---------------
Perlahan mata gue membuka setelah merasakan terik matahari pagi yang menyelinap masuk ke kamar gue.
"Shit!! Gue masih bingung,...kemarin tuh Bisma mau ngapain sih?? Sampe wajahnya bisa deket gitu sama gue. Apa mungkin dia mau...arghhh...pikir apa sih??" teriak Hany kencang sambil mengacak-acak rambutnya---yang udah kusut, ditambah kusut lagi.
Gue bangun dari tidur. Membereskan tempat tidur sejenak. Lalu, berjalan keluar kamar dengan celana jeans pendek yang benangnya udah aut-autan dan baju gombrong.
Sesampainya didapur, gue mengambil segelas air minum. Dan menenggaknya habis.
Gue berbalik badan, tapi...
Tak menyangka bahwa Bisma sudah ada dibelakang gue. Membuat gue saling berpapasan denganya.
Haduh, kenapa gue jadi ngerasa kikuk gini ya??
Gue bergeser ke kanan supaya bisa melewatinya dan segera pergi darisini. Karena rasanya,...PANAS, Bow!!
Tapi, kok...dia malah ngalangin gue jalan sih?? Heloo gue mau lewat, gerutu dalam hati gue sambil manyun.
Oke, kalau emang dia mau lewat sebelah sini, gue bisa geser lagi. Irghh..kenapa dia ngikutin. Gue ke kanan-dia ngalangin gue jalan. Gue geser lagi ke kiri, dia ngalangin juga.
Bikin gue tambah gugup tau, nggak?? Dan ini smeua, karena kemarin. Waktu di mobil itu. Masih kepikiran nih, teriak gue kesal.
"E...ee....sebenernya elu mau lewat mana sih??? Gue kesini...elu kesini. Gue kesitu elu kesitu." Ujar gue, jengkel. Dengan salah tingkah yang terselip.
"Ya,,...ya elu juga. Gue kesini ikut-ikutan aja." Kata Bisma gak mau kalah.
Eh, tapi kok kenapa suaranya ikutan gugup gitu ya?? Dan rasanya agak aneh. Bisma kayak salting. Gak mungkin, kan dia jadi salting ataupun gugup Cuma karena hal itu?? Helllooo....ini bukan gaya Bisma banget deh, batin gue menebak.
Ia pun mengalah dan membiarkan gue berjalan seraya menggaruk kepalanya. Aneh ih.
Gue mengambil tempat dikursi deket meja makan.
"Elu gak syuting hari ini??" tanya gue, cuek. Sengaja membuat suasana agak rame dikit dan enggak terlihat ada sesuatu yang aneh antara gue juga Bisma.
"Enggak. Bulan ini gue lebih banyak job nyanyi dibanding syuting." Jelasnya membuat gue mengangguk. Ia menenggak air mineralnya.
"Ohh..." kata gue ber-oh ria.
"Terus, elu ngapain duduk disitu??" tanyanya membuat gue agak kaget. "Gue, kan bayar elu buat jadi pembantu. Bersih-bersih rumah, bikinin gue sarapan...bukan duduk-duduk kayak gitu. Cepetan bikinin gue makanan. Gue laper!!" bentaknya.
Gue mengerutkan kening. Nah, ini baru Bisma yang gue kenal---galak, tukang marah-marah, dan suka menyindir. Bukan kayak tadi, batin gue.
"Gimana gue mau masak?? Elu gak lihat nih tangan gue diperban kayak gini??" gue menunjukkan telapak tangan kanan gue yang udah dibungkus perban serta ada efek-efek betadine-nya.
"Siapa suruh elu tonjok tuh kaca?? Udah tau tebel banget gitu. Kurang kerjaan." Sindir Bisma bikin gue tambah jengkel.
Gue langsung terdiam. Percuma ngomong sama Bisma yang keras kepala kayak gini. Malah bikin gue kesel. Mending ue bikini aja deh. daripada dia berkicau dipagi hari geneeeh. Bener, nggak??
Dengan hentakan kaki, gue berjalan mendekat Bisma---bukan bermaksud mau nyamperin, tapi mau masak---dengan wajah cemberut.
"Mau sarapan apa??" tanya gue, ragu. Semoga aja bisa masak dengan tangan satu plus tangan yang kiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pembantu Biasa
ParanormalBisma Karisma - Seorang artis multitalenta yang sedang naik daun.Mengalami kehampaan hati karna keluarga yang kurang harmonis.Suatu saat, dia membuat pernyataan telah memiliki kekasih didepan wartawan, dan kekasih yang dimaksud adalah pembantunya ya...