BAB 25 - Ruang BK

347 76 5
                                    

Aku masih ketawa gila di koridor mengingat kejadian Rival dan buku latihan SBMPTN itu.  Beberapa anak menatapku dengan alis terangkat sebelah---tapi aku bodo amat. Seengaknya, hal ini bisa meredakan kekusutan pikiranku.

"He Sialiva, ruang BK tuh belok sini, Bege." Rival mengingatkanku sinis.

Aku mendecih singkat. Lalu, masuk begitu saja menghadap Bu Netta.

Bu Netta---seperti biasa, menatapku penuh intimidasi di balik kacamata minusnya. Melalui tatapannya yang nggak biasa---aku sadar---beliau jengah.

"Kamu membolos bimbingan lagi, An?" tanyanya tanpa tedeng aling-aling.

Melempar tatapan dingin pada titisan Dementor yang duduk di sebelahku, aku menyahut pertanyaan Bu Netta lugas. "Iya, Bu. Saya kurang setuju dengan acara bimbingan yang ibu lakukan."

"Kalo boleh tau kenapa?"

"Tutor bimbingan saya nyebelin, Bu," keluhku sambil mengeram.

Kulihat Bu Netta menghela napas lelah sebelum berucap, "lalu mau kamu apa, An?"

"Saya bersedia mengikuti bimbingan. Asal tutornya bukan Aldo."

"Loh?" Akhirnya, mahkluk astral yang satu ini bersuara. "Yakin mau ganti? Ada yang lebih sabar emang selain gue?"

"Tuh kan Bu ngeselin." Refleks, aku menginjak ujung sepatu Rival. Membuat lagi-lagi---cowok bergigi kelinci itu meringis menahan sakit.

"Oke kalo itu permintaan kamu, An. Tapi, ibu boleh mengajukan negosiasi?"

Kedua alisku bertaut. "Apa, Bu?"

"Ada surat panggilan untuk orang tua kamu. Saya ingin bertemu, besok."

----

"

Sialivaaa, kok lo ngelamun muluu." Rival menupuk buku Kimiaku yang hanya terpampang lebar tanpa coretan.

"Ish, lo ngangetin." Aku menggeser kursiku sedikit menjauhi Rival. Masalah mama yang dipanggil Bu Netta masih aja kebayang-bayang meski kejadian itu udah lewat di istirahat pertama.

Mama pasti akan mengomel siang-malam. Memberiku wejangan membosankan, dan bisa-bisa mendaftarkanku di bimbingan belajar lagi.

"WOI CONNECTION YOUR INTERNET." Lagi, kalimat sarkatik itu terlontar nyaring di dekat indra pendengaranku.
"Lo paham nggak tadi kita bahas apa?"

Apa ya? Emang tadi Rival jelasin sesuatu?

Seperti sadar sesuatu aku yang terus-menerus melamun, Rival menarik buku paket Kimiawi. "Jam belajar nggak akan efektif kalo lo terus-terusan ngelamun. Kalo kita terus-terusan berantem."

Jeda sejenak, sebelum cowok itu menjulurkan jari kelingkingnya ke arahku. "Oke? Damai?"

Cih. Damai katanya.

Aku melengos. "Udah-udah mana, lo bisa ulang nggak?"

"Gue barusan jelasin Teori Larutan Asam Basah. Minggu depan lo UH Kimia sama Bu Say 'kan? Palingan juga Bu Say soalnya lebih banyak teori di bab itu."

"Sotoy." Aku mencibir.

"Gampang kok, Va. Asal lo bisa konsep dasarnya aja. Misal, sebutkan jenis asam kuat; HCl, HBr, H2SO4, HNO3, HI, HIO4, dan HbrO4. Gitu, Va."

Aku melongo mendengar penuturan titisan Dementor yang kayak nge-rap itu.

Setdah si Rival. Tukeran otak yuk?

"Sekalinya itung-itungan juga gampang, Va. Bu Say pernah ngasih bocoran ke kelas gue kalo salah satu soal yang bakal muncul kayak begini." Rival menarik kertas di bagian tengah buku tulisnya. Mendekat ke arahku sambil menulis sebuah pertanyaan.

Tentukan pH dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H+ sebesar 10− 4 M.

"Bisa nggak?"

Refleks, aku menggeleng cengo.

"Connection your internet, deh. Tadi gue jelasin sampe busa-busa."

Huft. Selalu. Connection your internet.

Connection Your InternetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang