Bisma menatap kosong langit-langit rumahnya. Bersih, tak tampak satu titik pun yang mengisinya. Hanya sebuah lampu ruang tamu yang begitu indah dengan sebuah permata yang menggantung teratur.
Bisma memejamkan matanya. Merasakan kehampaan yang menyerangnya setiap ia terdiam. Terdiam memikirkan sesuatu yang sudah terjadi dan berlalu cukup lama.
Itu, itu disaat banyak warna yang ia alami bersama seorang Hany, pembantu manisnya. Mengubah kelabu menjadi garis warna yang indah. Garis kehidupannya yang tampak jelas dan berarti. Tapi, kini...semuanya berlalu. Dan kembali menjadi kelabu.
Rasa yang sulit untuk dihindari, rasa yang sulit untuk dilupakan, rasa yang sulit untuk dipendam dalam-dalam, rasa yang semakin membuat gue justru cinta. Tapi,...dibalik itu semua, kenapa ada rasa benci dan kecewa yang terselip?? Dan rasa itu lebih besar. Gue gak bisa memaafkannya, batin Bisma sambil membayangkan wajah Hany yang ceria, konyol, tertawa, takut, dan itu membuatnya merasa senang. Membayangkan kenangan indah mereka. Disaat bersama dan jauh dari kehancuran.
Tapi, dalam sekejap bayangan itu hilang bersamaan dengan sebuah suara yang sering ia dengar. Bisma membuka matanya. Dan menyadari bahwa ada Lyra disampingnya.
"Bisma....kamu tidur??" tanya Lyra dengan suara ramahnya.
Bisma bangun dari posisi tidur diatas kursi.
"Enggak." Jawabnya dengan sebuah senyuman manis.
"Lagi mikir apa sih??" tanya Lyra, lagi. Dengan rasa curiga yang muncul didalam hatinya.
"Enggak mikirin apa-apa, Lyra." Kata Bisma dengan suara yang lembut.
"Oh." Balas Lyra. Kemudian sibuk lagi melihat sebuah catalog yang sejak tadi ia bolak-balik hampir setengah jam.
Bisma memandang Lyra yang duduk diatas sofa, bersebrangan dengan dirinya. Mendelik setiap lekuk wajahnya yang cantik.
Apa lagi yang mesti elu cari, Bisma?? Lihat!! Didepan elu sekarang ini ada seorang cewek yang baik hati, ramah, anggun, perhatian, sayang sama elu, cinta sama elu. Dan itu elu kenal sejak dulu. Sejak lama. Apa lagi yang kurang dari Lyra, coba?? Harusnya elu seneng, bahagia bersama Lyra. Bukannya malah merasa hampa kayak gini!! Memikirkan orang yang membuat elu justru kecewa, batin Bisma seperti menyindir dirinya sendiri.
Mungkin dia masa lalu gue. Dan Lyra adalah masa depan gue, sambung Bisma dalam hati.
"Bis...kita milih undangan pertunangan yang mana ya??? Aku bingung milihnya." Tanya Lyra dengan nada yang putus asa. "Bis,,," panggilnya saat tak mendengar suara Bisma. "Bis..." Lyra menggoyangkan tangannya didepan wajah Bisma yang melamun sambil menatap dirinya lekat. "Bis..."
"Eh, iya..." sahut Bisma bangun dari lamunannya. Ia pasang wajah tak mengerti. "Tadi kamu ngomong apa??"
Lyara menghela nafasnya. "Kamu kenapa?? Dari tadi banyak diemnya. Kalau ada masalah cerita dong ke aku." Jengkel Lyra yang sudah terlalu kesal, karena akhir-akhir ini dia banyak melamun. Aneh. Perilakunya menjadi pendiam setelah pertengkarannya dengan Hany.
Tapi, kan itu satu tahu lalu??, teriak Lyra dalam hati, kesal.
Bisma menggeleng dengan senyuman yang dipaksakan.
"Enggak. Cuma pusing aja mikirin banyak perkejaan." Jawab Bisma bohong.
Lyra menyodorkan tangannya, kemudian mengelus pelan pipi Bisma. Dengan penuh perhatian.
"Aku tahu, pasti bukan itu yang kamu pikirkan." Kata Lyra. "Apa kamu lagi memikirkan Hany?? Cewek pembohong itu??" sambung Lyra dengan suara tenangnya.
Bisma langsung menatap Lyra. Seperti menjawab 'iya'.
"Aku rasa, dia gak pantas untuk kamu pikirkan sampai sejauh ini. Satu tahun berlalu, cewek pembohong itu udah pergi dari kehidupan kamu. Lalu,...lalu apa lagi yang mesti kamu pikirkan?? Harusnya kamu seneng, karena kebohongan dia sudah terbongkar dari awal sebelum semuanya semakin hancur." Kata Lyra panjang lebar.
![](https://img.wattpad.com/cover/22860023-288-k45471.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pembantu Biasa
ParanormalBisma Karisma - Seorang artis multitalenta yang sedang naik daun.Mengalami kehampaan hati karna keluarga yang kurang harmonis.Suatu saat, dia membuat pernyataan telah memiliki kekasih didepan wartawan, dan kekasih yang dimaksud adalah pembantunya ya...