satu kesempatan

2.4K 170 5
                                    


"Kamu tidak mengizinkanku pergi. Apa Kamu melarangku?" sahut Hana lagi. Jungkook mengubah posisinya membiarkan Hana  tidur di lengannya sementara jungkook hanya memandang ke langit langit kamar terus.

"Apa kamu pernah mendengarku.menurutiku. bahkan  semua perintahku  selalu  kamu langgar. Apa hakku melarangmu," sahut Jungkook.

" Apa yang kamu pikirkan heoh? Dipasris sangat indah, apalagi ada menara effel dan nanti Aku juga akan mengajakmu keliling teru, "ucap Hana terhenti saat Jungkook  menarik napas berat.

"Aku ..... Aku.....," ucap Jungkook terbata lalu memejamkan matanya.  Sampai  membuka mata lagi dan menatap mata Hana  " Aku takut jika kamu ke Paris ... maka Aku tidak bisa lagi melihatmu," ucap Jungkook lirih  diiringi dengan jatuhnya dua bulir air mata dari sudut mata jungkook.

Hana  melihat air mata itu jatuh, membasahi pipi suaminya lalu Hana menatapnya sendu dan sedih. Dia tau maksud dan arah pembicaraan Kookie. Lalu Hana tersadar dari lamunannya, " ini yang Aku takutkan, Kamu terlalu berharap dan akhirnya Aku akan melukaimu Kookie," batin Hana

.
.
.

Untuk pertama kalinya seorang Jeon Jungkook yang terkenal sangat angkuh dan tak terkendali,  mengeluarkan air mata demi wanita yang dia cintai  selain mamanya.

Hana pov

"Apa sebegitu besar perasaanya hingga dia meneteskan air mata ini, apa aku  cukup pantas untuk ini. Kookie apa yang harus aku lakukan aku ingin sepenuhnya mencintaimu tapi bayanganya masih menghalangiku maafkan aku kookie. Aku mencintai Mion dan akan selalu begitu " gumanku dalam hati

Aku  bangun dari posisinya memandangi wajah Jungkook, begitupun sebaliknya karena Jungkook juga memandangku saat ini. Lalu aku memegang wajah Jungkook menghapus air matanya.

"Kookie  Jangan lakukan ini, jangan mengeluarkan air mata ini. Jika kamu melarangku aku tidak akan pergi, tapi tolong jangan menangis lagi? Kali ini Aku akan menurut dan menjadi Istri yang baik, jangan menangis karena Aku tidak cukup pantas untuk air mata ink," ucapku dengan pilu

Jungkook memengang tanganku lalu menatapku dengan sendu dan berkata, "Jika aku memintamu untuk bertahan bersamaku, apa kamu akan bertahan? Walaupun dia datang suatu saat nanti. Aku tau semuanya Han, aku mohon percayalah padaku, tetaplah disampingku apapun yang terjadi aku hanya ingin kamu Han. Aku tidak menginginkan apa apa lagi? Hanya Kamu dan selalu bersamamu,"

Aku hanya mampu terdiam, tanpa mampu mengucapkan apapun. Pikiranku sudah menerawang jauh, aku tidan ingin menyakitinya tapi aku juga tidak mampu berbohong. Hatiku masih dimiliki Mion dan cintaku juga masih dimilikinya.

Haruskah Aku bohong dengan mengatakan Aku mau atau haruskah Aku jujur dengan mengatakan tidak bisa, aku tidak ingin menyakitinya terlalu dalam maka aku hanya mampu diam dan menunduk tanpa memberi menjawabapapun.


Sepertinya saat ini Jungkook pun tau arti diamku.

"Kamu diam itu artinya kamu akan meninggalkanku jika Mionmu itu datang menjemputmu," batin Jungkook

Jungkook bangun dari tidurnnya dan aku masih diam, "Tidurlah jangan di bahas lagi aku hanya perlu waktu sendiri, Aku akan keluar sebentar," ucap Jungkook dan berlalu pergi meninggalkanku  sendiri di kamarnya.

Sekarang aku mencoba meratapi nasibku sendiri,  keputusan apa yang akan aku ambil. Aku mengambil Ponselku lalu memandang foto yonggie sembari menangis dan menekan no nya.

"Yakinkan aku Mion sekali saja? Pilihan apa yang harus Aku ambil," batinku

Telpon

"Hallo, Mion," Hana

Two Heart For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang