07

2K 261 30
                                    

🔞🔞🔞
Happy reading
😘😘😘










Ae menatap wajah manis di depannya yang kini sudah memerah, dan nafasnya memburu.
Ae akui jika pria manis di hadapannya ini sangat ahli dalam berciuman, dan hanya dengan melihatnya mengatur nafasnya dengan mata tertutup membuat bagian tubuh bawah Ae menegang.

           "Ada apa denganmu Saint?"

Tanya Ae dan menarik tangan Saint untuk duduk di kursi balkon kamarnya.
Bukannya menjawab Saint malah mengendus leher Ae dan memberikan kecupan di sana.

          "Saint, hentikan, aku tidak ingin melakukannya dengan keadaanmu yang sedang mabuk. Aku tidak suka jika nanti kau bangun kau akan menyalakanku."

Ae segera mendorong kepala Saint dari menyesap dan menciumi lehernya.

          "Kenapa? Bukankah kau menyukainya? Aku tidak mabuk, aku masih sadar, dan.. aku merasa bosan dengan para gadis itu."

Ae menggeleng, meskipun dia ingin, tapi Ae tidak mau jika Saint menyesal nantinya, dan malah menjauh darinya.

          "Tidak, jangan melakukan sesuatu yang akan kau sesali nantinya."

Jawab Ae. Saint mendengus sebal dan malah naik ke pangkuan Ae, kembali mengklaim bibir itu dan bermain dengan lidah Ae di dalam mulutnya.
Tangannya kini sudah mulai meraba bagian tubuh Ae yang lainnya dan itu membuat junior Ae di bawah sana semakin mengeras.
Saint yang sadar jika Ae sudah menegang, ia mulai menggerakkan pinggulnya dan membuat gesekan antara bongkahan pantatnya dengan junior Ae semakin terasa, dan Ae kini sudah mulai meremas bongkahan pantat sintal milik Saint.


          "Ahh.. sial, aku sudah berusaha untuk menahannya Saint.. tapi kau yang memaksaku untuk melakukan ini."

Ae kembali melumat bibir merah Saint, kemudian satu tangannya masuk kedalam kaos yang di kenakan Saint.
Saint mendongak dan memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan Ae pada kedua putingnya.
Desahan Saint terdengar jelas di kesunyian malam.

Tanpa ragu lagi Ae membawa tubuh Ramping Saint kembali masuk kedalam kamarnya, Ae membaringkan tubuh Saint di atas tempat tidurnya, sebelum itu dia membuka kaos yang di kenakan oleh Saint dan juga yang Ia kenakan.

Ae menatap lekat mata sayu Saint dan wajah Saint yang
sudah merona merah.



           "Kau masih bisa berhenti sebelum menyesalinya, karena jika aku sudah memulainya aku tidak akan pernah berhenti meskipun kau memohon padaku."


Ujar Ae, tangannya kini mengusap lembut pipi Saint.
Saint tersenyum, Ae sempat tertegun melihat senyuman manis Saint, entah kenapa rasanya senyuman itu menghangatkan hatinya yang sudah lama membeku.

         "Kalau begitu segera lakukan... Karena aku tidak akan menghentikan mu.."

Saint menarik tengkuk Ae dan kembali mencium bibirnya.

          "Ahh... Shit!! Lebih cepat.."

Saint mengeram nikmat saat Ae memberikan blowjob pada pen*snya yang ukurannya tidak terlalu besar dan juga tidak kecil.
Ae menghentikan gerakan dan menatap wajah Saint yang sudah berantakan, serta nafasnya yang memburu.

Takdir Ku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang