[Del.Scene] I Wanna Know

27 3 1
                                    

note's : Del scene? Delete Scene

Ini maksudnya adalah bagian yang sayang dilewatkan, tapi gak bisa ditaro di chapter utamanya karena udah melimpah. Ini juga sebagai penjelas aja sih hehe. Silakan dibaca ^^ kan janjinya pas abis lebaran yak, tapi kasian juga kalo yang nungguin bagian barunya. yodah lah ... aku posting,

selamat menikmati~

[Del scene]

-I wanna know -

Hyunjo menyapu rambut yang menempel di pipinya ke belakang telinganya. Seraya menunggu seseorang membukakan pintu untuknya. Ini akhir pekan yang sudah dijanjikan Jiahn untuknya diizinkan berkunjung ke rumah perempuan Son itu setelah melalui debat yang panjang melalui ruang obrolan yang sebetulnya mereka buat untuk kerja kelompok saat Jiahn masih berada di Daegyo. Yah, Jiahn tidak pintar bersilat lidah, jadi setelah kalah telak kala membahas sejarah Korea di mana salah satu kelemahan Jiahn dalam bidang akademis akhirnya Jiahn mengizinkan Hyunjo datang setelah jam makan siang.

Hyunjo dibuat kaget kala yang membuka pintu seorang lelaki di mana sudah jelas sekali tidak ada laki-laki yang tinggal di rumah Jiahn. "Ya Tuhan," Hyunjo mengerutkan keningnya mencoba mengingat wajah yang baru saja nampak di balik pintu yang baru saja dibuka lebar oleh seseorang yang bukan pemiliknya. "Masuk lah, Jiahnnya sedang pergi mengantar barang Jiyeon yang tertinggal ke halte bus depan sana."

"Kapan kembalinya?"

Hanbin melirik televisi yang menyala, meskipun tidak ada sesuatu seperti penunjuk waktu di sana tetapi kemudian dia menjawab. "Mungkin sebentar lagi, dia pergi sudah lumayan lama."

"Sepertinya Jiahn menganggapmu bukan orang lain, mengingat bagaimana dia mempercayakan rumahnya padamu untuk ditinggal."

Hanbin tersenyum samar, lalu menaikkan bahunya pendek. "Lebih tepatnya hubungan kita semua sudah berada tahap di mana memasuki kamar masing-masing kecuali ruang kerja orangtua kami."

"Susunan kalimatmu terdengar ambigu bagi orang yang tidak paham situasi kalian."gidik Hyunjo merasa geli mendengar penuturan Hanbin barusan. Hanbin memilih membuka kulkas, mengambil jus jeruk untuk menuangnya ke gelas dan memberikannya pada Hyunjo yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Untuk kejadian lama saat Jiahn baru datang ke Haesan, aku ingin mengucapkan terimakasih karena sudah menolongnya."

"Bukan apa-apa." Hanbin mengambil pulpennya, dan kembali mengerjakan beberapa soal yang Jiahn berikan. Haesan sedang melaksanakan pekan ulangan untuk tingkat akhir, jadi Hanbin ingin memanfaatkannya dengan baik, mengingat Jiahn sangat bisa diandalkan akademisnya.

"Oh ya boleh aku bertanya sesuatu padamu?" Hanbin tiba-tiba saja tergelitik untuk bertanya soal Jimin pada Hyunjo. Ya, jika Jiahn bilang kalau mereka berteman sejak menengah pertama, paling tidak Hyunjo pasti tahu hal sekecil apapun yang ada kaitannya dengan Jiahn bukan?

Hyunjo sebenarnya tipe yang agak malas menanggapi, karena mulutnya suka kelewat batas jika sudah membahas sesuatu apalagi orang lain. Dan pasti Hanbin ingin bertanya sesuatu yang ada kaitannya dengan Jiahn. Hyunjo memang senang bergosip, tetapi ia punya kode etik tidak membicarakan teman sendiri jika tidak ada orangnya.

"Tentang apa?" Hyunjo sengaja memancing dengan pertanyaan itu. Ya paling tidak, Hyunjo tidak benar-benar memberi jalur terbuka bagi Hanbin untuk bertanya ini-itu soal Jiahn bukan?

"Saat di Daegyo –seperti apa hubungan Jiahn dan seniornya itu? Yang pemain basket." Hanbin berdeham setelahnya, berpura-pura menyibukkan diri dan matanya pada lembaran soal padahal otaknya hanya menuju pada seperti apa jawaban yang Hyunjo berikan soal tanyanya.

Heartbreaker | proses!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang