Chapter 37 : That Man?

13.7K 1.4K 56
                                    

Setelah kedua pemuda itu berlatih memanah, keduanya kembali ke mansion. Di perjalanan menuju mansion Jungkook hanya diam menatap keluar jendela. "Kita bisa berlatih lagi jika kau mau dan kurasa tak susah untuk melatihmu karena bidikan mu cukup bagus bagi pemula" ujar Mingyu sesekali menoleh kearah si manis. "Hm~ baiklah, kapan kita berlatih lagi?" tanya Jungkook tampak antusias. "Jika begitu kau harus dapat izin dari Taehyung"
"Kenapa harus?" Mingyu memutar mata malas. "Jika terjadi sesuatu denganmu aku akan habis". Jungkook terdiam, hingga sebuah pertanyaan yang selalu timbul dikepalanya kini kembali.

"Eung~ aku ingin bertanya" suara si manis pelan. "Apa?" jawab Mingyu masih fokus menyetir. "Kenapa Taehyung melakukan ini, maksudku kenapa dia melindungiku seolah aku ini sosok berharga baginya?". Jungkook benar-benar ingin tahu kenapa Taehyung melakukan hal itu padanya, seolah dirinya adalah sosok berharga yang harus dilindungi. Ia merasa besar kepala dan ia tak ingin perasaan itu terus berlanjut. Tak ingin berharap jika Taehyung benar-benar ingin dirinya. Namun semua tindakannya seolah memberikan si manis harapan.

"Aku tak tahu, lebih baik kau tanya langsung padanya" jawab Mingyu seadanya. Jungkook menghela nafas. Berada dalam keadaaan kebingungan tak tentu arah. Mungkin benar yang di katakan Mingyu, lebih baik bertanya langsung pada pria itu. Namun, apa dirinya punya nyali?

.

Jungkook memasuki mansion tanpa bicara, ia diam sejak bertanya di mobil tadi. Mingyu menatap punggung si manis yang semakin mengecil, menggaruk tengkuknya dengan wajah bingung. "Suasana hatinya pasti sedang tak baik" gumam si pemuda.

Si manis memasuki kamar, entah kenapa suasana hatinya terasa tak bagus. Mendudukan tubuh pada ranjang dan menghela nafas. "Apa-apaan ini? Ia bersikap seolah aku adalah sesuatu yang berharga, namun dia kadang mengabaikanku dan marah tak jelas. Lihatlah sekarang aku tidur dikamar miliknya" Jungkook mengusap wajahnya kasar. "Tsk, kau lupa Jeon? Tujuan ia seperti itu adalah karena kau jalangnya, budak seksnya" Jungkook tersenyum pongah, merebahkan tubuh menatap langit-langit kamar. "Seharusnya aku tak seperti ini, jatuh cinta pada pria brengsek itu"

"Namun apa yang kusesali? Perasaan tak bisa di tarik kembali, aku sudah jatuh dan terjebak dalam pesonanya. Pria yang ternyata adalah sosok dibalik dunia belakang, seorang mafia" Jungkook mendudukan tubuhnya. Masih tak bisa dipercaya dirinya berurusan dengan seorang yang berbahaya, terlebih jatuh cinta. "Aku harus mandi, kacau sekali" si manis beranjak menuju kamar mandi dengan langkah lesu.

Jungkook telah selesai dengan acara mandinya, memakai celana hitam selutut serta baju kaus putih oversize. Pakaian santai, karena setelah ini tak ada rencana untuk keluar. Jungkook keluar kamar, menutup pintu itu pelan dan hendak  menuju lantai bawah. Pandangannya tertuju pada tangga yang tak jauh dari posisinya. Tangga yang menghubungkan ke lantai tiga. Si manis penasaran, selama tinggal disini lantai tigalah yang belum pernah ia telusuri. Jungkook tahu Taehyung sering kali kesana jika pria itu tak tidur bersama dirinya.

Akibat rasa penasaran yang tinggi, kaki jenjang itu melangkah menuju tangga. 'Kurasa tak apa, mumpung Taehyung tak ada' batinya. Dan akhirnya Jungkook menaiki tangga tersebut, tangga melingkar yang cukup tinggi. Setelah sampai, hanya ada satu ruangan disana. Dengan rasa ingin tahu yang besar, Jungkook mendekati pintu bercat coklat tua itu. Tangannya terulur mencoba membuka pintu, dan benar saja. Ruangan itu tak terkunci.

Jungkook sedikit tersentak. 'Dia lupa menguncinya?' pikir si manis. Jungkook ragu memasukinya atau tidak, ini adalah privasi Taehyung. Namun kapan lagi ada kesempatan ini?. Sesaat berdebat dengan batinnya, dengan pasti Jungkook memutuskan masuk untuk melihatnya. Tentang privasi, nanti saja. Rasa penasaran lebih mendominasi.

Jungkook menatap sekeliling, memastikan tak ada seorangpun yang melihat. Akhirnya si manis memasuki ruangan itu.
Ini sebuah kamar, kamar yang didomonasi berwarna gelap. Dengan perlahan menutup pintu kamar. Jungkook menatap sekeliling, hanya ranjang king size, sebuah meja yang berisi tumpukan kertas serta map, rak buku yang tinggi, dan satu pintu yang sepertinya kamar mandi. Sepertinya kamar ini adalah ruang kerja Taehyung.

Mata si manis berbinar melihat rak buku, mendekatinya dan menelusuri buku apa saja yang ada. Hingga pandangannya jatuh pada sebuah buku yang berjudul Shakespeare First Folio. Itu adalah sebuah buku yang langka. Shakespeare First Folio adalah sebuah buku yang luar biasa karena bagian koleksi otoritatif pertama drama Shakespeare yang pernah diterbitkan.
Karya-karyanya yang disusun oleh teman-teman Shakespeare dan mitra bisnis, John Heminge dan Henry Condell, yang membantu menjalankan perusahaan teater.

"Woa~ dia mempunyainya?" suara Jungkook kagum, tangan itu terulur mengambil buku yang ia inginkan, namun cukup tinggi. Si manis masih berusaha menggapainya, namun akibat dorongan tubuhnya, rak buku tersebut bergerak seperti berputar, hingga Jungkook terjatuh dan berada pada ruangan lain. Ya~ rak buku itu adalah pintu rahasia.

"Heol? Seperti film saja" ujar si manis masih tak percaya. Ia bangkit dan menatap rak buku di belakangnya. "Aku tak terjebak kan?" gumam si manis, kemudian mencoba mendorong sisi rak buku itu hingga ia kembali berada di kamar yang sebelumnya. "Woah~" Jungkook ingin ke ruangan di balik rak buku itu dan ia kembali mendorongnya hingga kini menghilang digantikan dengan dinding polos.

Jungkook menatap sekelilingnya, ruangan itu remang hingga sedikit susah untuk melihat dengan jelas. "Apa tak ada lampu yang lebih terang?" gumamnya, kemudian mencari disekitar dinding. "Akhirnya" Jungkook menemukan saklar lampu dan seketika ruangan itu menjadi terang.

"Woah~" lagi-lagi si manis tercengang melihat pemandangan di depannya. Bak gudang senjata, di dindingnya terdapat banyak senapan maupun revolver yang sengaja dipajang pada dinding. Tak hanya itu, masih ada belati berbagai macam jenis yang tampak elegan. Juga terdapat sebuah kotak kayu besar di bawahnya, dan pastilah isinya adalah benda yang sama. Ruangan ini seperti gudang senjata, namun senjata yang berada disini adalah milik Taehyung seorang.

"Jika aku menggunakan ini pasti tampak keren sekali" Jungkook terkekeh pelan. Kakinya melangkah mendekati sebuah kotak kayu kecil di atas sebuah meja berada pada sudut ruangan. "Aku hanya penasaran dengan mu, karena kau terlalu misterius bagiku" monolog si manis. Tangannya terulur membuka kotak kecil itu, tak ada gembok. Jadi bisa dengan mudah membukanya.
Kotak sudah dibuka, isinya bukanlah senjata. Namun hanyalah sebuah sapu tangan berwarna putih nan tampak mulai kusam. "Bukan senjata? Kukira senjata berharga karena letaknya begitu cantik" Jungkook mengambil sapu tangan itu dan menelitinya. Ada bercak darah yang sudah mengering, juga tampak sudah lama. Hingga si manis sedikit tersentak melihatnya.

Jungkook meneliti sapu tangan itu, hingga pergerakannya berhenti ketika melihat sesuatu yang berada pada sapu tangan. "I-ini, milikku?" lirihnya pelan. Sapu tangan yang terdapat tulisan JJK pada sudutnya. Dibuat dengan jahitan tangan, Jungkook tahu sekali. Sapu tangan kesayangannya yang di hadiahkan oleh sang ibu. Ia tak mungkin salah, karena pada sapu tangan itu, rajut tulisannya sedikit cacat pada huruf K .

"Ini milikku" hingga kilasan masa lalu teringat oleh si manis. Bagaimana ia kehilangan sapu tangan kesayangannya itu, dan bagaimana bisa berada pada Taehyung. Jungkook menatap lamat sapu tangan itu, ia tak mungkin salah. "Dia, pria itu?"

.

Tbc~

Maaf aku lupa up, padahal part ini udah lama jadi dan aku sudah masuk kuliah lagi, kukira selama libur bisa tamatin trapped, ternyata aku tetap gak ada waktu.

Trapped ✔ (Taekook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang