Penantian Panjang - 1

397 5 0
                                    

"Penantian Panjang..."

Perlahan, Bisma menghapus air mata Hany yang membasahi wajahnya dengan jarinya. Membuat wajah Hany terlihat memerah, malu. Dan Bisma bisa melihat itu.

"Dasar cengeng." Ledek Bisma membuat Hany langsung manyun lima senti.

"Argh...reseh lo. Ngeledek nih maksudnya??" ujar Hany jengkel.

"Iya. Kenapa?? Gak suka??"

"Enggak."

Bisma terkekeh melihat ekspresi lucu Hany.

Dag-Dig-Dug...

Loh, kenapa lagi ini gue??, batin Bisma saat merasakan detakan jantungnya yang berdegup kencang. Seperti kemarin, saat wajahnya begitu dekat menatap Hany.

"Eh...e gue siap-siap dulu buat nyanyi disuatu acara." Kata Bisma kemudian yang langsung kikuk sikapnya.

"Ya, udah. Apa perlu gue bantuin." Tawar Hany.

Bisma menggeleng. "Enggak usah. Kali ini biar gue aja yang nyiapin sendiri. Elu gue kasih istirahat satu hari buat nenangin diri elu dulu." Ucap Bisma memberikan keringanan bagi Hany.

Wajah Hany langsung berbinar.

"Yang bener??" tanyanya tak percaya.

Bisma mengagguk.

"Kenapa?? Apa gak perlu nih dikasih libur??"

"Ehh...jangan..." heboh Hany.

"Ya, udah istirahat." Suruh Bisma, perhatian sambil berbalik badan. Melangkah ke kamarnya.

Hany tersenyum manis. Merasakan ketenangan dan itu semua disebabkan oleh Bisma.

Hari ini Bisma perhatian. Sifat lain yang gue rasakan darinya, kata Hany dengan bahagianya.

"Bis..." panggilnya sebelum Bisma benar-benar pergi dari kamarnya.

"Ya..." sahut Bisma.

"Thank's. Elu udah perhatian sama gue." Ujar Hany dengan malu-malu.

Bisma ikutan tersenyum-senyum yang manis dan bikin cewek-cewek diluar sana langsung pingsan.

"You're welcome." Jawab Bisma lembut.

Ia pun langsung keluar dari kamar Hany. Menutup pintunya.

"Hufthhh..." hela Bisma mengatur nafasnya yang sempat tak terkontrol saat didalam tadi. Ia berdiri mematung sambil memegang dadanya. "Jantung ini berdetak lagi." Katanya pelan yang disambut dengan sebuah senyuman. Entah itu senyum kesenangan atau...atau lainnya. Ia sulit mengartikannya.

___

~flashbak~

"Han, kamu mau kemana??" tanya Lisa membuat langkah gue terhenti. Yang tadinya pengen ke kantin..eehh, gak jadi deh gara-gara Lisa manggil gue.

"Ke kantin. Kenapa??" tanya gue dengan mimic wajah tanda tanya.

"Bisa bantuin gue, gak??" tanyanya memelas.

"Apa dulu nih yang mesti gue bantu?? Asal jangan yang aneh-aneh aja." kata gue harap-harap cemas.

"Bawain buku gue dong. Gue masih ada jam buat ngajarin Soong Yun." Kata Lisa dengan sangat mohon sekali.

"Loh...bukannya elu udah ngajarin dia tadi pagi?" kata gue, bingung.

Dia merupakan salah satu siswa Indonesia yang beruntung mendapatkan beasiswa di Sookmyung University, Korea Selatan. Dan otomatis dia tinggal sendirian disini. Alias membiayai semua kehidupannya sendiri. Dan menjadi tutor Soong Yun adalah salah satu pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Bukan Pembantu BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang