Kejelasan Sebuah Hati - 2

448 6 0
                                    

"Dan elu tahu apa yang sebenernya terjadi waktu Hany menangis histeris sampai mengurung diri berhari-hari didalam kamar saat itu?? Bertingkah bagai orang setres dan tak tahu arah. Morgan, dia menyakitinya lagi. Dia mengungkapkan sebuah rahasia besar dan sebuah alasan yang jelas mengapa ia menolak seorang Hany."

Bisma menggeleng dengan rasa sulit mempercayai. Kata-kata Lisa masih saja teringat didalam otaknya.

"Gue udah bisa menduganya saat kalian bertemu." kata Bisma seraya membelokkan mobilnya ke suatu tempat. "Ada yang lain saat itu. Saat kalian berdua saling bertemu untuk pertama kalinya dan saat...saat Morgan memanggil nama elu, Hany." sambung Bisma mengingat kejadian di hari pembukaan restoran Morgan. "Tapi, gue nggak menyangka sama sekali bahwa elu menyakiti Hany dengan sadisnya!!"

Bisma memakirkan mobilnya begitu sudah sampai disebuah restoran yang dulu pernah ia datangi bersama Hany. hanya dalam beberapa menit saja. Kebetulan tempat ini tidak jauh dari rumah Lyra.

Dengan sangat teburu, ia keluar dari mobil dan langsung memasuki restoran yang tidak terlalu ramai malam ini.

Jangan elu pikir bisa menyakiti Hany dengan sangat mudahnya, Morgan!!!!, kata Bisma dalam hati dengan nafas yang memburu kencang.

"Dimana Morgan??!!" tanyanya pada salah satu pelayan yang tengah asyik melayani tamu.

"E...Pak Morgan, maksudnya??" tanya balik pelayan itu dengan sangat gugup.

"Shitt!!" kesal Bisma, pelan.

Ia langsung pergi tanpa harus menunggu jawaban dari pelayan yang lelet dan kurang bisa berpikir cepat seperti itu.

Dengan langkah kaki yang pasti ia berjalan ke suatu ruangan yang tertuliskan 'khusus karyawan' dibagian pintunya. Ia membuka pintu itu. Dan mendelik satu-satu orang yang ada didalamnya. Mencari sosok Morgan.

Dengan masa bodoh, ia berjalan memasuki dapur yang berisi beberapa koki yang tengah asyik memasak.

"Maaf....Bapak tidak bisa masuk sembarangan seperti ini." ujar seorang pelayan yang tiba-tiba aja mengekor Bisma dari belakang. Entah, datang darimana.

Bisma Cuma diam, tidak merespon dan menuruti perkataan pelayan itu.

Ia berjalan melewati beberapa orang yang menatapnya aneh.

Semua orang langsung saling berbisik saat melihat ada cowok asing yang masuk dengan amarah besar seperti ini. itu telrihat dari raut wajahnya yang memerah. Menahan api amarah yang siap untuk keluar.

"Tapi, Pak.....ini ruangan privasi direstoran kami." Kata pelayan yang masih saja mengikutinya dari belakang. Dengan sangat cerewetnya.

Bisma langsung berhenti melangkah.

"DIMANA MORGAN??!!" teriak Bisma tiba-tiba dengan suara yang menggelegar. Memenuhi ruang dapur yang berubah kacau, karena kedatangannya malam ini.

Semua orang yang semula bertanya-tanya, langsung diam seketika. Dan berpikir sarkastik, 'Ada seorang aktor terkenal yang tengah marah direstoran kami', 'Dia seperti orang gila yang perlu mendapatkan perawatan' dan masih banyak pikiran lainnya yang negative dalam benak mereka.

"Ada apa ini??!!" tanya seseorang yang berdiri diambang pintu.

MORGAN!!!

___

BBUUKKK....

Morgan langsung terjatuh ke lantai begitu mendapatkan pukulan keras dari Bisma. Tepat dipipi kanannya.

"What's wrong, Man??" tanya Morgan yang sama sekali tidak mengetahui seluk beluk permasalahan diantara mereka. Malah ia berpikir tidak pernah punya masalah dengan orang ini.

Bukan Pembantu BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang