28

1.4K 198 32
                                    

Typo... ✌✌
Selamat membaca... 🤗🤗




























Sepulang dari rumah sakit, Perth terus saja membuntuti Saint, entah kenapa dia melakukan hal itu, yang jelas apa yang dia lakukan membuat Saint risih, karena Perth selalu menempel padanya.
Dan kini semuanya sedang berkumpul di ruang keluarga, sambil menonton tv.

Beam bersandar pada bahu Forth, dan di samping kiri Forth ada Vier yang sedang memangku cemilan nya, dan di sofa sebelahnya lagi ada Pin dengan tuan Jaturaphoom, jangan lupakan pasangan mesum itu, mereka berdua duduk di sofa tengah, dan Perth kini menidurkan kepalanya di atas paha Saint.

"Saint.."

"Hemb?!"

"Kapan kita bisa membuatnya lagi..?"

"Tidak!! Aku capek." jawab Saint tanpa mau melihat Perth.

"Kau ini.. Menikah saja belum, ingin punya anak lagi..?" Forth melempar kulit kacang pada Perth.

"Sstt.. P'Forth.." Beam mencubit pinggang Forth.

"Kenapa mencubit ku?" Protes Forth.

Kini Beam menunjuk ke arah Saint yang tiba-tiba terdiam, karena ucapan Forth.
Dan Forth menyesali ucapannya, karena Saint nampak murung.

"Oke, trimakasih Phi.. Sudah membuatnya semakin marah padaku.." Perth menangkupkan kedua tangannya seperti orang yang memberi wai, karena kini Saint pergi dari sana.

"Hei.. Itu bukan salahku!! Kau memang yang tidak peka di sini." protes Forth pada Perth.

Perth tak ingin menjawab lagi ucapan Forth, ia memilih untuk mengejar Saint yang kini pergi ke taman belakang.

"P'Forth.. Jangan ungkit masalah itu lagi!!"

"Tapi Be.. Dia harus tegas, lagi pula aku juga tidak ingin Saint terus menunggu adikku yang menyebalkan itu."

"Ya.. Tapi jangan ikut campur urusan mereka.. Biarkan saja mereka.. Kita lihat saja seperti apa usaha Perth nantinya.. Dan berhenti ikut campur Oke?!"

"Baiklah.." pasrah Forth. Kemudian Beam kembali menyandarkan kepalanya pada bahu Forth.

"Bunny.." panggil Perth pada Saint yang masih tak ingin menatapnya.

"Hahhh.. Aku tidak apa, jangan bahas ini lagi." jawab Saint mencoba untuk tersenyum.

"Maaf na.. Secepatnya kita akan menikah, kau tau.. Aku juga ingin kita hidup bersama.."

"Aku tidak ingin banyak berharap Perth.. Cukup bisa berada di dekat mu dan juga Pin, aku bahagia.."

Perth mengusap lembut pipi Saint, ia tersenyum mendengar ucapan Saint yang tulus padanya. Dan kini Perth semakin merasa bersalah karena tak bisa membuat Saint bahagia.

"Maaf.." Saint mencium tangan Perth yang memabelai pipinya.

"Tak masalah.. Aku masih bisa menunggu.." jawab Saint membuat Perth tersenyum.

.
.
.
.
.

Sudah satu minggu sejak kejadian itu, Perth sudah tak menanyakan lagi apa mereka bisa melakukan itu atau tidak, dan Saint juga lebih pendiam saat ini.
Saint memutuskan untuk pulang ke rumah Phonya, dan Perth tetap tinggal di rumah ayahnya.

Mengetahui jika hubungan kedua adiknya sedikit renggang, Forth jadi merasa bersalah.
Kemudian Beam memberikan ide untuknya, sebuah ide yang akan membuat Perth mau tak mau harus segera menikahi Saint.

Takdir Ku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang