepala Della, raut wajah Della nampak sangat pucat. Dan Fahmi mengerti kenapa Putri memintanya untuk memberikan air itu, karna kalo Putri yang memberinya Gaby pasti tak akan mau menerimanya.
"Oke" jawab Fahmi sambil berdiri mengambil kresek itu lalu berjalan mendekat pada Gaby dan Della.
Di tempatnya, Gaby terduduk sambil mengusap-usap kepala Della.
" Nih, kasih Adek lo makan dulu kasian dia kelaperan," Fahmi menyodorkan kresek itu di hadapan Gaby
Gaby mengangkat kepalanya menatap Fahmi lalu meraih kresek tersebut. Fahmi pun mengambil duduknya, disebelah Gaby.
" Kalo lo ada masalah, lo bisa cerita sama gw."
Gaby menoleh ke arah Fahmi, yang sudah Stay dengan senyumannya.
Ia berniat membuka suara untuk menceritakan kisah Pilu nya, Namun tiba-tiba Gaby mengurungkan niat nya ketika melihat sorot mata Putri yang terus memperhatikan nya.Tatapan Gaby seketika jadi mata penuh amarah, menatap Putri dengan tajam.
Menyadari bahwa Gaby tengah menatapnya Putri terkesiap, buru-buru mengalihkan pandangan nya." Eng- Lice, A-aku ke kamar mandi dulu ya." Ucap Putri segera pergi dari sana tanpa menunggu jawaban Alice.
Tatapan Gaby masih menyorong pada Putri yang sudah berjalan pergi, bahkan tubuhnya sudah menghilang di balik tembok.
" Mi, gw titip Della ya, mau kekamar mandi bentar." Izin Gaby yang di angguki oleh Fahmi
Water'closet
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story With You
General FictionHijrah itu mudah kok. Yang sulit itu Rasa Siap nya, Rasa Malu nya, dan Rasa gengsi nya. "Arif melamar aku, kak." Ucap Putri sembari menunduk. Davanca terkejut kontan menatap Putri yang sudah menunduk dalam. Ada rasa sesak yang tiba-tiba saja menusuk...