06

2K 286 38
                                    

Update malem"..
Typo bertebaran.. harap di maklumi..
Happy reading.. 😘😘



Pagi itu kedua saudara itu berkumpul di kediaman Jaturahpom, Tuan Rattavit sengaja meluangkan waktu untuk sekedar menjenguk kakaknya yang sedang sakit, dan untuk mengabari tentang pertunangan putra satu-satunya.

         "Apa phi yakin ingin menikahkan Forth dengan anak Suppapong? Dan bukankah kedua anaknya juga laki-laki?"

         "Memangnya kenapa? Aku sudah terlalu menekan Forth selama ini, setidaknya aku bisa memberikan apa yang dia mau.. dan juga aku masih punya Perth, meskipun dia sedang marah padaku saat ini."

         "Hemb.. sebenarnya Perth itu lebih mirip denganmu phi.. dia sangat keras kepala, dan Forth dia sama dengan P'Nay."

          "Aku tau, dan aku tidak ingin kedua anakku membenciku, hanya karena aku terlalu memikirkan egoku."

Rattavit hanya mengangguk mendengar ucapan kakaknya itu.

         "Aku hanya punya Plan.. jadi aku tidak akan melepaskan Plan bersama dengan seorang pria. Aku tau aku egois, dan aku yakin Plan akan selalu memilihku."

Tuan Jaturahpom hanya mengangguk lalu tersenyum, kemudian menepuk pundak adiknya itu.

          "Semoga pilihanmu tepat, dan kapan pertunangan itu akan di laksanakan? Aku juga akan menggelar pesta pertunangan Forth mungkin 1 bulan lagi."

         "Kami masih mencari tanggal yang pas phi.. nanti aku akan mengabarimu lagi."

Percakapan itu berlangsung cukup lama sampai akhirnya Rattavit berpamitan pulang karena ada pertemuan dengan keluarga calon menantunya.

________
_____

          "Saint pertunanganmu akan di laksanakan 1 bulan lagi dan tidak ada penolakan."

Ujar Tuan Supp saat sudah selesai makan malam bersama kedua anak dan cucunya.
Saint tidak menjawab, dan melangkah masuk ke dalam kamarnya.
Lalu keluar lagi dengan memakai jaket kulit hitam dan celana jeans panjang dengan warna senada.

          "Saint!! Kau mau kemana? Ayah belum selesai bicara."

Saint berjalan dengan santai dan tidak menggubris perkataan ayahnya, menutup pintu rumahnya dengan keras, hingga membuat keponakannya yang dari tadi diam langsung memeluk Beam yang ada di dekatnya.

         "Papa... Apa paman Saint sedang marah?"

Vier mendongak menatap ke arah Beam, Beam hanya tersenyum lalu mengusap rambut Vier.
Sedangkan kini Tuan Supp memijit pelipisnya, dia merasa pusing dengan tingkah Saint yang selalu berontak akhir-akhir ini.

         "Beam yang akan bicara dengan Saint nanti.. sebaiknya ayah istirahat dulu."


Tuan Suppapong segera pergi dan masuk ke dalam kamarnya.
Sementara Beam melanjutkan makan malamnya bersama dengan Vier.

  

_________
______


Saint sudah berada di apartemen Mean, dia kini merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur Mean.

             "Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin menikah dengan pria itu."

            "Ayolah Saint.. tidak buruk juga menikah dengan pria.. dan lagi kau memang cocok jadi istri dari pada jadi suami."

Ujar Mean sambil tersenyum geli.
Saint melemparkan bantal pada Mean dan mengenai wajahnya.

           "Sialan. Aku pikir kau akan membantuku, tapi kenapa kau malah meledekku huh?"

Takdir Ku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang