02

2.3K 252 8
                                    


Sorry for typo..



       Perth masuk ke dalam rumah yang satu tahun ini tidak pernah ia datangi. Sejak kepergian ibunya Perth lebih memilih untuk tinggal di apartemen yang sederhana dan dengan uangnya sendiri dia membeli apartemen itu.
Perth bukan tidak ingin menerima uang dari ayahnya, namun dia ingin membuktikan kepada ayahnya bahwa dia bisa tanpa uang atau nama belakang ayahnya.
Ayahnya yang seorang perdana menteri, dan kakaknya adalah seorang CEO di salah satu perusahaan terbesar yang ada di Bangkok.

      "Akhirnya kamu pulang juga ke rumah.."
Suara berat itu membuat Perth berhenti menatap foto keluarga besarnya yang di pasang di dinding ruangan tamu rumah itu.

Pria paruh baya itu menghampiri putranya yang ia pikir telah melupakannya.

       "Duduklah.."
Perth segera duduk di sofa dan berhadapan langsung dengan sang ayah.

       "Apa dia yang memaksamu kemari?"

       "Apa hanya ini yang ingin kau katakan padaku?"

       "Ah.. aku tau.. pasti Forth yang memaksa mu untuk menemui orang tua ini."

        "Aku harus bekerja, jangan buang-buang waktu ku."

        "Kau sudah punya semuanya.. apa lagi yang kau inginkan?"

        "Aku tidak punya apapun. Dan aku tidak butuh uang mu."

        "Kau selalu salah paham dengan semua ucapanku."

Perth beranjak dari tempat duduknya, tanpa menjawab ucapan sang ayah. Dan pergi dari rumah megah yang dulu sering terdengar gelak tawa bahagia keluarga itu.
Tuan Jaturahpom hanya memandang sendu kepergian putranya. Kemudian menatap foto yang ada di dinding ruangan itu.

   
       "Nay.. aku tidak tau jika kata-kata ku bisa sangat menyakitinya. Aku merasa gagal menjadi seorang ayah untuk anak bungsu kita.. maafkan aku.."

Tuan Jaturahpom menghapuskan air matanya yang hampir tumpah itu.
Akhir-akhir ini kesehatannya sedikit menurun, dan jabatannya sebagai perdana menteri akan usai satu tahun lagi.
Ia tidak bisa mengabaikan tanggung jawabnya hanya karena ingin Putranya kembali ke rumahnya.

Perth marah karena dirinya tidak bisa menemani saat-saat terakhir kepergian satu-satunya wanita di rumah itu.
Karena sebuah alasan yang menyangkut kepentingan banyak orang tuan Jaturahpom meninggalkan istrinya yang sedang sakit untuk pergi ke daerah tertentu.
Perth masih diam saat ibunya meninggal dunia tanpa ada ayahnya yang datang mendampingi, sampai saat Perth pulang dari sekolah dengan keadaan banyak luka memar di wajahnya.
Tanpa mau mendengarkan penjelasan Perth sang ayah marah dan memukulnya.

       "Jika kau ingin mempermalukan ayah jangan pernah tinggal di rumah ini. Sudah beberapa kali ayah katakan jangan mencari masalah.. ayah selalu mendapatkan surat teguran dari sekolahmu karena kau kini mencoba menjadi berandalan.
Perth... Ayah dan Mae mu tidak pernah sekalipun mengajarimu bersikap seperti ini. Kenapa kau berbeda dengan phi mu..? Dia tidak pernah sekalipun membuat masalah dan mempermalukan ayah."

Perth kala itu hanya diam saja tanpa membalas perkataan sang ayah. Ia akui dia memang sering berkelahi, tapi itu dia lakukan untuk membantu teman-temannya. Perth tidak tau jika pihak sekolah akan memberikan surat teguran tersebut pada ayahnya.
Semua kata-kata sang ayah, ia pendam di dalam lubuk hatinya, meski sakit Perth masih berusaha bertahan dengan ucapan pedas ayahnya.
Namun dia bertekad untuk pergi dari rumah itu saat dia mulai masuk ke universitas nantinya.

Dan hari itu pun datang. Tanpa mengalami apapun Perth membawa barang-barangnya  keluar dari rumah itu, di temani oleh Yacth sahabat yang tau siapa dirinya yang sebenarnya.
Perth mulai bekerja di cafe sebagai seorang penyanyi saat malam hari, dan bekerja di bengkel paman Mark di siang hari saat tidak ada kelas.


Takdir Ku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang