Twenty-ninth
"Kami pihak YS Entertainment akan mengabari kalau lagumu disetujui oleh Park Hoejang-nim, Hanbin-ssi." Ujar Hara sebagai ketua produser dari agensi YS yang merupakan salah satu industri terbesar di Korea dan artis juga idolanya yang sedang naik daun saat ini. Hanbin berjabat tangan dengan wanita kisaran 30-an tahun itu, lalu memberi salam hormat dan tersenyum lebar. "Aku tunggu kabar baiknya, Jang PD-nim."
Hanbin keluar dari gedung studio, di lobi ia justru bertemu dengan Ki Donghyuk yang penuh peluh dengan kaos hitamnya yang sudah basah dan juga celana trainee yang sudah belel. "Hanbin, sedang apa kau di sini?" sapa Donghyuk, sudah lumayan lama mereka tidak bertemu kecuali ketika mereka di kelas dosen yang sama.
Tentu saja, mereka sudah tidak satu asrama karena keduanya sudah keluar dari asrama kampus. Hanbin berada di officetel sementara Donghyuk sepertinya berada di dorm agensinya ini. "Aku habis mengajukan demo beberapa lagu yang sudah aku selesaikan aransemennya. Bagaimana denganmu?"
"Aku murid trainee di YS sini, ada evaluasi bulanan yang baru aku selesaikan. Mungkin Hoejang-nim masih berada di studio latihan, kau ingin menemuinya?"
Hanbin sebenarnya senang saja, jika diperkenalkan oleh orang besar dan berpengaruh seperti pemilik agensi besar Korea ini, tapi ia tidak mau itu menjadi batu loncatan karirnya. Ia benar-benar ingin memulai dari bawah. Dan lagi pula, selama dua tahun belakangan baru ada tujuh lagu yang sudah sempurna baik secara lirik dan komposisi aransemennya.
Dia masih belum menjadi apa-apa dengan lagu yang hanya sebanyak itu.
"Tidak perlu, nanti saja."
"Ya! Lagu-lagumu nanti kalau disetujui oleh Hoejang-nim tolong berikan itu sebagai album debutku ya, Kim Hanbin?"
"Memang kapan kau debut?"
"Mustahil untuk debut dalam dua sampai tiga tahun ini, tapi dalam tiga tahun ini pasti kau akan menghasilkan banyak lagu, kan... jadi pasti salah satunya nanti akan menjadi lagu debutku nanti."
Hanbin tahu, Donghyuk cukup menakjubkan dalam menari hanya saja selama ini belum pernah ia mendengar anak ini bernyanyi dari hati. Suaranya tidak buruk, bisa dibilang bagus. Tapi, untuk menyanyi dari hati, Donghyuk belum begitu.
"Itu bisa dibicarakan nanti, asal kau tidak menyerah saja di sini. Menunggu waktu debut di YS itu sangat lama sekali, bisa keburu tua kau di sini."
"Kim Hanbin! Kau ini kalau bicara," Donghyuk menahan mulutnya untuk mengumpat, bagaimanapun calon artis yang akan debut tidak mungkin membuat skandal sebelum masa debutnya dimulai. Hanbin terkekeh melihat ekspresi Donghyuk yang seakan ingin mencengkram rambutnya sambil memakinya. "Aku bercanda, kunjungi studio saja kalau kau mau dengar lagu yang sedang aku garap."
Donghyuk merasa Hanbin benar-benar bersemangat dan itu membuat Hanbin terlihat lebih bersinar cerah daripada hari-hari sebelumnya. "Jadi, sepertinya kau sudah menemukan harta karunmu liburan akademik kemarin ya?"
"Kenapa memangnya?"
"Aku malas mengatakan ini, tapi kau terlihat lebih cerah daripada saat kita bertemu terakhir kali sebelum liburan." Ujar Donghyuk, menyenggol lengan Hanbin. "Jadi, kau sudah menemukan dia, kan?" tanya Donghyuk yakin seraya cengegesan menggoda Hanbin.
"Sudahlah, aku pergi dulu. Jangan lupa ke studio kalau sempat,"
"Hanbin," panggil Donghyuk. Hanbin hanya menoleh, lalu Donghyuk tersenyum lebar, "Jika sudah menemukannya, jaga dia baik-baik. Kalau kau kehilangan yang kedua kalinya, tidak ada yang menjamin dia akan kembali padamu lagi. Besar kemungkinan dia akan kembali pada yang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreaker | proses!
FanficTentang friendzone Tentang unrequited love Tentang asing yang menjadi akrab Tentang akrab yang menjadi jauh Tentang jauh yang kemudian terlupakan Tentang obsesi untuk takut melepaskan Tentang mimpi dan harga diri Tentang ego yang tak mau berj...