Sebuah Rasa Amarah Besar...
"Han...lu udah sadar??" ujar seseorang.
Bisma.
Perlahan gue membuka mata. Sorot cahaya terang langsung terlukis dipandangan mata gue.
"Gue dimana??" tanya gue dengan suara yang parau.
"Dirumah sakit. Lu pingsan waktu bikinin gue kopi. Terpaksa gue bawa lu kesini."
Bisma benar. Selang infuse sudah terpasang dipergelangan tangan gue.
"Kenapa lu gak bilang kalau waktu itu lagi demam?? Gue, kan bisa langsung bawa lu kerumah sakit atau nyuruh lu untuk istirahat." Lanjutnya dengan nada bicara yang sangat merasa bersalah.
"Ya, lu kenapa gak bisa peka sama keadaan orang??" Tembak gue bikin dia langsung terdiam. Berpikir.
Sepertinya energy gue mulai berkumpul kembali. Gue gak boleh lemah terus. Harus kuat.
"Lo...dalam keadaan sakit, masih aja bisa nyolot." Heran Bisma sambil geleng kepala.
"Gue nyolot ke elo, karena satu kesalahan yang elo lakuin. NGERTI??!!" bentak gue. Lalu, melepaskan selang infuse---kasar---dan berakibat darah keluar dari tangan gue.
Sakit sih rasanya. Tapi, gak sesakit yang udah Bisma lakuin ke gue!!!
Gue berjalan keluar kamar, gak peduli apa yang Bisma pikirkan nantinya. Gue Cuma ingin dia peka sama rasa amarah yang gue rasain sekarang. Dan dia adalah penyebabnya. Yaa, DIA.
"Elo mau kemana, Han. Elo masih sakit." Teriak Bisma sambil mengejar gue-yang dengan cueknya berjalan tanpa sandal dan masih terpasang baju rumah sakit serta tangan yang mengeluarkan cukup banyak darah. Dan mungkin wajah gue kelihatan kucel banget.
Gue gak peduli orang yang lagi ada disini melihat gue!!
Bodo!!!!???!!
"Hany, gue minta elo balik sekarang!!!" cowok gak punya perasaan itu langsung meraih tangan gue.
Tapi, gue gak mau berbalik badan dan melihat tampang dia.
"Apaan sih?? Gue mau pulang!! Gue gak mau disini. Dan jangan cegah gue, OKE??" ujar gue sedikit kasar.
"Elo kenapa sih?? Elo aneh hari ini??" tanya Bisma tanpa bersalah sedikitpun.
WHATT??!
Dia udah leterlaluan.
Terpaksa, gue berbalik badan dan menatap mata lembutnya yang pernah gue rasain waktu di pesta itu. Tapi, kali ini, gue menatap penuh kebencian. "Apa lo bilang?? Kenapa?? Aneh??"
Bisma mengangguk.
"Elo bener-bener enggak peka ya sama perasaan orang lain?? Heran ya ada cowok macem kayak lo gini??" kata gue dengan dua tangan mendorong bahunya. Belum pernah gue sekasar ini sama cowok. Cuma dia yang membuat itu.
"Terus apa masalahnya?? Cerita ke gue, kasih tau ke gue. Supa,..."
"Gue minta penjelasan elo atas hubungan pacaran kita yang bohong!!!!" potong gue cepat.
Mungkin emang ini cara terbaik untuk kasih tau ke Bisma soal penyebab kemarahan yang tersimpan didalam hati gue. Kalau gak kayak gini. dia nggak ngerti-ngerti. Harus pake cara ekstra.
Bisma diam seribu bahasa. Mencerna perkataan gue dan langsung membuat jawaban didalam otaknya yang akan ia keluarkan dari mulutnya. Ya, gue bisa lihat itu.
Lama,...
Lama,...
Dan
Lama,...
![](https://img.wattpad.com/cover/22860023-288-k45471.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pembantu Biasa
ParanormalBisma Karisma - Seorang artis multitalenta yang sedang naik daun.Mengalami kehampaan hati karna keluarga yang kurang harmonis.Suatu saat, dia membuat pernyataan telah memiliki kekasih didepan wartawan, dan kekasih yang dimaksud adalah pembantunya ya...