Mereka, Namjoon, Wonwoo dan beberapa anggota lainnya telah sampai didepan Mansion mewah itu. Mereka dengan segera memasuki kediaman keluarga Jeon. "Berpencar!" perintah Namjoon dengan menahan amarah. Dirinya sangat murka saat ini, ingin segera menghabisi si bajingan yang menculik adik kesayangannya.
Semua berpencar, termasuk Wonwoo si tuan rumah. Raut cemas tak hilang dari wajahnya, terlihat begitu khawatir.
Hingga beberapa sudah kembali setelah memeriksa. "Tak ada siapapun" ujar salah satunya. "Jika tidak ada kenapa lokasinya menunjukkan kesini!!" suara Namjoon menggema. Pria itu menatap Wonwoo yang terlihat sama frustasinya. "Hey! Katakan sesuatu! Pasti ada tempat tersembunyi yang pria itu gunakan!" Namjoon berteriak pada Wonwoo membuat pemuda itu menatap Namjoon takut. Sungguh terlihat menyeramkan."A-ada gudang di sebelah barat" cicitnya pelan. Tanpa berkata sepatah kata, Namjoon segera menuju ketempat yang disebutkan Wonwoo, diikuti oleh yang lainnya.
.
Jungkook hanya menangis terisak menahan sakit disekujur tubuhnya. Dirinya yang masih terbaring di lantai dengan kaki terikat. "Lihatlah wajah menyedihkan ini, ugh~ aku sungguh ingin menyayatnya dengan pisau" Jungkook dengan tubuh yang tak berdaya mengharapkan keajaiban, ia tak ingin mati begini. Apalagi ditangan sang paman yang telah membunuh kedua orang tuanya, pria itu seharusnya di jeruji besi sekarang.
Plak~
Menampar wajah Jungkook yang sudah tak karuan. "Kurasa sudah saatnya, mari keluarkan jantungmu dahulu" pria itu tersenyum menyeringai membuat Jungkook benar-benar takut dan mencoba beringsut mundur menjauhi sang paman. "Hiks, jangan" lirih Jungkook pelan, pria itu mendekat di iring dengan si pemuda yang beringsut mundur. "Aku sudah muak melihatmu!!" pria itu menarik leher hoodie yang dikenakan Jungkook menyiapkan bilah pisaunya yang sudah berlumur darah. "Haha manisnya" Jungkook hanya bisa menangis menutup matanya erat seolah siap dengan tikaman pisau dari sang paman.
"Ayah hentikan!!" teriak Wonwoo menatap sang ayah yang siap menikam adiknya. "Shit" pria itu segera menarik Jungkook berdiri dan memposisikan pisaunya dileher si manis. "Berhenti! Atau ku bunuh dia" ancamnya. Namjoon menegang, tak boleh gegabah atau nyawa Jungkook taruhannya. "Brengsek!" umpat nya menatap pria itu.
"Haha, kalian membunuhku, diapun ikut bersamaku" pria paruh baya itu tertawa membuat mereka kesal bukan main. "Ayah, apa yang kau lakukan?" ujar Wonwoo mencoba mengajak ayahnya bicara. "Diam kau! Kau tak lihat dia ingin merebut hartaku!! Kau ingin miskin huh!!" sang ayah berteriak kesetanan, Wonwoo menitikkan air mata begitu sedih menatap sang ayah yang benar-benar gila akan harta.
"Hiks, ayah kumohon, Jungkook tak berbuat apa-apa. Tak puaskah ayah membunuh paman dan bibi Jeon!!" Wonwoo yang frustasi hingga berteriak pada ayahnya, melihat kondisi Jungkook yang tak berdaya membuat hatinya begitu sakit. "Kau!! Berani membentuk ku!!" kilat mata pria itu terlihat emosi. "Kau sakit ayah!! Kau sakit!!" Wonwoo kembali meneriakinya. "Anak sialan!"
Dor~
Tembakan yang membuat Jeon Seungwoo melepas Jungkook, tepat bersarang di kepalanya. Pria itu tumbang. "Brengsek!!" itu Taehyung, mendekati tubuh pria paruh baya yang tak berdaya. Tanpa banyak bicara, Taehyung melepaskan banyak tembakan pada kepala Jeon Seungwoo tanpa ampun, hingga Wonwoo menutup mulutnya dengan tangan melihat tindakan Taehyung yang tengah menghabisi sang ayah.
"Pria gila!" pria itu mengumpat setelah selesai, mata merah yang terlihat begitu murka. Membunuh Seungwoo adalah keinginannya ketika tahu Jungkook diculik oleh pria itu. Taehyung melempar pistol sembarang arah kemudian berjongkok memeluk tubuh tak berdaya Jungkook.
"Hey, aku datang" dengan mata berkaca, Taehyung menyingkirkan helai rambut si manis yang menghalangi mata. Entah pemuda itu masih sadar atau tidak, tubuhnya terkulai lemas. "Tolong bertahan Jungkook" Taehyung segera beranjak dari sana menggendong Jungkook di lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped ✔ (Taekook)
Fanfic'Bagaikan burung dalam sangkar kecil, aku terperangkap. Terperangkap dalam sisi tergelap yang tak pernah ku duga sebelum nya. Namun aku menyukai semua, rasa sakit serta hidup baru. Mencintai pria yang menyeretku dalam situasi ini, aku mencintainya...