Fourth
-Aku bersyukur karena dia berhasil selamat, meskipun dia yang kuselamatkan bukan orang yang kusuka-
Minggu pertama Juli 2010
Haesan sempat menjadi sorotan Dewan Pendidikan atas insiden yang terjadi terakhir kali di Laboratorium Kimia kelas 2 karena tidak terjaganya keamanan untuk fasilitas yang digunakan para siswa dalam pembelajaran di dalam lingkungan sekolah. Bahkan guru Oh selaku pemimpin mata pelajaran dan pemegang ruang lab yang ada di lantai 2 itu mendapatkan teguran yang berasal dari rapat komite sekolah dan Dewan Pendidikan.
Hal terburuknya Guru Oh mendapat skors dan menulis surat permintaan maaf tertulis yang ditujukan untuk para murid khususnya untuk Jiahn dan Hanbin yang menjadi korban nahas insiden hari itu. Kemudian, sekolah kembali berangsur normal dan mulai jauh dari perbincangan di forum diskusi umum setelah waktu berlalu sekitar 2 minggu dari insiden.
Jiahn tiba-tiba beranjak ketika Hanbin datang yang justru membuat Jaeun yang berada di sebelah Jiahn sedikit kaget dengan pergerakan Jiahn yang tiba-tiba. Jiahn memang sudah mengatakan terimakasih dan memastikan bahwa Hanbin tidak mengalami luka yang parah dan bisa membekas dikemudian hari, tapi tetap saja ada perasaan tidak nyaman yang terus menggeliat dalam hatinya yang membuatnya ingin terus bertanya apa benar kondisi Hanbin sudah baik-baik saja atau lelaki itu menutupi sesuatu darinya.
Karena, saat kemarin pulang sekolah, tidak sengaja Jiahn melihat Hanbin yang berjalan keluar dari sekolah bersama Gyuri dan dia mengeluh bahwa lukanya masih membuatnya nyeri saat melakukan peregangan dalam pelajaran olahraga. Dan, tentu saja itu membuat Jiahn cemas.
Jiahn mengetuk meja Hanbin membuat lelaki Kim itu yang sebelumnya sibuk mendengarkan musik dengan headshetnya segera mendongak dan mendapati Jiahn berdiri di samping mejanya, ia kemudian menegapkan tubuhnya tanpa minat. "Ada apa?" Hanbin bersandar pada sandaran bangku yang ia duduki seraya melepas headshetnya.
"Lukamu... sudah pulih?" Jiahn menunjuk area luka yang menurut Jiahn paling parah saat terkena pecahan kaca saat insiden.
"Lebih baik, bukan luka serius."
"Kau tidak sedang bohong padaku, kan?" Jiahn bertanya lagi, merasa curiga dengan gelagat Hanbin yang kemudian disambut oleh tawa lelaki itu tiba-tiba membuat Jiahn sesaat sedikit tersedot atensinya saat melihat tawa Hanbin yang terlihat senang seperti itu.
"Untuk apa aku melakukan itu? Siapa pun yang ada di kejadian itu, saat yang sama jika aku memang di sana, aku pasti akan menyelamatkannya, jadi jangan berlebihan. Simpan saja rasa cemasmu untuk ujian Kimia praktikum mendatang," Hanbin menerawang seperti mengenang kejadian itu membuat merasa dirinya telah melakukan sesuatu yang hebat dan memberikan jasa yang besar sebagai ketua kelas.
Jiahn tertangkap basah oleh guru Kang yang berdiri di pintu belakang kelas mereka sedang menatap Hanbin agak lama, membuatnya salah sikap dan Hanbin yang belum selesai bicara secara refleks memegang pergelangan tangan Jiahn dan melepasnya cepat. "jujur, aku cemas sekali memikirkan ujian Kimia, bahkan rasanya aku sudah stres. Kau bagaimana?"
Pelakunya mungkin tidak sadar, tapi jujur saja membuat Jiahn kaget setengah mati. Pandangan Jiahn tentang Hanbin perlahan mulai berubah sejak insiden hari itu, yang justru membuat Jiahn merasa terganggu dengan apa yang ada di pikirannya.
"Um mungkin...ya, sama denganmu."cengir Jiahn paksa lalu kembali ke mejanya.
███
Akhir pekan, gelanggang olahraga
"Kau baik?" Jiahn menyentuh sebelah bahu adiknya dengan sorot penuh perhatian. "Baik." Jiyeon mengangguk yakin seraya menarik napas panjang, menetralisir segala rasa cemas dan takut yang menyerang dirinya selalu sesaat menjelang kompetisi. Mereka berdiri di tepi kolam renang tempat kompetisi berlangsung. Karena ini adalah kompetisi antar sekolah menengah pertama se-Korea dan selama tingkat sekolah dasar Jiyeon disekolahkan dengan cara home schooling membuat Jiyeon tidak memiliki banyak teman untuk mendukungnya ketika pertandingan berlangsung seperti hari ini misalkan, sebenarnya Jiahn meminta ibunya untuk hadir pun sebagai bentuk dukungan dan semangat yang menurut Jiahn bisa memberikan dampak besar bagi Jiyeon karena ini adalah kompetisi besar pertamanya setelah cedera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreaker | proses!
FanfictionTentang friendzone Tentang unrequited love Tentang asing yang menjadi akrab Tentang akrab yang menjadi jauh Tentang jauh yang kemudian terlupakan Tentang obsesi untuk takut melepaskan Tentang mimpi dan harga diri Tentang ego yang tak mau berj...