Ternistakan

1K 125 21
                                    


Sarapan pagi ini, Tzuyu sudah menyiapkan semuanya di meja makan.

Tinggal membangunkan Yugyeom yang masih tertidur pulas.

"Mas Gyeomie, sarapannya udah siap" ucap Tzuyu sambil memukuli bahu Yugyeom.

"eung, sudah siap" Yugyeom terbangun dari tidurnya.

"Cepat cuci muka trus sarapan. Aku mau keluar rumah" ucap Tzuyu.

"Mau kemana, yang?" Yugyeom mengucek-ucek matanya.

"Mau ke rumahnya mbak Chaeyoung"

"Ngapain?" tanya Yugyeom.

"Ada deh. Urusan perempuan pokoknya" jawab Tzuyu.

"Udah main rahasia-rahasiaan ya sama aku"

"Biarin wle" ucap Tzuyu seraya berlari keluar kamar.

Melihat tingkah istrinya itu membuat Yugyeom tersenyum.

Setelah selesai cuci muka, Yugyeom menuju meja makan dan berniat untuk sarapan.

Namun, betapa terkejutnya Yugyeom saat melihat semua makanan di meja makan.

"Gosong semua... Nasi goreng gosong, telur gosong, minuman juga gosong" kaget Yugyeom.

"Ini seriusan harus makan ini semua. Bisa-bisa sakit perut nih" ucap Yugyeom bermonolog.

"Aha... Mending aku buang aja terus beli sarapan di warung" usul Yugyeom pada diri sendiri.

Tak berselang lama, Shuyang datang menghampiri Yugyeom.

"Ayah, aku berangkat sekolah dulu ya" pamit Shuyang.

"Iya. Sarapan di sekolah aja ya!" ujar Yugyeom.

"Oke. Aku berangkat dulu ya. Assalamualaikum"

"Waalaikumsallam"

Setelah anaknya berangkat sekolah, Yugyeom pun mulai membuang semua makanan di meja makan dengan cara memasukkannya kedalam kantung plastik hitam lalu membuangnya keluar rumah.

"Beres, sekarang tinggal beli sarapannya" ucap Yugyeom senang.

Namun, belum juga berangkat, Tzuyu sudah pulang bersama dengan Chaeyoung yang ingin mengajari Tzuyu membuat kue stroberi.

"Loh, mas Yugyeom kok ada di luar. Udah sarapan?" tanya Tzuyu.

Sedangkan Yugyeom tengah bingung harus menjawab apa.

"eum.. anu...tadi aku mau olahraga pagi makannya keluar rumah" bohong Yugyeom.

"Bohong dia" bisik Chaeyoung.

"Pertanyaanku yang tadi belum dijawab loh" ucap Tzuyu mengingatkan.

"Ayok masuk rumah dulu!" ajak Yugyeom.

Saat masuk rumah, Tzuyu langsung mengecek meja makan.

"Sudah habis kan makanannya" ucap Yugyeom dengan senyum penuh kemenangan.

"Tapi minumnya belum dihabisin" rengek Tzuyu.

"Tapi itu minuman apa kok gosong gitu" ucap Yugyeom keceplosan.

"Gosong? Gosong apanya sih? Ini tu kopi hitam" bela Tzuyu.

"Aku gak suka kopi hitam, yang" ucap Yugyeom.

"Pokoknya aku gak mau tahu. Harus habis. Kalau gak habis, mas Gyeomie gak boleh tidur sama aku" ancam Tzuyu.

Tanpa menunggu lama, Yugyeom langsung meneguk habis kopi hitam buatan Tzuyu.

"Nah pinter" ucap Tzuyu girang.

"Si Yugyeom bucin amat sih" sindir Chaeyoung.

"Diem pendek" balas Yugyeom sambil melototin matanya.

"Aku gak pendek ya. Kamunya aja yang terlalu tinggi" ucap Chaeyoung.

"Udah jangan berantem. Lagipula omongan mas Yugyeom bener kok" ucap Tzuyu membela suaminya.

Chaeyoung memutar bola matanya malas. Berdebat dengan mereka membuat hatinya panas saat pagi hari.

"Makannya tumbuh itu ke atas bukan ke samping" ledek Yugyeom.

"Udah kasihan mbak Chaeyoung"

"Jangan sok baik, Tzu. Aku pulang ajalah. Males di sini" Chaeyoung merajuk.

"Ututu.. Ada bayi singa ngamuk nih" sindir Yugyeom yang langsung mendapat cubitan di perut dari Tzuyu.

"Aw, sakit yang" rintih Yugyeom.

"Maaf, mbak Chaeng jadi bantuin aku masak kue 'kan?" tanya Tzuyu.

"Ogah. Aku mau pulang aja"

"Jangan!" cegah Tzuyu.

"Yaelah Chaeng, jangan baper dong. Maafin aku ya. Cepetan gih ajarin ayang Tzuyuku!" ucap Yugyeom.

Akhirnya Chaeyoung pun luluh dan mau membantu Tzuyu.

Di dapur, suasananya sangat berantakan.

"Menteganya mana, Tzu?" tanya Chaeyoung yang sedang kebingungan.

"Ada di lemari" jawab Tzuyu sambil mengaduk adonan.

"Lemari mana? Tadi udah aku cari gak ketemu" sahut Chaeyoung yang terus mencari mentega.

"Lemari atas" Jawab Tzuyu yang masih sibuk mengaduk adonan kue.

Chaeyoung pun mendongakkan kepalanya.

"Ish.. tinggi amat sih lemarinya" rutuk Chaeyoung.

Chaeyoung berniat meminta bantuan Tzuyu tapi malu.

Alhasil, dia mencari kursi untuk mendapatkan mentega di lemari atas.

Saat mengambil kursi di ruang tamu, Chaeyoung ditegur Yugyeom.

"Ngapain. Mau manjat pohon?" sindir Yugyeom.

"Diem bisa gak" bentak Chaeyoung.

"Enggak bisa, wle" lagi-lagi Yugyeom membuat Chaeyoung marah.

"Dasar tiang listrik. Aku aduin mas Youngjae nih" ancam Chaeyoung membuat Yugyeom mengatupkan mulutnya rapat.

"Takutkan sama suami aku. Salah siapa punya hutang gak dibayar-bayar. Hahahaha" kini giliran Chaeyoung yang meledek Yugyeom.

"STOP, udah balik ke dapur sana!"

"Takut kan. Wle" ucap Chaeyoung yang kemudian beranjak menuju dapur.

Sesampainya di dapur, Chaeyoung langsung menata kursi dan menaikinya.

"Lah menteganya mana kok gak ada?" gumam Chaeyoung.

"Nyariin mentega ya. Menteganya udah aku ambilin mbak. Tuh aku taruh di mangkok" ucap Tzuyu.

"Bangsul banget. Aku udah capek-capek ngambil nih kursi. Udah gitu di nistain mulu ama suami kamu lagi" gerutu Chaeyoung.

"Siapa suruh ngambil kursi, kan mbak bisa minta bantuan aku" ucap Tzuyu santai.

"Huft" Chaeyoung menghembuskan nafasnya kasar.

"Mood ku anjlok seketika"

"Ngapain anjlok. Emangnya mood bisa anjlok juga. Aku kira, harga barang-barang aja yang bisa anjlok" ucap Tzuyu.

"Terserah kamu deh. Hayati lelah" kesal Chaeyoung.

TBC

Love FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang