31

1.5K 173 43
                                    

Hai hai...
Setelah sekian abad berhibernasi..
Akhirnya ini ff lanjut juga..
Maaf buat kalian menunggu ya...

Selamat membaca dan maaf jika ada banyak typo.. 😘😘







Saint terbangun di siang hari, tubuhnya masih terasa lemas dan dia terasa enggan untuk bangun dari tempat tidurnya, selain karena Perth masih belum kembali, Saint juga tak memiliki tenaga bahkan untuk sekedar duduk.
Saint membalik tubuh nya tidur terlentang dan menjadikan kedua lengannya sebagai bantalan, menatap langit-langit kamar hotel itu.

"Hahhh... Membosankan!!"

Saint kembali menghela nafas panjang, ia merasa bosan berada di dalam kamar hotel itu sendirian.
Dia merasa lapar, tapi enggan untuk beranjak dari tempat tidurnya.
Perlahan Saint turun dari ranjang dengan langakah agak tertatih dia masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sebelum itu dia menghubungi petugas hotel untuk membersihkan kamarnya dan membawakan makanan baru untuknya.
Karena pasti yang ada di sana sudah sejak pagi, dan pasti itu Perth yang memesannya.

Setelah selesai, Saint hanya menggunakan bathrobe lalu segera menyantap makanannya.
Dia menyalakan tv agar kamar itu tak terasa sepi, meskipun sebenarnya dia tak benar-benar melihat siaran apa yang ada di sana.
Saint mengambil ponselnya dan melihat satu-satunya pesan yang Perth kirim kan padanya.
Perth hanya mengatakan akan mengajak nya jalan-jalan saat dia sudah kembali nanti.
Saint tersenyum membaca pesan itu, dan dia memutuskan untuk mencari pakaian yang akan dia pakai nanti.
Karena saat ini sedang musim dingin, dia harus memakai pakaian yang tebal dan hangat.
Setelah menyiapkan semuanya, Saint kembali duduk di depan tv dan melihat acara yang sama sekali tak ia mengerti.

Perth akhirnya pulang sebelum sore hari, dia membawa sesuatu di tangannya dan memberikan nya pada Saint.

"Apa ini?" tanya Saint.

"Buka saja!!" ujar Perth, sambil memeluk Saint dari belakang.

"Syal?" Saint mengambil syal berwarna merah itu dari dalam paperbag yang Perth bawa.

"Hemb.. Sekarang musim dingin, jadi aku tidak ingin kau kedinginan." ujar Perth, mengambil syal itu dan memakaikan nya di leher Saint.

"Trimakasih.." Saint memeluk Perth dengan erat dan menyandarkan kepalanya pada dada bidang Perth.

"Kita berangkat sekarang.. Atau.." Perth bertanya pada Saint, sambil kedua tangannya kini meremas kedua bongkahan sintal milik Saint.

"Perth.. Kau sudah janji akan mengajak ku jalan-jalan.. Dan kita pergi sekarang!! Apa tidak ganti baju dulu?" Saint mendongak menatap Perth.

"Aku akan ganti baju dan mandi dulu.. Badanku terasa lengket."

Saint melepaskan pelukannya dan membiarkan Perth membersihkan dirinya.

.
.
.
.
.

Perth memperhatikan senyuman Saint yang tak hilang dari bibirnya.
Dia mengikuti semua ke inginan Saint, dari berkeliling di kota itu mengambil foto selfi mereka dan mencari makanan yang di sukainya.
Meskipun ada beberapa makanan yang tak di sukainya, tapi Saint menyukainya.
Dan Perth terpakasa memakannya.
Dia hanya tak ingin membuat Saint kecewa.

Dan kali ini Perth terpaksa menahan ke takuttannya.
Saint tersenyum lebar saat mereka sudah menaiki bianglala terbersar di jepang, dengan ke tinggian 200kaki dan yang paling menakjupkan mereka bisa melihat pemandangan indah kota tokyo dari ketinggian itu, sesekali Saint berseru senang saat melihat rolecoster melintas di tengah bianglala itu.

Takdir Ku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang