[SS] The way she fall in love with him #2

32 7 0
                                    

-the way she fall in love with him #2-

Oktober 2010

Saat itu hari ulangtahunnya, bulan Oktober dimusim gugur yang tak pernah dia sukai Hanbin baru saja melempar tasnya ke kasur saat ibunya mengekori masuk ke kamar dengan wajahnya yang terlihat tidak santai. "Hanbin, kau kembali bersama Jiahn?"

Lelaki itu menggeleng, masih mengambil handuknya dan menaruhnya di leher. "Tidak, kenapa?"

"Kupikir kau pulang selarut ini karena pulang bersamanya," Hyeran bolak-balik terlihat cemas membuat Hanbin mengambil ponselnya seraya memeriksa bahwa barang kali saja dia melewatkan pesan atau telepon dari perempuan itu. Namun, nihil. Pesan terakhir mereka secara online dan offline berakhir saat kemarin membahas soal ulangtahun Hanbin yang akan datang dalam waktu hitungan hari. Hanbin memiliki urusan sendiri yang tidak ada hubungannya dengan Jiahn, lagi pula meski sudah beberapa bulan berlalu sejak mereka tahu kalau mereka tetanggaan bukan berarti Hanbin bisa dengan sesuka hati membawa Jiahn ke dalam persoalan yang hanya akan jadi masalah jika salah seorang dari anggota keluarganya tahu.

"Ibunya bertanya apa Jiahn sudah di rumah atau belum tadi lewat telepon, sekarang aku masih menggantung teleponnya."

Melihat wajah cemas ibunya membuat Hanbin menaruh handuknya di kasur lalu berjalan keluar, menerima telepon rumah yang sempat di letakkan di atas meja tanda sambungan belum terputus. Setelah menarik napas, akhirnya Hanbin mengambil telepon itu.

"Bibi Eunjo, ini Hanbin, aku baru saja akan menjemputnya di tempat dia berada sekarang, tadi –"

Hanbin berhenti menjelaskan karena Eunjo lebih dulu memotong, mengatakan segala hal seputar bahwa dia harus melakukan sesuatu jadi tolong jaga Jiahn dan Jiyeon sampai dirinya pulang. Hanbin tentu hanya mengangguk, mengatakan ya beberapa kali sampai akhirnya ia meletakkan kembali telepon rumahnya di tempat semula.

Hyeran yang berdiri di sisinya memberi tatapan ingin tahu. "Aku kadang sering berpikir, apa dia benar-benar ibunya? Apa ada ibu yang sedingin itu?"

"Ada, itu contohnya baru saja kau tahu."sahut ibunya, "Kau memang tahu di mana Jiahn? Dia memberi kabar padamu?"

"Tidak, tapi paling tidak aku akan menemukan dia di tempat yang paling mungkin dia kunjungi,"

Hanbin memeluk ibunya singkat, "Aku mungkin tidak semenakjubkan hyung, tapi ibu harus tahu kalau aku sayang kalian."

Hyeran terheran-heran dengan tingkah putra bungsunya yang begitu manis. Apa yang Eunjo katakan pada anak itu kira-kira?

"Hati-hati, kabari ibu jika sudah menemukan dia."

Hanbin baru keluar dari rumah, saat melihat Jiyeon juga baru menutup gerbangnya dengan berselimut mantel dan satu tote-bag di tangannya membuat Hanbin iseng bertanya. "Kau tahu Jiahn ada di mana?"

Jiyeon tidak memiliki ide untuk saat ini, jadi dia hanya menggeleng. Jiahn memang selalu akan pulang, tapi kabar di televisi bahwa cuaca akan memburuk seiring larut malam membuat Jiyeon merasa mesti secepatnya menemukan kakaknya. Apalagi waktu menunjukkan sudah pukul 8 malam lewat.

"Pergi lah ke rumahku, ada ibuku di rumah dan tunggu Jiahn pulang. Aku akan pergi mencarinya."

"Tapi –"

"Cepat," Hanbin mengambil tote-bag itu kemudian pergi meninggalkan Jiahn. Ia tahu Jiyeon masih berdiri di tempatnya jadi Hanbin memutar tubuhnya. "Tunggu bersama ibuku, aku akan memberi kabar ke ibuku jika menemukan dia."

Jiyeon yang hanya memandang Hanbin yang mulai menjauh hanya menaikkan bahu. "Cari dia dengan kerja kerasmu kali ini, aku masih berharap besar bahwa kau dapat melihat kakakku dan berhenti menyakitinya. Dia pasti pulang terlambat menyiapkan sesuatu sebagai hadiah untuk ulangtahunmu."

Heartbreaker | proses!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang