Abaikan typo ifa..
Selamat membaca..Hari ini Plan pulang lebih larut, dan dia juga menolak usulan Mean yang ingin menjemputnya, dan kini Plan terpaksa pulang sendirian, sedangkan hari sudah gelap dan kampus itu juga sudah sangat sepi.
Dari kejauhan Plan melihat sosok perempuan yang berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri, namun sosok itu tak bisa ia kenali karena di sana sangat gelap, Plan mencoba mengabaikannya dan berjalan ke luar kampus tanpa mau peduli dengan apa yang ia lihat barusan."Lepas!! Aku ingin pulang jangan ganggu aku."
Plan berbalik arah dan menghampiri asal suara itu, ia bisa melihat perempuan itu sedang berontak saat tangannya di tarik paksa oleng seorang pria.
Sebenarnya Plan tidak suka ikut campur dengan urusan orang lain, tapi dia akan terlihat berengsek saat tau seorang wanita butuh bantuannya dan dia mengabaikannya begitu saja."Lepaskan dia!!"
Ujar Plan akhirnya, dan pria itu nampak tersenyum mengejek melihat siapa yang menegurnya.
"Jangan ikut campur, atau aku akan menghajarmu."
"Cih.. Aku tidak takut!! Tapi jika kau berani memukulku, aku pastikan kau tidak akan bisa berada di universitas ini."
Ancam Plan akhirnya, sesungguhnya ia tak pernah mengatakan pada siapapun jika yang memiliki universitas itu sebagian adalah Phonya.
"Aku tidak takut dengan gertakanmu, apa kau pikir bisa menipuku dengan mengaku sebagai putra tuan Rattavit!? Tidak akan!!"
Pria itu mendekat dan memukul Plan, namun Plan masih bisa menghindari pukulannya, saat Plan hendak membalas pria itu menendang perutnya cukup keras dan membuat Plan sedikit limbung.
Pria itu menyeringai, melihat Plan yang terlihat kesakitan, dan kembali memukul Plan tepat di wajahnya, dan kai ini Plan benar-benar jatuh tersungkur.
Plan kembali berdiri dan membalas Pria itu yang kembali menghampiri wanita itu, dengan sekali tendang Plan bisa menjatuhkan Pria itu dan menendang perutnya bertubi-tubi hingga pria itu memohon agar Plan berhenti memukulinya.
Wanita itu berterimakasih pada Plan karena telah menolongnya.
Plan akhirnya pulang dengan luka lebam di wajahnya.__________
______Mean segera berlari menuju pintu depan saat mendengar suara mobil berhenti di halam rumah Plan.
Mean membuka pintu dan tersenyum pada Plan, dan seketika senyuman itu hilang saat dia melihat wajah Plan yang membiru."Apa yang terjadi padamu Phi?"
"Aku tidak apa-apa hanya lebam sedikit, Jangan khawatir, bawakan es untukku."
Mean segera ke dapur dan mengambil es dan membukusnya dengan saputangannya.
Dengan perlahan Mean menempelkan es itu di pipi Plan yang membiru."Jangan berkelahi jika kau akhirnya babak belur seperti ini."
"Ck, jangan samakan aku dengan perempuan, aku tidak sekejam itu melihat seorang gadis yang hampir saja di lecehkan."
"Jadi phi menolong seorang gadis hingga babak belur seperti ini?"
Plan mengangguk dan sedikit meringis kesakitan karena Mean menekan es itu di pipinya yang lebam.
"Ahh... Maaf"
"Jangan berpikir macam-macam, aku hanya berniat membantunya."
Ujar Plan, ia tersenyum dan membelai pipi Mean, Plan bangkit dari duduknya dan berjalan ke kamarnya.
"Apa kau sudah mengatakannya pada Plan?"
Suara Pho Plan membuyarkan lamunan Mean, Mean melihat ke arah pria paruh baya itu dan menggeleng pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Ku (END)
Fanfiction"Bolehkah aku egois kali ini? jika memiliki mu adalah ke egoisan maka ijinkan aku untuk egois. karena yang aku mau hanya dirimu dan selalu bersamamu." "Aku hanya ingin tau sebatas apa kesabaranmu, jika itu pilihanmu aku tidak akan melarangnya. ta...