Jungkook kembali dengan secangkir teh di tangan. Kemudian memberikan nya pada Taehyung. Si pria menerima teh itu dan meneguknya. "Apa merasa baikan?" tanya si manis yang masih berdiri di hadapan Taehyung yang duduk di tepi ranjang. Si pria tampan mengangguk dan mengembalikan cangkir itu kepada si manis. "Sebenarnya kenapa? Apa kau sakit?" tanya Jungkook dengan tampang khawatir. "Aku baik-baik saja" balas Taehyung singkat. Jungkook akhirnya hanya mengangguk paham.
"Hm~ Taehyung, apa boleh aku ke kafe milik Seokjin hyung?" tanya si manis dengan gugup sembari menunduk dengan memainkan jemarinya. Taehyung menatap pemuda di depannya, namun ia tak memberikan jawaban. "Eung~ tak apa jik-"
"Pergilah" potong si pria. Jungkook menatap Taehyung dengan wajah melongonya. "Apa?"
"Pergilah! Asal bersama Mingyu" Taehyung merabahkan tubuhnya pada ranjang dan si manis masih terdiam akan jawaban si pria. Segampang itukah Taehyung memberi izin, Jungkook semakin kebingungan melihat tingkah Taehyung yang semakin hari semakin aneh. Walaupun dirinya tetap diuntungkan."Hm~ terimakasih" ujar Jungkook tersenyum manis sekali. Taehyung menatap dirinya sejenak. "Kemarilah" panggil si pria dengan suara bariton nya. Si manis mendekat perlahan dan duduk disebelah posisi tidur Taehyung.
Si pria menepuk sisi ranjang di sebelah nya, mengisyaratkan agar Jungkook tidur di sisinya. Dengan jantung yang berdebar hebat, Jungkook perlahan berbaring di sebelah si pria berbantalkan lengan Taehyung.
Keduanya saling tatap seolah tengah bicara melalui kontak mata.Demi apapun, Jungkook benar-benar gugup sekaligus senang. Bagaimana tidak, jika pria yang ia cinta memperlakukan dirinya semanis ini, Jungkook seperti meleleh dibuatnya. Tangan si pria terangkat menyampirkan helai rambut si manis ke belakang telinga. Bayangkan bagaimana kondisi Jungkook saat ini, tatapan Taehyung benar-benar membuat dirinya gugup hingga si manis mengalihkan pandangnnya kearah lain, asalkan jangan bertemu pandang dengan mata Taehyung.
Pipi chubby yang memerah merona membuat simanis semakin terlihat lucu, siapa yang tak tergoda ketika melihat sosok pemuda manis yang satu ini.
Taehyung tak hentinya memandang si manis yang sudah memerah menahan gugupnya. Hingga kekehan kecil dari si pria membuat Jungkook membatu di tempat. Seakan tak percaya yang berada di hadapannya saat ini adalah Taehyung, Jungkook benar-benar membatu melihat Taehyung tertawa saat ini. Ia terpesona entah untuk yang keberapa kalinya, yang kali ini benar-benar pemandangan langka yang tak akan Jungkook lupakan. Taehyung benar-benar terlihat tampan dengan senyum nya."Kau melamun?" suara bariton si pria membuat simanis terbangun dari lamunannya. Senyuman Taehyung benar-benar berdampak besar baginya. "Ah~ tidak" jawab Jungkook dengan malu-malu. "Ah biarkan aku tidur sebentar dengan memelukmu" Taehyung membawa Jungkook kedalam peluknya, si manis hanya bisa menurut dengan hati yang berbunga. Senyuman tercetak di wajah manisnya, Jungkook menyamankan posisi dalam pelukan Taehyung. Merasa menjadi pemuda yang paliang bahagia saat ini. Biarlah begini dahulu, nikmati saja apa yang ada.
Tak lama si manis terlarut kedalam alam mimpi. Tertidur dalam pelukan hangat pria yang ia cinta. Taehyung membuka matanya, ia tak tidur, hanya memejamkan mata. Menatap sosok pemuda manis yang terlelap di pelukannya Taehyung kembali tersenyum tipis. Entah kenapa setiap menatap si manis di pelukannya, senyuman yang tak pernah ia lakukan selalu terjadi diluar kendalinya. Seperti gerakan yang dikontrol oleh perasaan. Hingga akhirnya Taehyung mengecup pucuk kepala Jungkook dan ikut memjamkan mata tidur sejenak.
.
Seokjin kini tengah merasa kalut, bagaimana tidak. Si manis yang saat ini tak kunjung jua memberi kabar, sudah seminggu berlalu setelah ujian kelulusan Jungkook. Ia tak bisa menahan kegelisahan lagi, Seokjin beranjak mengambil kunci mobil dan keluar dari kafe dengan wajah cemasnya. Ia ingin mengunjungi Jungkook di tempat tinggalnya. Tak tahu saja jika si manis tak lagi tinggal disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped ✔ (Taekook)
Fanfiction'Bagaikan burung dalam sangkar kecil, aku terperangkap. Terperangkap dalam sisi tergelap yang tak pernah ku duga sebelum nya. Namun aku menyukai semua, rasa sakit serta hidup baru. Mencintai pria yang menyeretku dalam situasi ini, aku mencintainya...