13

70 13 0
                                    

Subhan Allah...
Walhamdulillah...
Walaailaahailallah
Wallahu Akbar..
 
Sudah hampir setengah jam aku menunggu bara di halte bus ,katanya aku harus menunggu nya di sana agar bisa duduk dan berteduh jika hujan turun .ah padahal aku sangat menyukai hujan ,kenapa harus berteduh ya kan?.
Aku menunggu seraya bertasbih kepada Allah .
Biasanya, jika di hadapkan keadaan seperti ini aku selalunya menulis merangkai sajak yang penuh makna. Entah kenapa kali ini aku sangat malas menggerakkan tangan ku  atau memang otak ku belum dapat inspirasi .

 
     Dari sebrang sana,ku lihat sosok lelaki mengendarai sepeda motor Honda ,ia mengenakan jaket kulit berwarna hitam ,terlihat sangat keren bagi ku .  Memang terlalu naif jika aku tak mengakui jika aku tertarik kepada paras nya yang kerap di gandrungi oleh kaum hawa  . Aku bertanya pada diri ku sendiri apa kah aku menyimpan perasaan kepada nya? Atau hanya sekedar tertarik karna paras dan kebaikan hati nya ?
 

Tanpa ku sadari kini ia semakin mendekat semakin mendekat dan ia berhenti tepat di depan ku .

"Om"
Ia tersenyum dengan manis dan di iringi oleh tatapan yang meneduhkan yang jika mata ku dan mata nya bertabrakan ,tak mampu membuat ku menundukkan pandangan .

"Lo lagi ngapain disini"
Tanya nya tak beralih pandang dari ku

"Duduk om"

"Iya tau ,ngapain duduk disini "

"Nunggu bara om"

"Gue baru aja dapat amanah nih dari Bara ,dia minta gue anterin Lo sampai rumah dan harus selamet sampai tujuan "

"Loh? Emang om mau?"

"Harus nya Lo nanya dulu ,kenapa bara nyuruh gue"

"Iya om"

"Apa yang iya?"

"Iya apa yah" kata ku bingung sendiri entah pembahasan yang mengarah kemana ini .

"Yaudah yuk naik"

"Naik apa ?"

"Motor" jawab nya singkat sambil menepuk bagian yang akan aku duduki .

"Yuk"  aku pun melangkah dan mulai mendudukkan diri di belakang Azam dengan berpegangan pada tas yang di gunakan Azam tepat di belakang nya .

"Kemana?"

"Pulang " ah Azam benar benar tidak asik kali ini ,ia menjawab pertanyaan ku dengan sangat singkat .

"Pulang kemana ?"

"Huuuuufffffhhhhhh" Azam menghela nafas panjang dan kembali melanjutkan perkataannya ."Ayliiinnn.. gue kan di suruh bara nih buat anterin elo,nah itu artinya gue bakalan anterin Lo pulang kerumah Lo Ayliiinnn, paham???"
Aku merasa Azam menjelaskan dengan penuh penekanan ,. Apakah ia sedang kesal dan berusaha tetap berlaku lembut terhadap ku .entah lah..

 
Di tengah perjalanan ,tiba tiba motor Azam terhenti . Aku tau. .ya aku tau . Bisa di pastikan bahwa sekarang motor Azam mengalami kemogokan .
Aku pun berinisiatif turun dan akan membantunya mendorong .
 

tangan ku mulai mendorong bagian belakang motor Azam 

"Loh loh kok di dorong" kata nya sambil mencegah tangan ku mendorong motornya .

"Ih jangan pegang ,bukan mahram tau"

"Ya iya maaf gue refleks " sahutnya sambil menggaruk tengkuknya . "Ya Lo ,lagian ngapain dorong motor gue"

"Biasanya kalo motor bara mogok aku di suruh nya mendorong bersamaan dengan nya  ,tenang om aku kuat kok dorong motor kayak gini doang" ucap ku yang sedikit angkuh untuk membanggakan diri bahwa aku strong woman .

"Mogok apaan "

"Motor om"

"Gak ada yang mogok"

"Lah terus kenapa berhenti"

"Tuh" Azam menunjuk warung makan .

"Ini bukan rumah ku om"ucap ku sambil tertawa .

"Gue tau"

'Ah aku tau ,dia pasti mau ajak aku makan dulu . Memang Azam sangat baik saat ini tau aja aku' itu lah yang timbul di benak ku .sungguh tingkat kepedean ku naik menjadi 98% .

"Emm om mau ajak ay makan ya? Gausah om ay mau masak aja di rumah"

"Geer banget sih ,gue mau beli makanan buat gue makan di rumah bukan buat Lo,kalo Lo mau beli aja sendiri uang punya kan?" ucap nya terkekeh ketika melihat pipi ku merona karna malu telah salah berperasangka ..
Oh tuhan..... Aylin maluuuuu

    Aku hanya mampu menundukan kepala ku sepanjang ia menunggu sang penjual membungkus makanan yang telah ia  pesan .

"Bu,2 lagi makan disini yah"

"Siap den"

Aku masih setia dengan aksi tunduk ku ,seperti anak kecil yang kena marah oleh ayah nya .
Aku menatap Azam sejenak , dan ia juga tetap setia mentertawakan ku .

Tak lama Azam menyenggol bagian tas ku
"Ayo "

"Apa om" masih dengan posisi menunduk

"Makan"

Seketika kepala ku mendongak menatap Azam dengan mata berbinar ,apa kah ia sungguh sungguh mengajak ku makan ? Atau hanya sekedar mengajak ku makan dan tetap membiarkan aku membayar nya sendiri .
Ah jika begitu akan ku tolakan tawaran nya ,apakah ia tidak tau bahwa dompet ku sudah krisis jika pulang sekolah .

"Tapi .."

"Gue traktir kok"

Tanpa menjawab Azam ,tubuh ku segera melompati kursi untuk makan dan duduk segera melahap makanan yang ada di meja . Namun sayang aksi ku terhenti saat Azam memengang bahu ku dan menarik tangan ku agar tidak menyentuh makanan yang tersedia di meja itu. 

"Lo kok malu maluin banget sih " ucap nya sambil berbisik
"Itu bukan makanan Lo,tuh ibu nya baru mau bikinin "ia menunjuk ke arah ibu ibu sang penjual   .

  Sudah 2 kali aku mempermalukan diri sendiri,dan itu sangat memalukan .rasa nya ingin ku menghilang diri sendiri seperti acara tv kesukaan ku Upin Ipin .

AYLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang