Typoo.. ✌🏻✌🏻
Yg minta Pinson..
Aku kabulin. .
Selamat membaca..
Dan jangan lupa vote + komentarnya ya.. 😘😘Perth Saint dan juga Pin segera pergi ke rumah sakit, mendengar jika Plan telah melahirkan.
Dan saat mereka sampai di sana Saint menangis haru saat melihat bayi mungil Plan yang masih belum bisa di gendong, karena masih berada di dalam incubator.
Perth tidak tau kenapa tiba-tiba saja Saint menangis, dia tak bisa membuatnya tenang karena Pin juga ikutan menangis saat melihat Saint menangis.
Perth di buat bingung oleh ke dua malaikatnya itu."Bunny... Berhentilah menangis.. Lihatlah Pin juga ikut menangis." bujuk Perth, tapi Saint tak diam justru mengambil alih Pin dari tangan Perth memeluknya dan sama-sama menangis.
"Oh tuhaan... Ini hanya dua, bagaimana jika di tambah lagi? Aku bisa pusing setiap hari." gerutu Perth sambil menjambak rambutnya frustasi.
"Jadi daddy tidak ingin Pin punya adik begitu?!" ujar Saint, sambil melirik tajam Perth.
"Daddy jahat!!" timpal bocah berusia 5 tahun itu.
Perth langsung bungkam, dan saat dia ingin menjelaskan pada ke duanya Saint sudah pergi meninggalkannya.
Saint menuju ke ruangan di mana Plan sedang di rawat.
Plan masih belum membuka matanya karena evek obat bius."Tenang saja.. Dia akan segera bangun, dia hanya perlu banyak istirahat." ujar Beam yang baru saja datang bersama Forth dan juga Vier.
Mean mengangguk dan masih setia menunggu Plan kembali membuka matanya.
Saint yang baru saja masuk menghampiri Mean dan memegang pundaknya."Dia akan baik-baik saja." ujar Saint. Dan Mean hanya tersenyum mendengar ucapan Saint.
Beam melihat Perth yang baru saja masuk ke dalam kamar itu, wajahnya terlihat sedikit masam dan terus menatap Saint.
Tapi Saint seolah enggan untuk membalas tatapan Perth."Nong.. Bagaimana hasilnya?!" tanya Forth sedikit menggoda Perth dan Saint.
Beam hanya menggeleng mendengar suaminya itu menanyakan hal sensitiv dari pasangan itu.
Beam mencubit kecil pinggang Forth agar dia diam dan tidak memperkeruh ke adaan.
Forth yang mengerti dengan isyarat Beam akhirnya diam kembali."Mmhh.." Plan perlahan membuka matanya dan melihat Mean yang tersenyum padanya, tapi air mata mengalir di ke dua pipinya.
"Kenapa menangis umb?!" tanya Plan dengan suara seraknya.
Tangannya perlahan terangkat untuk menghapus air mata Mean."Aku sangat bahagia.. Trimakasih.. Karena telah bangun kembali.." jawab Mean, ia mencium tangan Plan yang tadi menghapus air matanya.
Plan terseyum, dia melihat ada beberapa orang di sana.
Tapi dia tak melihat di mana bayinya.
Seketika pikiran buruk terlintas di kepalanya, Plan terlihat panik dan berusaha untuk duduk tapi Mean segera mencegahnya, karena Plan belum bisa bergerak bebas saat ini."Dia baik-baik saja na.. Jangan khawatir.. Dia tidak di sini karena dia terlihat begitu kecil, aku sampai takut untuk menggendongnya." jelas Mean, saat mengetahui kepanikan Plan.
"Sungguh?! Apa dia mirip dengan mu? Atau aku?!" Plan menatap Mean antusias.
"Aku tidak yakin.. Tapi.. Kurasa.. Dia tampan sepertiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Ku (END)
Hayran Kurgu"Bolehkah aku egois kali ini? jika memiliki mu adalah ke egoisan maka ijinkan aku untuk egois. karena yang aku mau hanya dirimu dan selalu bersamamu." "Aku hanya ingin tau sebatas apa kesabaranmu, jika itu pilihanmu aku tidak akan melarangnya. ta...