Prolog

5.5K 86 2
                                    

Cerita ini akan banyak ngasih kalian pelajaran berharga tentang persahabatan, impian dan juga cinta. So, tetap stay di story ini ya, karena setiap partnya bakal bikin gemes, bikin gregetan pokoknya. Aku harap kalian bisa mengikuti cerita ini sampai tamat. Bakal update setiap hari, karena aku gak ingin kalian ketinggalan setiap part yang tersajika. Terima kasih, selamat menikmati ceritanya, mungkin saja semua adalah cerita kalian di dalamnya.

~ ~ ~ ~

Ada perasaan yang berbeda di hati Floris saat ia melangkahkan kaki menuju kelasnya. Karena semenjak Joshua menyanyikan lagu malam itu, hatinya ikut merasa bersalah dengan sikapnya yang terlalu dingin bahkan judes kepada laki-laki itu selama ini. Dia seperti itu bukan berarti membenci Joshua dengan sedalam-dalamnya, dia hanya berusaha untuk menjaga diri dari godaan laki-laki seperti Joshua yang terkenal playboy.

Joshua dengan panggilan Joe ini memang bukanlah tipe cowok yang Floris mau, semua yang ada pada diri Joe tidak juga mampu membuat hatinya luluh, bahkan kegantengan yang membuat siswi seantero sekolah memujanya ternyata tidak cukup untuk membuat Floris tertarik, seperti yang terjadi kepada siswi-siswi yang mengidolakannya.

Lamunan tentang Joe mewarnai pagi ini dalam setiap langkah yang dia tapaki, dia juga tidak ingin mengingat setiap tindakan dan kelakuan Joe terhadapnya. Dia hanya tidak ingin hatinya jatuh kepada orang yang salah. Sementara sisi lain, ia menyadari bahwa sejak lama ia telah menjatuhkan hatinya kepada satu laki-laki, yaitu Rangga Mahesa. Hanya saja persahabatan mereka jalani tidak memungkinkan untuk bersama Rangga lebih dari seorang sahabat.

"Jujur, gue belum bisa memaknai setiap rasa yang hadir di hati ini. Gue cuma tahu satu hal bahwa gue menyayangi lo," batinnya seraya menepis bayangan Joe yang terus menerus menghampiri.

Lagu yang Joe nyanyiin malam itu seperti candu dalam secangkir kopi yang membuatnya terus berpikir, ia terus saja mengingat segala hal tindakan konyol yang Joe lakukan untuk mendapatkan hatinya, sekalipun hingga saat ini hatinya tidak pernah mampu terbuka untuk siapapun, termasuk Joshua.

Floris tiba di kelasnya, Rangga dan Revan masih sibuk membercandai Aletta sejak ia memasuki kelasnya. Seperti biasanya, hobi menggosip belum juga ia tinggalkan meskipun umurnya telah dewasa. Rangga dan Revan pun sering sekali meledekinya ketika dia menggosipkan orang lain, pantaslah dia dijuluki ratu gosip.

"Syukurlah lo udah datang Flo," ucap Aletta berlari menghampiri Floris. Mungkin dia sudah bosan mendengat ejekan Rangga dan Revan.

"Kenapa lo Ta, muka lo lagi kesel banget kayaknya?" terka Floris.

"Iya Flo, Rangga sama Revan jailin gue mulu," jawab Aletta.

"Ngadu... Ngadu..." ejek Revan.

"Biarin," ucap Aletta manja seraya memeletkan lidahnya.

"Kenapa lo gak pacaran aja sih sama Revan, biar sekolah ini aman tanpa debat kalian berdua," Floris menambahkan meledeki Aletta.

"Ogah."

"Kenapa?" tanya Floris to the point.

"Dia rese, nyebelin dan selalu bikin gue kesel, nanti kalo pacaran palingan berantem mulu," jawab Aletta sembari menatap Revan yang terlihat penasaran, sejak tadi ia menunggu jawaban yang bakal Aletta berikan.

"Itu namanya cinta Ta, terkadang cowok yang tulus sayang sama seseorang bakal ngelakuin hal yang sama, ia akan berusaha menunjukan perhatiannya meskipun dengan cara yang aneh yang membuat kita bete. Karena setiap cowok beda-beda cara mencintai seseorang," jelas Rangga.

Perkataan Rangga membuat hati Floris langsung tersentuh, pikirannya langsung tertuju pada tindakan-tindakan Joshua selama ini, sikap yang selalu membuatnya kesel. Sejenak ia terdiam dalam lamunannya lagi, sepertinya hari ini Floris akan banyak merenung. Ia mencoba mendamaikan hatinya, ia kembali mengingat sikap-sikap buruknya kepada Joe selama ini.

Mendengar perkataan Rangga itu, Revan langsung bangkit dan menghampiri Aletta. Dia merasa inilah waktu yang tepat untuk menyatakan perasaannya kepada Aletta. Floris dan Rangga pun terkejut, apalagi Aletta. Ia tidak mampu berkata apa-apa melihat menatap Revan yang telah berada di hadapannya. Perlahan Floris melangkahkan kakinya menjauhi Aletta dan Revan yang masing saling menatap tanpa kata. Cukup lama Rangga dan Floris menunggu Revan mengatakan sesuatu kepada Aletta. Hingga akhirnya Revan memulai pembicaraan serius itu.

"Ta, lo tau kenapa gue jomlo, karena semenjak gue ngerasa nyaman sama lo, gue gak pernah tertarik sama yang lain. Hingga detik ini, perasaan itu selalu sama," ujar Revan menyatakan perasaannya kepada Aletta.

"Kenapa Gue? Gue gak baik buat lo, gue gak pantas buat ...." perkataan Aletta terpotong, ketika Revan menutup bibirnya dengan jari telunjuknya. Rangga dan Floris hanya menikmati pemandangan romantis itu, seluruh siswa pun menatap dengan penuh rasa penasaran. Mereka berharap Revan dan Aletta bisa jadian hari ini, tepat di umur Aletta yang ke tujuh belas tahun.

"Hati gue tahu siapa yang pantas buat gue, dan itu adalah lo. Lo mau gak jadi pacar gue?" tanya Revan.

Cukup lama Aletta memberi jawaban, bola matanya melirik ke sekeliling. Terlihat seluruh mata di kelasnya sedang menunggu jawaban yang akan dia berikan. Kemudian bola matanya berhenti tepat di mata Revan yang sedang memandanginya.

"Iya Van." jawabnya.

Rangga dan Floris pun berteriak kegirangan, mereka merasa bahagia kedua sahabatnya akhirnya bisa jadian. Kelas pun menjadi ramai dengan sorak-sorakan dari teman-teman sekelasnya. Tanpa disengaja, rasa bahagia itu ternyata membuat Rangga secara spontan memeluk Floris dengan erat. Floris pun menatap Rangga seketika, ia membiarkan Rangga terus memeluknya. Hatinya bahagia, dia seolah ingin waktu ini berhenti sebentar saat pelukan Rangga mampu membuatnya merasa nyaman. Sementara Rangga melakukan itu, seperti biasanya tanpa perasaan apapun, karena ia menyadari bahwa Floris tetaplah sahabat terbaik untuknya.

"Seandainya gue boleh minta, gue ingin waktu berhenti seketika agar lo menyadari bahwa gue menyayangi lo Ga, bukan sebagai sahabat," batinnya seraya senyumnya mengembang.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Yuk, penasaran kan gimana cerita Si Cool Bad Boy dan Ketua osis cantik. Langsung aja cek part 1 ya. Prolog aja uda bikin baper, gimana alurnya. Siap-siap baper bersama-sama. Jangan lupa kasih Vote dan Komentarnya ya. Terima kasih dan selamat menikmati ceritanya.

Cool Bad Boy & Beautiful KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang