"Dag-Dig-Dug..."
"Kenapa kalian diam?? Aku butuh jawaban dari kalian!! Heh..." getir Lyra dengan air mata tertahan.
Mungkin ini adalah puncak dari semua rasa khawatirnya yang selama ini ia takutkan. Takut bahwa Bisma---cowok yang ia idamkan sejak dulu benar-benar berbeda dan seperti pindah ke lain hati. Rasa perhatian ekstra ditambah perilakunya yang lembut dan hanya untuk Lyra seorang, perlahan memudar, pindah ke lain hati. Dan itu adalah Hany, seorang pembantu---yang menurut Lyra jauh levelnya.
Hany dan Bisma diam, tercekat. Bingung harus menjelaskan ini semua mulai darimana. Dan...pasti Lyra juga sulit untuk percaya. Bisma tahu benar sifat Lyra bila sudah mempecayai seseorang namun, orang itu mengkhianatinya. Lyra pasti tak akan pernah percaya dan sulit.
Bisma melangkah mendekat Lyra.
"Eh...i,....ini semua bu...bukan yang kamu pi...pikirkan Lyra..." gugup Bisma. "Ok?? Aku bisa jelasin..." sambung Bisma sambil memikirkan kata-kata yang akan ia lontarkan.
Sementara Hany, ia masih duduk terdiam disamping Lyra. Entah apa yang mesti ia pikirkan saat ini. Soal kedatangan 'dia', dalam arti Morgan yang kini hadir dalam hidupnya. Dan akan membuat harinya terasa...terasa gundah seperti dulu. Ataukah harus memikirkan perasaan Lyra. Soal dia sudah mengetahui pacar bohongan dengan Bisma. dan itu terjadi didepannya serta Bisma.
Apa yang mesti gue lakuin nih?? Bener-bener dalam posisi yang enggak enak, batinnya seraya menggaruk kepala.
"Ini semua bukan seperti yang kamu pikirkan. Aku...aku dan Hany..." ujar Bisma sambil menunjuk Hany. "...kita hanya berpura-pura. Kamu ngerti??" Bisma hampir putus asa.
Dan ia baru menyadari bahawa ini adalah akibat yang terjadi. Seperti yang Hany katakan di rumah sakit. Bukan hanya menyangkut perilaku mesra didepan kamera, tapi juga soal perasaan.
Tak lama, Lyra menangis. Perlahan dengan isakan. "Apa kamu bilang??" seru Lyra dengan wajah tak percaya. "Itu yang kamu bilang pura-pura?? Heh..." lirih Lyra sambil menunjuk layar tivi yang tengah menayangkan gosip antara Bisma dan Hany. "Sulit untuk membuat ku percaya." tekan Lyra lalu melangkah pergi dengan hati yang sakit.
"Ly....Lyra!!" panggil Bisma sambil mengejar Lyra dari belakang. Dan diikuti dengan langkah kaki Hany.
"Ly...Lyra...elu salah paham. Ini semua bukan seperti yang elu pikirkan. Tolong dengerin penjelasan kita!!!" teriak Hany, keras. Membuat sebagian orang yang berlalu lalang didepan pertokoan terpaksa menoleh kepadanya. Dan mereka bingung melihat tiga orang saling mengejar.
"Aku harap kamu bisa dengerin penjelasan aku kali ini." ujar Bisma sambil menarik tangan Lyra, Mencegahnya untuk berlari setelah ia mampu mengiringi langkah Lyra yang cepat.
"Apa sih???" sergah Lyra. "Apa yang mau jelasin?? Hah?? Lagian, kita enggak ada apa-apa, kan?? Kamu...kamu bukan pacar aku, kan?? Anggap aja tadi aku terkejut saat melihat kalian BERMESRAAN didepan kamera." Marahnya dengan suara penekanan tepat pada kata 'bermesraan'.
"Oke, emang kita enggak ada apa-apa. Tapi, kamu perlu untuk mendengarkan penjelasan aku...juga Hany." Ucapnya pelan.
"Percuma, penjelasan kamu enggak akan bisa membuat aku percaya. Dan aku baru sadar, ternyata selama ini aku buta ya?? Buta soal kamu. Buta semua tentang kamu. Buta tentang semua kehidupan kamu sekrang ini. Dan sampe-sampe aku buta soal gosip yang heboh itu!!!" jelas Lyra dengan rasa amarah yang besar.
Ia bertanya dalam hati, mengapa baru tahu sekarang soal ini semua. Ia yakin semua tivi menjelaskan soal gosip yang heboh itu. Soal kekasih Bisma, yang ternyata adalah pembantunya sendiri, Hany. Tapi, ia sulit mempercayai kalau itu semua pura-pura. Dan rasa kecurigaan selama ini soal tingkah laku Bisma yang berubah, apalagi lebih perhatian dengan cewek lain---termasuk Hany----adalah jawabannya. Ia bisa tahu mana tingkah laku Bisma yang tulus dan yang enggak. Rasa ketulusan itu terpancar saat Bisma bersama Hany. Rasa yang beda.
Lyra menghentikan sebuah taksi. Lalu, tanpa pamit masuk kedalamnya. Larut dalam kemarahannya.
Bisma Cuma bisa diam tepaku. Menatap nanar Lyra yang lebih memilih pergi daripada mendengarkan semua penjelasan soal pacar bohongannya dengan Hany.
___
Bisma menatap keluar jendela. Malam yang buruk baginya, membuat seorang wanita yang selama ini ia nantikan dan ia cintai, tiba-tiba pergi lagi dengan kesalahpahaman yang ia buat sendiri. Kesalahpahaman yang susah untuk membuat wanita itu bisa percaya.
Ia menoleh ke samping. Ini sosok wanita yang lain lagi. Seperti pihak ketiga dalam sebuah sinetron yang menghancurkan hubungan orang lain. Tapi, pihak ketiga yang menurutnya tidak bersalah sama sekali. Entah, kenapa ini semua terjadi begitu saja dan ia lakukan tanpa alasan yang jelas.
Tapi, aneh...kenapa gue gak terlalu takut ya melihat Lyra marah gitu. Dan...kenapa juga gue mesti biarin dia pergi gitu aja naik taksi. Biasanya, kan gue ngejar dia dalam keadaan marah kayak tadi. Bagaimanapun caranya, supaya dia enggak marah lagi. Tapi, kali ini..., batinnya dengan raut wajah tanda tanya. Berpikir mencari celah yang salah ataupun yang lain daridalam dirinya.
Bisma menghentikan mobilnya, tepat didepan rumahnya yang besar.
Hany tertidur pulas. Gak enak untuk membangunkannya. Dan apa ia harus menggendong cewek ini???
"Huffthhh...." Desahnya menghela nafas. Ia menyenderkan sejenak badannya. Merenggangkan otot-ototnya yang tegang dengan semua kejadian yang terjadi hari ini. Termasuk soal Hany yang rela begitu saja melukai tangannya. Dan juga Morgan, cowok itu seperti mengenal dekat sosok Hany. Akrab. Itu masih menjadi tanda tanya besar dalam benak Bisma.
Ia menoleh ke Hany, lagi. Sudah dua kali ia melihat wajah tidur Hany seperti ini. Pertama, saat ia menyanyikan sebuah lagu miliknya dikolom renang. Hany menyenderkan kepalanya dibahunya.
Tiba-tiba saja sebuah hasrat untuk memandang setiap lekuk wajah Hany muncul dalam diri Bisma. Ia mencoba mendekatkan wajahnya ke Hany, mengamati seluruh bagian cewek ini yang menurutnya manis.
Matanya cukup besar dengan hidung yang mancung, dan bibir dengan bentuk yang unik. Ingin rasanya ia mengecup bibir itu.
Dekat,...
Dekat,...
Dan,...
Dekat,....
DEG
Tiba-tiba aja Hany terbangun saat merasakan desahan nafas seseorang yang sangat terasa diwajahnya. Ia langsung terkejut melihat Bisma yang sudah sangat dekat dengan wajahnya.
Deg-deg---deg---deg---
Shit!! Kenapa jantung gue berdegup gini??, pikir Bisma sambil menatap wajah Hany yang sudah ketakutan.
Dan ia pun langsung menjauhkan wajahnya. Tersadar akan kekhilafan yang hampir saja terjadi.
Keduanya tampak kikuk dan gugup.
Apa yang mau Bisma lakuin tadi?? Pasti dia ma....arghhh...shit!!!, batinya merasa malu. Wajahnya langsung bersemu merah. Dan merasakan suhu mobil yang panas. Padahal AC mobil menyala.
"E...e...gue harap masalah Lyra bisa elu atasi." Kata Hany singkat.
Ia langsung turun dari mobil. Enggak kuat sama atmosfer didalam mobil yang terasa aneh dan gugup.
Bisma hanya mengangguk seraya mengamati langkah Hany yang berjalan cepat memasuki rumah dari dalam mobil.
"Arghhh...apa coba yang tadi gue lakuin?? Bego lo, Bis. Gak guna banget. Yang terpenting sekarang tuh soal Lyra. Kenapa yang ada diotak elo adalah pembantu itu?? Hah?? Si Hany." Rutuknya pada diri sendiri sambil memukul setir mobil. "Eits...tapi, kenapa jantung gue jadi dag-dig-dug gini waktu ngeliat wajahnya dari deket?? Apa gue,...Ah...gak mungkin. Level gue, kan tinggi. Enggak...enggak mungkin." lanjutnya sambil geleng-geleng persis orang gila yang lagi kebingungan.
Ia memegang dadanya. Merasakan degupan jantungnya yang sempat berdegup saat saling bertatap dengan Hany barusan, lekat dan begitu dekat. Perasaan lain yang enggak pernah ia rasakan sebelumnya.
____
irghhh...ada apa tuh sama perasaannya Bisma???
next baca yang lanjutannya
give me a comment

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pembantu Biasa
ParanormalBisma Karisma - Seorang artis multitalenta yang sedang naik daun.Mengalami kehampaan hati karna keluarga yang kurang harmonis.Suatu saat, dia membuat pernyataan telah memiliki kekasih didepan wartawan, dan kekasih yang dimaksud adalah pembantunya ya...