interval 1 #2 /Rendezvouz/

48 11 1
                                    

♥Second♥

Rendezvouz (n) pertemuan

-Pertemuan awal yang baik apakah akan menjadi pertemuan akhir yang baik?-

Maret 2010, SMA HAESAN

Hanbin hanya menundukkan kepalanya begitu guru Kang sudah menggulung lembaran kertas hasil ujiannya yang membuat kelas berada di rata-rata dari yang biasanya. Kantor Guru lumayan sepi karena saat ini memang sedang waktunya para guru mengisi kelas masing-masing.

"Kim Hanbin,"

"Ya? Aigoo, saem... jangan terlalu mementingkan rata-rata kelas, pikirkan saja mereka yang para juara kelas, ya?"

Guru Kang menggertakkan giginya geram lalu memukul kepala Hanbin dengan gulungan kertas itu setelah berdiri dengan berkacak pinggang merasa emosi dengan satu muridnya ini.

"Ya, ya, ini semua karenamu Kim Hanbin! Dan kau bilang apa? Tidak perlu memikirkan rata-rata kelas? Aigoo! Kau saja yang jadi wali kelasnya kalau begitu!"

Hanbin hanya mengusap tengkuknya, menurut Hanbin guru Kang adalah wali kelas yang paling tidak bisa memberikan toleransi soal urusan kelas dan nilai. Memangnya Hanbin pernah dapat nilai sejelek ini kalau saja, kemarin ia tidak terkena kecelakaan kecil akibat tergelincir di wahana ski yang membuatnya harus dirawat saat mendekati ujian akhir kelas.

Ada apa dengan sistem sekolahnya yang menjadikan satu guru untuk jadi wali kelas selama 3 tahun penuh, itu membuat Hanbin tidak bisa mendapat penilaian lebih.

Akademis Hanbin memang tidak bisa dibilang membanggakan, tapi paling tidak dia tidak akan mendapat judge seperti ini kalau saja bukan guru Kang yang menjadi wali kelasnya.

Ya lagi pula, mau seemosi apapun guru Kang padanya itu tidak akan mengubah hasil akhir yang ada. Masih ada semester berikutnya, kenapa harus sekhawatir itu? Hanbin heran.

"Saem," panggil seorang siswa perempuan yang membawa setumpuk buku tulis di tangannya. Wajah guru Kang yang terlihat emosi segera sirna begitu melihat siswa itu dan membuat Hanbin gelagapan.

Siswa perempuan itu senyum begitu guru Kang menyambutnya. "Oh, Gyuri, itu tugas kelasmu?"tanya guru Kang ramah. Membuat Hanbin hanya mendecih tanpa suara, ada apa dengan pria yang akan jadi lansia dalam lima belas tahun yang akan datang ini ketika melihat yang cantik, hilang sudah emosinya.

Hanbin jamin, Hanwoong pasti akan seperti guru Kang jika sudah jadi guru nanti. "Nde, saem. Di mana harus aku letakkan?"

Setelah menaruh tumpukkan buku itu, Gyuri melihat ke arah Hanbin yang masih berdiri di sisi kanan meja dengan kepala tertunduk. Bukan jenis tertunduk yang sedang merenungkan kesalahan ketika ditegur guru, tetapi lebih kepada merasa malu dan itu membuat Gyuri hanya tersenyum samar.

"Terimakasih, kau boleh kembali."

Gyuri mengangguk dan membungkuk sejenak sebelum melangkah menuju pintu keluar, namun ia kembali lagi dan membuat Hanbin yang baru bernapas lega tidak bisa mengontrol saraf matanya untuk tidak melotot, jadi mata sayunya itu membulat sempurna dan membuatnya berdeham tiba-tiba, Hanbin merasa gugup seketika. Siapa yang tidak merasa gugup ketika bertemu orang yang disukai di ruang guru, dengan tangan saling merapatkan di depan perut–itu pasti sudah mendefinisikan kalau sedang berada di ruang guru karena membuat masalah.

"Saem, ada murid pindahan. Kepala Sekolah bilang kau sudah tahu,"

Guru Kang melongok sedikit ke arah pintu akses para guru keluar dan masuk. "Oh, dia sudah datang?"

Guru Kang merapikan buku-buku yang Gyuri berikan dan melupakan eksistensi Hanbin yang berdiri di sisinya. "Suruh dia masuk,"

Gyuri tidak menjawab lagi, kemudian membungkuk kedua kalinya sebelum mendekat pada pintu dan mengisyaratkan siswa baru itu untuk masuk.

Heartbreaker | proses!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang