Lupa Akut

1.7K 172 23
                                    

"Dek, punya nomer WA-nya Yejin gak?" tanya Lino yang lagi duduk bersantai bersama Chaeryeong di teras rumah.

"WA yang warna apa kak?"

"Ya pokoknya WA lah." jawab Lino.

"Ya yang warna ijo apa oranye?" Chaeryeong kembali bertanya.

"Setahuku, WA warnanya cuma ijo deh." dahi Lino berkerut.

"Cepetan! Mau yang warna apa?" ujar Chaeryeong menggebu-gebu.

"Dua-duanya aja kalo punya."

"Tapi nih kak, setahuku, yang warna oranye gak ada nomernya. Kalo minta nomer yang ijo aja ya." Lino udah mulai geram dengan adiknya ini.

"WA yang kamu maksud WhatsApp, bukan?" geram Lino.

"Ini nih, liat sendiri" Chaeryeong menunjukkan dua aplikasi yang dia maksud.

"Owh." akhirnya Lino mengerti maksud adiknya.
"Oranye itu buat baca cerita sama buat cerita, dek. Namanya Wattpad. Gak bisa buat ngirim pesan" sambung Lino.

"Bisa kok kak. Aku pernah ngirim pesan lewat WA ini."

"Terserah kamulah, dek. Ngomong aja noh sama tembok." ucap Lino menunjuk tembok kemudian melengos pergi keluar rumah.

"Kok aku disuruh ngomong sama tembok. Emangnya tembok bisa ngomong?" Chaeryeong bingung dan mengaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Hay tembok. Aku cantik gak?"

🏡🏡🏡

"Chaeryeong, kamu liat dompet bunda yang warna ungu gak?"

"Gak bun. Coba tanya kak Lino."

Sana pun mencari keberadaan Lino keseluruh penjuru rumah.

"Kamu tahu kak Lino ada dimana?" tanya Sana.

"Enggak bun." jawab Chaeryeong.

"Duh, kemana sih mereka. Ayah kamu juga ngilang ntah kemana?" ucap Sana panik.

"Kok bisa sih, bun? Terus gimana?" sekarang Chaeryeong ikutan panik.

"Kamu gak dapet pesan apa-apa dari Ayah sama kak Lino?"

Chaeryeong menggeleng.

"Kenapa banyak yang ilang sih dirumah ini? Dompet, Ayah, Lino. Apa kita pindah rumah aja ya?"

"Pindah? Jangan, bun!" tukas Chaeryeong.

🏡🏡🏡

"Woy, Lino!" panggil Lia.

"Oh, hay!" ucap Lino dengan nada cool-nya sambil menyisir rambutnya menggunakan jari-jari tangannya.

"Kok deg-degan ya" batin Lia.

"Ada apa?" tanya Lino.

"Aku mau ngasih ini. Dompet bunda kamu ketinggalan waktu beli tahu bulat tadi." Lia menyerahkan dompet berwarna ungu itu pada Lino.

"Hmm, makasih" Lino tersenyum lalu pergi begitu saja.

"Uwh, senyumnya melelehkanku." ucap Lia.

"Apa yang meleleh?" tanya Jaebum yang muncul tiba-tiba.

"Ehm, enggak kok yah." ucap Lia malu sebab ketahuan Ayahnya.

🏡🏡🏡

"Loh, Ayah kok ada disini?" Lino terkejut saat melihat Ayahnya sedang duduk jongkok dipinggir jalan.

"Nyariin dompet bunda." jawab Mark.

Lino melirik keberbagai arah. Banyak pasang mata yang menatap aneh Mark.

"Ayo pulang, yah! Aku udah nemuin dompet bunda." ucap Lino sambil membantu Mark berdiri.

Setelah itu, Mark merenggangkan badannya karena terlalu lama jongkok.

🏡🏡🏡

"Kita pulang." Lino berteriak.

"Bun, Ayah sama kak Lino udah pulang" kata Chaeryeong antusias sambil loncat-loncat tak jelas.

"Sayang-sayangku" ucap Sana menghampiri suami dan anak laki-lakinya. Sana pun menciumi pipi suami dan anaknya itu.

"Kenapa kalian pergi gak bilang-bilang? Bunda sama Chaeryeong bingung nyariin kalian tahu gak." Sana mengomel.

"Kamu yang nyuruh aku buat nyari dompet tadi." ucap Mark.

"Aku tadi udah pamit ke bunda. Masa bunda gak inget. " ucap Lino.

"Dompet bunda ketemu gak?" tanya Chaeryeong.

"Nih." Lino menunjukkan dompet berwarna ungu.

"Emang dompet bunda warna ungu? Dompet bunda itu, warnanya merah." ucap Sana.

Lino menatap Ayahnya. Mark tersenyum lantas mengambil dompet yang Lino pegang dan membukanya.

"Lihat KTP ini! Nama kamu, kan. Ini dompet punya kamu."

"Emang nama aku Sana?"

"Haduh, cape deh" Lino menepuk jidatnya.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Love FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang