04

2.1K 258 37
                                    

Terserah yang udah gc minat gpp.. tapi aku tetap terus lanjutin ff ini.

Dan untuk yang masih setia..
Selamat membaca.. 😘😘
Aku usahain update rutin ya.. gc setiap hari.. karena ff aku gc cuma ini..

Maaf kalo ada typo..!!





Saint masuk kedalam rumahnya dan mendapati mobil asing terparkir di halaman rumahnya.
Saat sampai di ruang tamu Saint melihat ayahnya sedang berbicara dengan seorang pria yang berbadan tegap dan kulitnya agak sedikit gelap.

         "Saint kemarilah.."
Saint segera menghampiri ayahnya yang duduk berhadapan dengan pria itu.

        "Saint perkenalkan dia Forth orang yang akan menikah denganmu."

Saint melotot melihat kearah pria yang duduk di depannya itu dan beralih menatap kearah ayahnya.

         " Shit!!  Kenapa harus pria ayah..? Saint tidak mau."

         "Saint!! Jaga ucapanmu.."

         "Aku tidak peduli, dan aku tidak mau menikah dengan laki-laki. Aku diam karena aku kira ayah menjodohkan ku dengan perempuan. Tapi apa ini..? Aku bukan gay."

Saint beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan sang ayah dan juga Forth di ruang tamu.

        "Forth.. maafkan Saint. Paman akan membujuknya lagi, dia hanya terkejut dengan keputusan paman."

        "Tidak apa paman.. Forth mengerti. Forth pamit dulu.. masih banyak urusan. Nanti jika ada waktu Forth akan sering berkunjung ke rumah ini."

       "Baiklah.. titip salamku pada ayahmu."

Tuan Supp menepuk pundak Forth, kemudian Forth segera pergi dari rumah itu.

Saint melihat ke pergian Forth dari balkon kamarnya.
Dia masih tidak mengerti kenapa ayahnya memberikan keputusan seperti ini. Saint masih normal dan tidak mungkin menyerah pada seorang laki-laki.
Hei.. katakanlah Saint memang terlihat manis tapi Saint lebih suka memasuki bukan di masuki.

        "Sialan!! Aku harus membatalkan perjodohan ini. Aku tidak mau menyerahkan pantatku padanya. Ish.. membayangkannya saja aku sudah merinding."

Saint segera mengganti pakaiannya dan bergegas pergi dari rumahnya untuk menemui Mean di apartemennya.







________
______





  Mean menatap langit-langit kamarnya, pikirannya masih teringat dengan ucapan Plan tadi malam, Plan memutuskannya secara sepihak tanpa alasan yang logis.

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya, Mean beranjak dari tempat tidurnya dan membuka pintu apartemennya.
Saint muncul di balik pintu itu dengan wajah kusutnya, membuat Mean mengeryit heran.

        "Ada apa denganmu?"

Tanya Mean saat Saint sudah duduk di sofa ruang tamu Mean.
Saint menyandarkan kepalanya di sandaran sofa dan memejamkan matanya.
Kemudian Mean duduk di sampingnya, masih menunggu jawaban dari mulut Saint.

         "Ayah menjodohkan ku dengan pria. Ini gila.. sungguh aku tidak akan pernah mau tidur dengan seorang pria, apalagi sampai memberikan pantatku padanya."

Mean terkekeh pelan mendengar ucapan Saint. Wajah Saint kini sudah memerah karena marah, Mean tau sahabatnya ini sangat suka bermain dengan perempuan, tapi dia tidak menyangka jika nasibnya akan berakhir dengan seorang pria nantinya.

         "Kau belum mencobanya.. jangan beranggapan buruk dulu.. siapa tau dia yang akan menyerah padamu.."

        "Itu tidak mungkin, dia lebih besar dariku dan dia terlihat maskulin.. mana mungkin dia mau menyerah padaku."

Takdir Ku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang